Apa yang dimaksud dengan ingatan?

Ingatan adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang.

Apa yang dimaksud dengan ingatan ?

Pada umumnya ingatan adalah hubungan pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya. Walaupun begitu, tidak semua yang pernah dialami oleh manusia akan dapat ditimbulkan kembali. Dengan kata lain, kadang-kadang terdapat hal-hal yang tidak dapat diingat kembali.

Para ahli membedakan tiga tahapan dalam ingatan, yaitu memasukkan pesan dalam ingatan (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat kembali (retrieval) (Atkinson, dkk,1997).

Karena itu, ingatan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memasukkan, menyimpan dan mengingat kembali pesan-pesan.

Fungsi memasukkan dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:

  1. Memasukkan dengan cara tidak disengaja. Dengan cara ini apa yang dialami, dengan tidak disengaja dimasukkan dalam ingatan.

  2. Memasukkan dengan cara sengaja. Dengan cara ini individu sengaja memasukkan pengalaman-pengalaman, pengetahuan-pengetahuan ke dalam ingatannya.

Terdapat perbedaan kemampuan individu untuk memasukkan pesan-pesan ke dalam ingatan. Ada orang yang dengan cepat, namun ada juga yang lambat dalam memasukkan pesan. Demikian juga halnya dengan materi yang dimasukkan, ada yang mampu untuk memasukkan banyak pesan, namun ada juga yang hanya mampu memasukkan sedikit pesan.

Dalam tahapan penyimpanan, individu mempertahankan dan menyimpan pesan dalam ingatan selama beberapa waktu sampai saatnya ditimbulkan kembali. Karena itu masalah yang timbul dalam hal ini adalah bagaimana agar pesan yang telah dimasukkan tersebut dapat disimpan dengan baik, sehingga pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali dengan mudah bila dibutuhkan.

Tahapan yang ketiga, yaitu mengingat kembali merupakan kemampuan untuk menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Kemampuan untuk menimbulkan kembali ini dibedakan menjadi dua, yaitu mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize). Pada mengingat kembali, individu menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa adanya stimulus, sedangkan pada mengenal kembali orang menimbulkan kembali apa yang diingat dengan kehadiran objeknya.

Dalam membahas ingatan, maka orang tidak bisa meniadakan kelupaan. Karena apa yang diingat merupakan apa yang tidak dilupakan, dan apa yang dilupakan adalah apa yang tidak diingat. Sehubungan dengan kelupaan tersebut, terdapat dua teori yang dapat menjelaskan terjadinya kelupaan:

  1. Teori atropi
    Menurut teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali, sehingga mengendap dan pada akhirnya orang lupa.

  2. Teori interferensi
    Menurut teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain.

Secara sederhana, Irwanto (1999) mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang.

Galotti (2004) mendefinisikan memori sebagai suatu proses kognitif yang terdiri atas serangkaian proses, yakni:

  • penyimpanan (storage),
  • retensi, dan
  • pengumpulan informasi (information gathering).

Jenis-jenis Ingatan


Atkinson & Shriffin (1968, dalam Passer & Smith 2007; Lahey, 2007; Reed, 2007) mengembangkan suatu tahapan ingatan yang dikenal dengan Three Stage Model of Memory yang membagi ingatan manusia atas 3 komponen utama, yaitu:

  • Ingatan Sensori (Sensory Memory)
    Proses penyimpanan ingatan melalui jalur saraf-saraf sensori yang berlangsung dalam waktu yang pendek. Informasi yang diperoleh melalui panca indera (penglihatan, perabaan, penciuman, pendengaran, dan pengecapan) hanya mampu bertahan selama 1 atau 2 detik (Brown, 1987). Pernyataan ini didukung oleh Rathus (2007), yang menyatakan bahwa informasi yang pertama kali kita terima dari lingkungan dan diperoleh melalui panca indera hanya mampu bertahan 1 detik. Informasi yang diterima dengan indera penglihatan hanya mampu bertahan seperempat detik (Santrock, 2005).

  • Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory)
    Suatu proses penyimpanan ingatan sementara. Ingatan jangka pendek disebut juga working memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi masih diperlukan. Jika informasi tidak diulang kembali dalam kurun waktu 30 detik, maka informasi pada ingatan jangka pendek akan menghilang (Santrock, 2005).

  • Ingatan Jangka Panjang (Long Term memory)
    Suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Reed (2007) membagi ingatan jangka panjang menjadi 3 jenis, yaitu:

    • Ingatan Prosedural (Procedural Memory)
      Ingatan akan tindakan, keterampilan, dan operasi yang telah dipelajari, misalnya, individu mengetahui cara untuk bersepeda walaupun ia telah lama tidak bersepeda.
    • Ingatan Semantik (Semantic Memory)
      Ingatan yang berisi pengetahuan umum mengenai makna suatu hal, misalnya, individu mengetahui makna kata “terbang”.
    • Ingatan Episodik (Episodic Memory)
      Ingatan akan kejadian maupun pengalaman yang spesifik, mengetahui kapan dan di mana kejadian maupun pengalaman tersebut terjadi, misalnya, individu mengetahui kapan dan di mana ia melangsungkan pernikahannya walaupun kejadian tersebut telah berlalu 20 tahun.

Ingatan merupakan proses dimana terjadinya penarikan kembali informasi yang pernah didapat sebelumnya. Ingatan secara umum dapat diartikan kemampuan seseorang mengingat kembali pengalaman yang telah berlalu. Meskipun tidak semua pengalaman dapat diingat tetapi rata-rata orang mampu mengingat peristiwa yang mempunyai arti tersendiri dalam hidupnya.

Walgito berpendapat bahwa yang disebut dengan daya ingat atau ingatan sebenarnya tidak terbatas pada kemampuan seseorang menyimpan apa yang pernah dialami. Akan tetapi daya ingat atau ingatan juga merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang umtuk Menerima, Menyimpan, dan Menimbulkan kembali apa yang dialami.

Tahap persiapan sebelum mengingat

Memori otak memiliki tugas yang sangat penting dalam diri manusia yaitu bertugas untuk memunculkan kembali informasi yang telah disimpannya. Dalam pross mengingat atau yang sering disebut dengan menghafal agar dapat mengingat dengan baik maka ada beberapa tahap yang perlu disiapkam. Tahap-tahap persiapan yang dapat dilakukan sebelum mengingat antara lain :

1. Timing

Waktu merupakan pesiapan awal untuk mengingt informasi. Untuk itu menentukan waktu yang tepat untuk mngingat atau menghafal sesuatu adalah langkah yang tidak boleh ditinggalkan. Setelah waktu yang dianggap tepat untuk mengingat maka harus dilakukan dengan sungguhsungguh dan konsisten.

2. Freshing

Dalam proses mengngat informasi faktor kesegaran tubuh dan kenyamanan tempat termasuk hal yang perlu untuk diperhatikan. Keadaan tubuh yang tidak segar dapat membuat tubuh menjadi tidak nyaman sehingga dalam otak tidak meaksimal dalam menyimpan informasi yangg diterima.

3. Planning

Planning yang dimaksud adalah bagaimana kesiapan yang telah disiapkan sebelelum menerima atau memberikan informasi. Terutama yang berhubungan dengan tempat, lingkungan dalam menerima informai harus dipersiapkan dengan baik.

4. Motivating

Agar dalam pross mengingat dilakukan dengan sungguh-sungguh maka perlu adanya motivasi atau dorongan yang daapat membuat seseorang memiliki keinginan yang tinggi dalam mengingat iformasi.

5. Dopping

Dalam mengingat informasi seseorang membutuhkan energi yang cukup. Untuk memperoleh energi tersebut maka diperlukannya dopping. Tetapi yang dimaksud dopping disini bukan lah yang berasal dari obat-obatan yang justru dapat berdambak bagi tubuh terutama bagi otak.

6. Noting

Dalam mengingat atau menghafal juga memerlukan catatan yang berfungsi untuk menjaga informasi yang telah diperoleh.

7. Writing

Menghafal suatu teori yang cukup panjang merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan tetapi bukan berarti tidak dapat dilaakukan. Untuk menghafal sesuatu dengan paparan yang panjang maka dapat dibantu dengan menuliskan apa yang akan dihafal atau diingat dengan susunan kalimat yang ringan dan ringkas agar mudah untuk diingat.

8. Sticky note

Persiapan slanjutnya yaitu dengan menyediakan stiky note atau lembaralembaran yang memiliki banyak warna. Stiky note dapat berfungsi untuk mencatat apa yang telah diingat dengan membuat kode-kode dilembaran sticky note menggunakan warna yang berbeda yang dapat membedakan setiap materi untuk diingat atau yang telah diingat.

9. Reppetition

Reppettion atau pengulangan merupakan cara yang sering digunakan untuk mengingat informasi agar dapat tersimpan pada memori jangka panjang.

10. Recording

Menyiapkan alat perekam suara juga sangat membantu saat ingin mngingat sesuatu.

11. Break

Tubuh sangat membutuhkan istirahat untuk memulihkan kembali kesegaran tubuh. Begitu pula dengan otak, otak juga membutuhkan waktu istirahat agar tetap maksimal dalam kerjanya.

Jenis-jenis memori atau ingatan

Terkait dengan jenis-jenis memori banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli mengenai macam-macam ingatan, hal ini tegantung dari sudut mana ingatan itu dilihat sebagian ada yang melihat dari sudut pandang tugas mengingat, lamanya waktu mengingat atau jenis informasi yang diingat. Disini peneliti menjelaskan jenisjenis memori secara umum yang sering dibahas oleh para ahli.

1. Memori jangka pendek

Memori jangka pendek ini memiliki kemampuan untuk mengingat kembali pengalaman-pengaalaman yang pernah dialami oleh seseorang namun pengalaman ini tidak begitu menimbulkan kesan yang mendalam pada fikiran.

2. Memori jangka panjang

Memori jenis ini berbeda dengan memori jangka pendek karna memori jangka panjang dapat ini dapat menyimpan informasi atau pengalaman dalam waktu yang relatif lama.

Ingatan merupakan alat dimana kita menggambarkan pengalaman masa lalu kita, untuk menggunakan informasi tersebut di masa sekarang. Sebagai sebuah proses, memori menunjuk pada dinamika mekanisme yang di asosiasikan dengan pemerolehan dan pemunculan kembali informasi-informasi pada masa lampau (Crowder dalam Suryani, 2007:41).

Para psikolog kognitif telah mengidentifikasi tiga operasi memori yaitu: enconding (pemasukan), storage (penyimpanan), dan retrieval (pemunculan kembali). Setiap operasi tersebut mempresentasikan tingkatan dalam pemrosesan memori, dalam enconding kita mengubah data sensori ke dalam bentuk mental dalam storage, kita menyimpan informasi dalam memori dan retrieval kita mengeluarkan atau menggunakan informasi yang di simpan dalam memori (Suryani, 2007:41).

Ingatan (memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi, ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan; menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan. Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) halhal yang telah lampau (Woodworth dan Marquis dalam Walgito, 2004:145).

Ingatan bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan dan organ tubuh lainnya yang secara kasat mata dapat di lihat. Ingatan merupakan suatu abtraksi yang menunjuk pada suatu himpunan ciri-ciri kegiatan dan ketrampilan. Ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah di ketahui. (Hernacki dalam afiatin, 2001:26).

Menurut Su’udi (2011: 64) merangkum beberapa definisi ingatan, menjelaskan bahwa ingatan ’melakukan’ berbagai kegiatan, yaitu menyimpan informasi, memanggil kembali, memilah dan menggunakannya.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/339/5/Bab%202.pdf

Ingatan merupakan alih bahasa dari memory . Maka dari itu disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan dari memory . Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik.

Irwanto (2002) ingatan ( memory ) adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang, Santrok (2009) mendifinisaikan memory adalah penyimpanan informasi disetiap waktu, yang melibatkan pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali.

Menurut Tulving (dalam Sternberg 2008), Ingatan ( memory ) adalah cara-cara yang dengannya kita mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini. Sebagai sebuah proses, memory mengacu kepada mekanisme-mekanisme dinamis yang diasosiasikan dengan aktivitas otak untuk menyimpan, mempertahankan dan megeluarkan informasi tentang pengalaman di masa yang akan datang.

Tahapan Memori

Walgito (2004) menjelaskan bahwa ada tiga tahapan mengingat, yaitu mulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan (retention), menimbulkan kembali (remembering). Lebih jelasnya lagi adalah sebagai berikut

1. Memasukkan ( learning )

Cara memperoleh ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Secara sengaja bahwa sesorang dengan sengaja memasukkan informasi, pengetahuan, pengalaman-pengalamanya kedalam ingatannya.

  • Secara tidak disengaja; bahwa sesorang secara tidak sengaja memasukkan pengetahuan, pengalaman dan informasi ke dalam ingatannya.

2. Menyimpan

Tahapan kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau ( retention ). Apa yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak ( traces ) dan bisa ditimbulkan kembali.

3. Menimbulkan kembali

Menimbulkan kembali ingatan yang sudash disimpan dapat ditempuh dengan mengingat kembali ( to recall ) dan mengenal kembali ( to recognize ).

Sedangkan menurut Irwanto (2002) Proses mengingat berlangsung melalui tiga tahap. Tahapan-tahapan tersebut :

  1. Tahap pertama adalah belajar. Melalui belajar orang menerima informasi dari lingkungan. Pemerolehan informasi dapat dilakukan dengan sadar dan bertujuan ( intentional learning ) melalui perhatian dan konsentrasi terhadap sesuatu yang ingin dipelajari. Tetapi informasi dapat diterima tanpa tujuan untuk mengingatnya ( incidental learning ).

  2. Tahap kedua adalah penyimpanan ( retention ): informasi yang diterima memori jangka pendek ( short-term memory ), yakni hanya mengingat-ingat informasi dalam beberapa detik sampai beberapa jam. Informasi ini perlu ditransfer ke dalam memori jangka panjang ( long-term memory ) agar dapat disimpan dan diingat lebih lama, bahkan mungkin bertahan seumur hidup.

  3. Tahap ketiga adalah mengingat kembali informasi yang telah diterima dan tersimpan dalam memori jangka panjang.

Penggolongan Memori

Terdapat beberapa tokoh yang melatar belakangi penggolongan memori, diantaranya adalah sebagai berikut : James (dalam Solso dkk., 2008) memperkenalkan memori ganda yakni memori langsung yang disebutnya memori primer ( primary memory ) dan memori tidak langsung yang disebutnya memori skunder ( secondary memory ). James berpendapat bahwa memori primer yang sekarang disebut memori jangka pendek tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa menyediakan tayangan peristiwa-peristiwa yang telah dialami. Sedangkan memori sekunder atau memori jangka panjang didefinisikan sebagai jalur-jalur yang terpahat dalam jaringan otak manusia, dan setiap manusia memiliki jalur yang berbeda.

Waugh dan Norman (dalam Solso dkk., 2008:161), dengan model behavioral, model tersebut adalah model dualistik, mencakup memori primer dan memori sekunder meminjam model James. Waugh dan Norman mengembangkan model James dengan mengkuantifikasikan karakteristik-karakteristik memori primer. Sistem penyimpanan jangkan pendek diketahui memiliki kapasitas yang sangat terbatas, sehingga hilangnya informasi didalilkan terjadi tidak hanya sebagai suatu proses yang terjadi seiring berlalunya waktu, nemun terjadi karena item-item baru menindih item-item lama saat ruang penyimpanan telah penuh.

Tingkatan Memori

Solso (dalam Sugiarto, 2009) Terdapat tiga tingkatan memori

1 . Level of recall

P.I. Zinchenko menyatakan bahwa gagasan dasar pengkodean kata akan lebih baik menggunakan makna yang dalam dari kata-kata tersebut daripada dikodekan dengan hal-hal lain.

2. Level of processing

Craik dan lockhart mengemukakan bahwa data dapat dideskripsikan dengan lebih baik menggunakan konsep yang didapat pada level pemrosesan.

3. Level process VS information process

Level proses ialah model yang mengemukakan bahwa informasi yang tidak diberi perhatian penuh dan dianalisis pada level dangkal akan secepatnya dilupakan.

Ingatan merupakan suatu tempat penyimpanan ingatan yang memiliki makna penting dan dapat dimunculkan kembali apabila sewatu waktu apabila sedang dibutuhkan.

Jenis-Jenis Memori

Adapun jenis-jenis memori yaitu:

  • Memori otobiografis adalah memori yang di miliki seorang individu mengenai masa lalunya,

  • Memori episodik (episodic memory) adalah suatu sistem neurokognitif yang memungkinkan seseorang mengingat peristiwa pada masalalunya,

  • Memori semantik (semantic memory) adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide abstrak. Memori ini penting bagi penggunaan bahasa. (Solso, 2007).

Ingatan Jangka Panjang

Secara umum kita dapat menganalogikan LTM (Long Them Memory) sebagai suatu tempat penyimpanan (repository) segala hal dalam memori yang saat itu tidak sedang digunakan, namun memiliki makna yang penting dan dapat diambil kembali (retrievable). Sejumlah kategori umum dari jenis informasi yang disimpan dalam LTM (long Them Memory) disusun berdasarkan kemungkinan fungsi adaptifnya:

  1. Kemampuan spasial. Informasi mengenai lokasi kita di dunia dan obyekobyek yang penting. Pengetahuan ini memungkinkan kita melakukan pergerakan atau maneuver efektif di lingkungan kita;

  2. Karakteristik fisik dunia di sekeliling kita. Informasi ini memungkinkan kita berinteraksi secara aman dengan objek-objek yang kita jumpai;

  3. Hubungan sosial. Penting untuk mengetahui siapa kawan kita, siapa kerabat kita, dan siapa orang yang dapat kita percayai;

  4. Nilai-nilai sosial. Pengetahuan yang di anggap penting oleh kelompok kita

  5. keterampilan motorik. Penggunaan alat pemanipulasian objek;

  6. Keterampilan perseptual. Memungkinkan kita memahami stimuli dalam lingkungan kita, mulai dari bahasa hingga musik (Solso, 2007).

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/339/5/Bab%202.pdf