Apa yang dimaksud dengan Infeksi Giardia Lamblia?

Giardia lamblia

Giardia lamblia (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit flagellata yang berkoloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan penyakit giardiasis. Giardia menyerang manusia, tetapi juga dapat menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

Apa yang dimaksud dengan Infeksi Giardia Lamblia ?

Giardia lamblia

G. lamblia ditemukan kosmopolit dan penyebarannya tergantung dari golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan. Prevalensi yang pernah ditemukan di Jakarta adalah 4.4%. Prevalensi G. lamblia di Jakarta antara tahun 1983 hingga 1990 adalah 2,9%.

Morfologi


G. lamblia mempunyai 2 bentuk, yaitu tropozoit dan kista. Bentuk tropozoit bilateral simetris seperti buah jambu monyet dengan bagian anterior membulat dan posterior meruncing. Parasit ini berukuran 10-20 mikron panjang dengan diameter 7-10 mikron.Di bagian anterior terdapat sepasang inti berbentuk oval. Di bagian ventral anterior terdapat batil isap berbentuk seperti cakram cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epitel. Terdapat dua batang yang agak melengkung melintang di posterior batil isap, yang disebut benda parabasal.

Tropozoit mempunyai delapan flagel, sehingga bersifat motil. G. lamblia tidak mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subselular lain untuk metabolisme energi.

Bentuk kista oval dan berukuran 8-12 mikron dan mempunyai dinding yang tipis dan kuat dengan sitoplasma berbutir halus. Kista yang baru terbentuk mempunyai dua inti, sedangkan kista matang mempunyai empat inti yang terletak di satu kutub.

Siklus hidup


Giardia lamblia

G. lamblia hidup di rongga usus halus, yaitu duodenum dan proksimal yeyunum, dan kadang-kadang saluran dan kandung empedu.11 Infeksi terjadi setelah teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara terpajan oleh HCl dan enzim pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskitasi merupakan aktivasi kista berinti empat dorman untuk mengeluarkan parasit motil yang membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap.

Setelah melekat pada sel epitel, organisme tersebut akan berkembang biak dengan cara belah pasang longitudinal.

Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti tetapi secara in vitro, enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan peningkatan pH. Setelah enkistasi, parasit tersebut akan keluar bersama tinja. Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti air berklorin dan pendidihan air serta tahan dalam air dingin hingga berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan atau pengeringan.

Patogenesis


Melekatnya G. lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala. Bila ada, hanya berupa iritasi ringan. Perubahan histopatologi pada mukosa dapat minimal atau berat hingga menyebabkan atrofi vilus, kerusakan enterosit, dan hiperplasia kriptus, seperti tampak pada sindrom malabsorbsi. Terdapat korelasi antara derajat kerusakan vilus dengan malabsorbsi.

Tekanan hisapan dari perlekatan tropozoit menggunakan batil isap dapat merusak mikrovili dan mengganggu proses absorbsi makanan. Selain itu, multiplikasi tropozoit dengan belah pasang longitudinal akan menghasilkan sawar antara sel epitel usus dengan lumen usus yang mengganggu proses absorbsi makanan dan nutrien. Tropozoit tidak selalu penetrasi ke epitel tetapi dalam kondisi tertentu, tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih.

Gejala klinis


Setengah dari orang yang terinfeksi G. lamblia asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carrier). Gejala yang sering terjadi adalah diare berkepanjangan; dapat ringan dengan produksi tinja semisolid atau dapat intensif dengan produksi tinja cair. Jika tidak diobati, diare akan berlangsung hingga berbulan-bulan.

Infeksi kronik dicirikan dengan steatore karena gangguan absorbsi lemak serta terdapat gangguan absorbsi karoten, folat, dan vitamin B12. Penyerapan bilirubin oleh G. lamblia menghambat aktivitas lipase pankreatik.

Kelainan fungsi usus halus ini disebut sindrom malabsorpsi klasik dengan gejala penurunan berat badan, kelelahan, kembung, dan feses berbau busuk. Selain itu, sebagian orang dapat mengeluhkan ketidaknyamanan epigastrik, anoreksia dan nyeri.

Diagnosis


Diagnosis Giardia lamblia

Diagnosis definitif terhadap G. lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan duodenum atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan basah dengan larutan iodin atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom morfologi G. lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lain.

Infeksi G. lamblia pada anak


Infeksi G. lamblia lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Pada negara berkembang, hampir 100% anak mengalami infeksi G. lamblia saat 2 tahun pertama kehidupan. Pajanan terhadap parasit kemungkinan terjadi dalam interval yang sering, sehingga sebagian orang melihat G. lamblia sebagai flora normal pada individu yang tinggal di negara berkembang.

Gejala klinis pada anak serupa dengan yang dialami oleh orang dewasa. Diare, anoreksia dan penurunan berat badan merupakan gelaja yang sering ditemukan. Konsekuensi yang paling sering dilaporkan dan berpotensi menjadi serius adalah insufisiensi nutrisi.

Pada bayi dan anak, insufisiensi nutrisi dapat memiliki efek buruk pada pertumbuhan dan perkembangan. Bentuk utama gangguan nutrisi yang berhubungan dengan G. lamblia adalah penurunan berat badan atau pada anak, ‘failure to thrive’, istilah yang menggambarkan pertumbuhan lebih lambat daripada seharusnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk mengejar pertumbuhannya dan menyelesaikan perkembangan pubertas.