Apa yang dimaksud dengan Infeksi Blastocystis hominis?

Blastocystis Hominis

Blastocystis Hominis adalah parasit mikroskopik yang kadang-kadang ditemukan dalam tinja orang sehat serta dalam tinja dari orang-orang yang mengalami diare, sakit perut atau masalah pencernaan lainnya.

Infeksi Blastocystis disebut blastocystosis.

Apa yang dimaksud dengan Infeksi Blastocystis hominis ?

Blastocystis hominis merupakan protozoa yang sering ditemukan di sampel feses manusia, baik pada pasien yang simtomatik maupun pasien yang sehat. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa prevalensi Blastocystis hominis dalam tinja adalah 30-50 persen di negara-negara tropis dan 1,5-10 persen di negara maju.

Prevalensi Blastocystis hominis lebih tinggi diantara masyarakat di negara-negara tropis, imigrant, travelers dari area endemik, dan masyarakat dengan sosioekonomi yang rendah.18

Morfologi


B. hominis mempunyai 4 bentuk, yaitu vakuolar, granular, ameboid dan bentuk kista. Vakuolar adalah bentuk yang paling sering ditemukan dalam tinja maupun biakan. Di tengah ada struktur yang mirip vakuol yang tampak transparan dan refraktil dengan mikroskop phase contrast. Vakuol ini dilapisi permukaan yang mudah dilihat dengan tinta India. Bentuk granular berasal dari stadium vakuolar, fungsinya dalam dalam daur hidup B. hominis masih belum diketahui.

Ameboid mempunyai bentuk yang tidak beraturan dan banyak ditemukan di dalam tinja maupun biakan namun aktivitas ameboid sukar dilihat. Sedangkan kista B. hominis berbentuk polimorfik, tetapi kebanyakan tampak oval atau sirkular, dengan atau tanpa lapisan membrane di sebelah luarnya. Fungsi kista masih belum jelas.

Siklus Hidup


Siklus hidup untuk B. hominis pertama kali diusulkan pada tahun 1911, yang menyatakan bahwa B. hominis berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri. Ada 4 macam pembelahan yaitu belah pasang (pembelahan biner), plasmotomi, skizogoni dan endogoni. Pada manusia biasanya terjadi belah pasang.

B. hominis yang berbentuk kista masuk kedalam tubuh inang melalui makanan dan air minum yang terkontaminasi parasit ini. Didalam usus besar kista ini berubah menjadi sel tanpa mantel avakuolar. Kemudian sel avakuolar keluar dari usus besar, membentuk multivakuolar dengan mantel yang tebal, stadium multivakuolar inilah yang sering ditemukan dalam pemeriksaan tinja. Dari stadium multivakuolar, kemudian terbentuklah dinding dinding kista yang resisten terhadap faktor lingkungan eksternal merupakan bentuk infektif dari B. hominis.

Patogenesis


B. hominis merupakan flora normal tetapi bisa menjadi patogen pada kondisi- kondisi tertentu seperti immunosupresi, gizi buruk atau infeksi bersamaan. Beberapa peneliti meyakini bahwa B. hominis adalah patogen dan beberapa juga meyakini tidak. Patogenisitasnya susah untuk dipastikan karena ketidakmungkinan mengeliminasi semua penyebab dari gejala-gejala yang timbul baik yang infeksius, atau yang tidak infeksius (25% dari kasus diare penyebabnya tidak diketahui).

Penjelasan untuk patogenisitas B .hominis melibatkan:

  • Toksin bertanggung jawab untuk menyerang mukosa; dan jika tidak diproduksi, B. hominis bukan patogen

  • Beberapa tingkatan siklus kehidupan bersifat patogen, dan beberapa lainnya tidak

  • Patogenisitas bergantung pada faktor inang

  • B. hominis adalah marker untuk co-infeksi yang menyebabkan gejala tetapi ia lebih sulit ditemukan.

Manifestasi klinis


Manifestasi Blastocystis hominis adalah kembung, diare ringan sampai sedang, nyeri abdomen, anoreksia, berat badan turun, dan muntah. Karena organisme ini juga sering tidak menimbulkan gejala, patogenitasnya masih diperdebatkan; sebagian besar literatur menyatakan bahwa ketika Blastocystis hominis diidentifikasi dalam tinja dari pasien yang bergejala, penyebab lain, seperti Giardia lamblia dan Cryptosporidium parvum, sudah terinvestigasi sebelum menduga bahwa Blastocystis hominis adalah penyebabnya.

Literatur terakhir menunjukkan hubungan antara infeksi organisme ini dengan Irritable Bowel Syndrome, dan penelitian-penelitian di Jepang telah mendeteksi level B. hominis yang meningkat dalam individu dengan obstruksi usus yang disebabkan oleh karsinoma.

Diare disertai air telah banyak dilaporkan dalam kasus akut, walaupun ini mungkin dikatakan sedikit dalam kasus kronik. Kelelahan, anorexia, dan gejala nonspesifik gastrointestinal juga bisa berkaitan dengan infeksi ini. Demam juga telah dilaporkan.

Tanda dan gejala lain yang dilaporkan kadang-kadang melibatkan leukosit dalam feses, perdarahan rektum, eosinofil, hepatomegali, splenomegali, ruam di kulit, dan gatal. Satu studi telah melaporkan bahwa nyeri sendi dan pembengkakan bisa disebabkan infeksi cairan sinovial oleh B. hominis.

Sejumlah laporan kasus telah menyatakan bahwa B. hominis bisa menjadi agen penyebab dari berbagai penyakit yang melibatkan enteritis, colitis, terminal ileitis, dan bisa berkomplikasi menjadi ulceratif colitis.

Diagnosis


Diagnosis Blastocystis hominis dilakukan dengan pemeriksaan sampel tinja segar atau diawetkan dengan pewarnaan iodin/trikrom di bawah mikroskop cahaya. Seluruh bentuk Blastocystis hominis dapat ditemukan dalam sampel tinja. Pemeriksaan ELISA dan tes fluorescent-antibodi juga dapat dilakukan dengan cara mendeteksi serum antibodi.