Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi ?

Ilmu ekonomi

Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat mengambil pilihan untuk menggunakan sumber daya yang langka yang telah disediakan oleh alam dengan generasi sebelumnya.

Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi ?

Ekonomi berasal dari perkataan Yunani “ Oikonomia ” yang secara etimologis kata “ Oikos ”, dapat diartikan sebagai rumah, sedangkan kata Nomos berarti peraturan. Jadi ekonomi adalah aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga rakyat ( volkshuishouding ) maupun dalam rumah tangga negara ( staatshuishouding ).

Dalam bahasa Arab dinamakan mu’amalah maddiyah yaitu aturan-aturan tentang pergaulan dan perhubungan manusia mengenai kebutuhan hidupnya. Lebih tepat lagi dinamakan iqtishad .

Iqtishad ialah mengatur soal-soal penghidupan manusia dengan sehemat-hematnya dan secermat-cermatnya.

Karena luasnya kaidah ekonomi, pembahasan dalam ilmu ekonomi terbagi pada :

  1. Ekonomi sebagai usaha hidup dan pencarian manusia dinamakan economical life ;
  2. Ekonomi dalam rencana suatu pemerintahan dinamakan political economy ;
  3. Ekonomi dalam teori dan pengetahuan dinamakan economical science .

J. Van Zwijnregt menyebutkan ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Sedangkan Albert Mayers mengemukakan ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan manusia. Lebih jauh Lionnel Robbins mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang berhubungan dengan aspek kelakuan (manusia) yang timbul karena kelangkaan alat-alat guna mencapai tujuan yang ada.

Frank Knight menyatakan bahwa studi mengenai ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara bertindak ekonomi. Ekonomi adalah apa yang dilakukan oleh ilmu ekonomi menurut Jacob Viner. Ilmu ekonomi menurut Van der Valk mempelajari tindakan-tindakan ekonomis dari manusia dan akibat-akibatnya. Croome mengatakan ilmu ekonomi adalah ilmu mengenai kelangkaan. Oleh J.L. Mey Jr, ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia ke arah kemakmuran.

Ilmu ekonomi adalah studi mengenai bagaimana masyarakat menggunakan sumber dayanya yang langka.

Sebagai sebuah disiplin, ilmu ekonomi mempunyai batasan kajian. Ilmu ekonomi berangkat dari realitas bahwa manusia mempunyai kesulitan untuk memenuhi keinginannya yang tak terbatas sementara sumber daya yang diperlukan sangat langka. Ia harus menghadapi banyak pilihan dengan menggunakan salah satu secara optimal, membuat urutan prioritas atau mengombinasikan berbagai sumber daya dalam memproduksi barang dan jasa yang diinginkan. Faktor produksi itu dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu,

  • Pertama, tenaga kerja atau usaha manusia yang mencakup fisik dan mental,

  • Kedua, kapital atau kreativitas manusia yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa,

  • Ketiga, tanah dan sumber daya alam,

  • Keempat, kemampuan kewirausahaan berupa bakat untuk menghasilkan produk baru atau cara yang lebih baik dalam menghasilkan produksi yang sudah ada.9 Semua itu adalah wilayah kajian ilmu ekonomi.

Pembatasan wilayah ini tidak menjadikan ekonomi terisolasi dari pengembangan ilmu pengetahuan yang lain. Karena mempelajari tentang pilihan manusia dalam berekonomi berarti ekonomi melihatnya sebagai interaksi menusia dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan relasi tersebut, maka ilmu ekonomi tidak bisa melepaskan dari perkembangan ilmu sosial. Heilbroner meragukan universalitas ilmu ekonomi dengan mengutip pendapat Hirshleifer bahwa sangat tidak mungkin untuk membuat garis batas teritorial ekonomi atau memisahkannya dari disiplin sosial yang lain. Ekonomi dengan disiplin yang lain saling berpenetrasi dan berpengaruh secara timbal balik. Yang ada hanya satu ilmu pengetahuan.

Tiga karakter yang mendasari kajian ekonomi kontemporer, yaitu ;

  • Manusia diasumsikan sebagai makhluk individualis dan rasional;
  • Kesejahteraan material adalah tujuan utama;
  • Setiap individu secara inheren terus berusaha meningkatkan kesejahteraan materialnya dan memiliki pengetahuan serta kemampuan untuk mengambil keputusan mana yang baik atau buruk bagi dirinya.

Ilmu ekonomi kontemporer masih menghindari nilai-nilai kewahyuan, hipotesis dan teori masih didasarkan pada logika apriori yang hanya berdasar keyakinan ( beliefs ). Kesuksesan prediksi diukur dari pencapaian tujuan ilmu, pengujian teori melalui verifikasi empirik. Semua itu dipengaruhi karya Friedman, The Methodology of Positive Economics. Ekonom harus menggunakan scientific methode : bentuk fusi dari deduktif dan induktif; dalam penelitian dan analisisnya. Logika positivisme yang dikembangkan oleh Comte menjadi landasan filosofisnya.

Lapangan ekonomi terbatas pada persoalan yang berhubungan langsung dengan perbuatan manusia dalam usaha mencapai kemakmuran jasmani ( material wealth ). Tetapi karena kebutuhan manusia sedemikian rupa luasnya sehingga bukan hanya menyangkut jasmani saja, tetapi juga menyangkut persoalan rohani. Jadi persoalannya menjadi lebih luas, yaitu menyelidiki keinginan manusia untuk memperkecil kekurangan kemakmuran itu sendiri.

Sumber : Rabiatul Adawiah, Perspektif beberapa ideologi tentang ekonomi : Sebuah kajian filsafat ekonomi, IAIN Antasari

Menurut AlbertL. Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah kebutuhan dan pemuas kebutuhan.

Ahli ekonomi lainnya, yaitu J.L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia kearah kemakmuran. Pendapat tersebut sangat realistis karena ditinjau dari aspek ekonomi di mana manusia sebagai makhluk ekonomi, pada hakikatnya mengarah pada pencapaian kemakmuran.

Kemudian, Samuelson dan Nordhaus mengemukakan bahwa ilmu ekonomi merupakan studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternative penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.

Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

  1. Ilmu ekonomi positf
    Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dalam masalah ‗apakah yang terjadi‘. Oleh karena itu ilmu ekonomi positif netral terhadap nilai-nilai. artinya, ilmu ekonomi positif bebas nilai, hanya menjelaskan 'apakah harga itu‘ dan 'apakah yang akan terjadi jika harga itu naik atau turun‘ bukan 'apakah harga itu adil atau tidak‘ .

  2. Ilmu ekonomi normatif
    Membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah ‗apakah yang seharusnya terjadi‘. Ilmu ekonomi adalah pertimbangan nilai.

Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, geografi dll.
Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia, juga berarti mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi, baik yang berupa hubungan kausal maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah-masalah eonomi yang dihadapi oleh masyarakat.

Ilmu ekonomi pun memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut mencakup hal-hal berikut.

  1. Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat dilokalisasikan. Sebagai akibatnya, kesimpulan atau generalisasi yang diambilnya bersifat kontekstual (akan terikat oleh ruangdan waktu)

  2. Dalam ilmu ekonomi, manusia selain berkedudukan sebagai subjek yang menyelidiki, juga berkedudukan sebagai objek yang diselidiki. Oleh karena itu, hasil penyelidikannya yang berupa kesimpulan atau generalisasi, tidak dapat bersifat mutlak, dimana unsur-unsur subjektivasnya akan mewarnai kesimpulan tersebut.

  3. Tidak ada laboratorium untuk mengadakan percobaan ekonomi. Sebagai akibatnya, ramalan ekonomi sering tidak tepat dan akurat.

  4. Ekonomi hanya merupakan salah satu bagian saja dari seluruh program akivitas di suatu Negara. Oleh karena itu, apa yang direncanakan dengan kenyataan sering tidak sejalan.
    Sehubungan dengan keterbatasannya tersebut, maka sebagai akibatnya, sifat keberlakuan generalisasinya yang berupa dalil-dalil atau hukum- hukum, dan teori-teorinya akan tergantung kepada konteks ruang dan waktu serta tidak mutlak. Jadi, sifat keberlakuan dalil-dalilnya atau hukum-hukumnya adalah bersyarat, yaitu apabila yang lainnya tidak berubah. Syarat ini disebut pula Cateris Paribus. Hal itu disebabkan oleh hukum ekonomi yang merupakan pernyataan tentang tendesi- tendesi ekonomi. Ia merupakan hukum-hukum yang berhubungan dengan tingkah laku social masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dimana tingkah laku tersebut pun dipengaruhi atau tergantung pada situasi dan kondisi yang berlaku suatu saat. Jadi, ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial tetap tidak dapat melepaskan dirinya dari keterbatasan yang dimiliki oleh ilmu sosial.

Ditinjau dari ruang lingkupnya, ilmu ekonomi dapat dibedakan atas ekonomi makro dan ekonomi mikro.

Ekonomi makro


Istilah makro ekonomi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun 1933, yang diterapkan pada studi mengenai hubungan antaragregat ekonomi yang bersifat luas, seperti pendapatan nasional, inflasi, pengangguran, neraca pembayaran.

Dalam hal ini, instrument kebijakan makro ekonomi adalah moneter dan fiskal. Kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank sentral, sebagai contoh oleh Bank Indonesia. Salah satu keuntungan kebijakan moneter sebagai alat untuk mempengarihi perekonomian adalah berbeda dari kebijakan fiskal, kebijakan ini dapat dikaji ulang dan diubah secara continue berdasarkan informasi baru. Sedangkan kebijakan fiskal adalah perpajakan dan pembelanjaan masyarakat yang dikontrol oleh pemerintah dan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang telah mendapat pengesahan dari badan legislative. Pajak dan pembelanjaan mempengaruhi perekonomian melalui cara yang berbeda-beda, tetapi kebijakan fiskal dalam konteks saat ini adlah efek bujet sebagai suatu keseluruhan terhadap tingkat agregat permintaan dalam perekonomian, kecuali dalam situasi darurat, kebijakan fiskal biasanya diubah sekali setahun. Kegunaannya dalam mengatur perekonomian pun ditentukan oleh kemampuan dalam menangani anggaran public itu sendiri secara bijaksana.

Penggunaan pinjaman public dan tingkat suku bunga untuk menstabilkan perekonomian diterima sebagai suatu prinsip kebijakan pada tahun 1950-an dan 1960-an, seiring dengan gagasan Maynard Keynes yang telah mengubah banyak prinsip ekonomi. Selanjutnya, di tahun 1970-an dan 1980-an muncullah neoklasik atau kontrarevolusi moneritas yang berasal dari Chicago dan dipimpin Milton Friedman. Isu yang mendasar dalam perdebatan ini berkaitan dengan hubungan antara dua tujuan dari full employment dan stabilitas harga. Hal itu dimungkinkan dari pemotongan pajak atau pemotongan tingkat suku bunga, untuk meningkatkan ketenagakerjaan dalam jangka pendek tanpa harus membuat inflasi meningkat cepat. Namun, dalam jangka panjang argumentasi neoklasik menyatakan bahwa situasi ini tidak dapat berbalik dengan tingkat pengangguran kembali pada level alamiah dan tidak ada yang dapat ditunjukan untuk kebijakan perluasan, kecuali terjadinya inflasi yang lebih tinggi.

Menurut Briion, tidak dapat dipungkiri dalam praktiknya catatan kebijakan makro ekonomi sejak tahun 1970-an lebih banyak mengalami kegagalan dibandingkan keberhasilan. Inflasi meningkat tajam disebagian besar Negara, terutama pada periode kenaikan harga minyak dunia yang paling dramatis pada tahun 1947 dan 1979. sejak tahun 1980-an, inflasi lebih rendah, tetapi pada saat bersamaan pengangguran di banyak Negara jauh lebih tinggi. Respon terhadap berbagai kekecewaan ini telah mengarahkan pada tindakan memperkenalkan desain kebijakan harga dan penghasilan. Pendekatan lain yang berlanjut hingga tahun 1990-an, melibatkan tindakan- tindakan ketenagakerjaan khusus yang dirancang untuk membantu pengaturan secara langsung dengan cara memberikan pelatihan atau mencarikan lowongan pekerjaan yang sesuai untuk mereka.

Ekonomi mikro


Ini sangat berbeda dengan studi mengenai unit-unit pengambilan keputusan individual dalam perekonomian, seperti rumah tangga, pekerja dan perusahaan yang secara umum dikenal dengan sebutan mikro ekonomi. Sebagai contoh, ekonomi mikro meneliti determinasi harga terhadap beras, harga relative beras dan baja, atau employment dalam industri baja sementara makro ekonomi berurusan dengan determinasi tingkat employment dalam suatu perekonomian khusus, atau dengan tingkat harga dari seluruh komoditas. Kendati demikian, perbedaan antara dua bidang analisis ekonomi ini berguna untuk berbagai tujuan.

Perkembangan mikro ekonomi sebagai bidang tersendiri, merupakan bagian dari pendekatan marginal atau neoklasik yang mulai mendominasi teori ekonomi setelah tahun 1970-an. Berbeda dengan ekonomi klasik, yang menyoroti pertumbuhan ekonomi ngara akibat pertumbuhan sumber daya produktif mereka, serta menjelaskan harga relative barang berdasarkan kondisi objektif dari biaya produksinya. Teori neoklasik mengarahkan perhatiannya pada alokasi sumber daya yang tersedia secara efektif dan padadeterminasi subjektif terhadap harga-harga individual yang berdasarkan pada kegunaan marginal.

Terdapat enam topik yang sering dipersentasikan dalam mikro ekonomi, yakni :

  1. Teori perilaku konsumen
  2. Teori pertukaran
  3. Teori produksi dan biaya
  4. Teori perusahaan
  5. Teori distribusi
  6. Teori ekonomi kesejahteraan

Tema umum yang mendasari semua topik tersebut adalah upaya dari para aktor individual untuk meraih seatu posisi yang optimal dengan nilai-nilai parameter yang membatasi pemilihan mereka. Para konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasan atau kegunaan sesuai dengan selera, pendapatan dan harga barang. Perusahaan berusaha memaksimalkan laba mereka, ini berarti bahwa dengan tingkat output berapa pun diproduksi dengan biaya terendah. Syarat- syarat maksimalisasi tersirat dalam istilah ekualitas marginal sama dengan biaya marginal.

Kajian Ilmu Ekonomi


Dewasa ini ilmu ekonomi telah berkembang jauh melebihi ilmu-ilmu social lainnya yang terbagi-bagi dalam berbagai bidang kajian, seperti berikut ini :

  1. Ekonomi Lingkungan
    Bidang kajian ekonmi lingkingan ini bermula dari tulisan gray (1900- an), pigou (1920-an), dan Hotelling (1930-an), akan tetapi baru muncul sebagai studi koheren pada tahun 1970-an, yakni ketika revolusi lingkungan mulai terjadi di berbagai Negara. Terdapat 3 nsur pokok dalam ekonomi lingkungan, yakni sebagai berikut :

    • Kesejahteraan manusia sedang terancam oleh degradasi lingkungan dan penyusuan sumber daya alam.
    • Kerusakan lingkungan disebabkan oleh penyimpangan atau kegagalan ekonomi, terutama yang bersumberdari pasar.
    • Solusi kerusakan lingkungan harus mengoreksi unsur- unsur ekonomi sebagai penyebabnya.
  • Ekonomi Evolusioner
    Ilmu ekonomi evolusioner merupakan bidang kajian ekonomi yang menjelaskan naik turunnya pertumbuhan ekonomi dan jatuh bangunnya perusahaan-perusahaan, kota-kota, kawasan, dan Negara yang mencerminkan bahwa evolusi selalu beroperasi pada tingkat yang berlainan dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.

  • Ekonomi Eksperimental
    Pada mulanya, bidang ekonomi eksperimental merupakan hasil studi perilaku pilihan individu, terutama ketika para ekonom memusatkan perhatiannya pada teori mikro ekonomi

  • Ekonomi Kesehatan
    Ilmu ekonomi kesehatan berusaha melakukan analisis terhadap input perawatan kesehatan, seperti pembelanjaan dan tenaga kerja, memperkirakan dampak pada hasil akhir yang diinginkan, yakni kesehatan masyarakat. Tujuan ilmu ekonomi kesehatan adalah menggeneralisasikan aneka informasi mengenai biaya dan keuntungan dari cara-cara alternative mencari kesehatan dan tujuan kesehatan.

  • Ekonomi Institusional
    Ilmu ekonomi institusional merupakan studi tentang system social yang membatasi penggunaan dan pertukaran sumber daya langka, serta upaya untuk menjelaskan munculnya berbagai bentuk pengaturan institusional yang masing-masing mengandung konsekuensi tersendiri terhadap kinerja ekonomi.

  • Ekonomi Matematik
    Ditinjau dari substansinya dalam ekonomi matematik, mula-mula digunakan teori ekuasi simultan oleh Leon Walras untuk membahas problem ekuilibrium dalam beberapa pasar yang saling berhubungan dengan digunakannya kalkulus oleh Edgeworth untuk menganalisis perilaku konsumen.

  • Ekonomi Sumber Daya Alam
    Ilmu ekonomi sumber daya alam merupakan bidang ekonomi yang mencakup kajian deskriptif dan normaif terhadap alokasi berbagai sumber daya alam, yaitu sumber daya yang tidak diciptakan melalui kegiatan manusia, melainkan disediakan oleh alam.

  • Ekonomi Pertahanan
    Ekonomi pertahanan, merupakan studi tentang biaya-biaya pertahanan yang mengkaji masalah pertahanan dan perdamaian dengan menggunakan analisis dan metode ekonomi yang meliputi kajian mikroekonomidan makroekonomi, seperti optimisasi statis dan dinamis, teori pertumbuhan, distribusi, perbandingan data statistic, dan ekonometrik(penggunaan statistika model ekonomi).

  • Ekonomi Sisi Penawaran
    Ilmu ekonomi sisi penawaran memiliki makna danda, yakni makna umum dan khusus. Makna umum ekonomi sisi penawaran, biasanya berkaitan dengan analisis yang menekankan pada arti penting factor penawaran dalam output dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan dalam pengertian khusus, istilah tersebutdialosasikan dengan kebijakan ekonomi amerika serikat pada tahun 1980-an, kadang-kadang merujuk pada Reagonomics yang berpandangan bahwa pemotongan pajak tidak perlu disesuaikan dengan pemotongan pengeluaran karena pemotongan pajak akan menyebabkan pertumbuhan yang cukup untuk mengembalikan pendapatan pajak.

  • Ekonomi Kesejahteraan
    Ilmu ekonomi kesejahteraan adalah kajian ilmu ekonomi tentang bagaimana melakukan sesuatu dengan cara yang terbaik atau optimal, dalam menggunakan sumber-sumber yang terbatas.

  • Ekonomi Dualistik
    Ilmu ekonomi dualistic merupakan istilah yang memiliki makna akademis teknis maupun makna yang lebih umum. Dikatakan demikia karena dalam teknisnya, istilah ini merujuk pada adanya dua sector berlainan dalam perekonomian yang sama, masing-masing mempunyai pijakan budaya, aturan main, teknologi, pola-pola permintaan, dan praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan di sisi lain yang mencerminkan hal lebih umum adalah adanya perbedaan sector subsisten tradisional yang berpendapatan rendah, khususnya di pedesaan dengan sector kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern.

  • Ekonomi Informal
    Ilmu ekonomi informal merupakan suatu istilah yang sering dihubungkan dengan perekonomian, bawah tanah, perekonomian gelap atau perekonomian yang terabaikan, yang semuanya mengacu pada jenis-jenis transaksi ekonomi yang tidak tercermin pada statistik resmi.

  1. Ekonomi campuran
    Konsep ekonomi campuran merujuk kepada bentuk pengakuan keharusan system ekonomi pasar bercampur dengan intervensi Negara.

  2. Ekonomi Pertanian
    Konsep tentang ekonomi pertanian untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Franscois Quesnay. Asumsinya adalah bidang pertanian dinyatakan sebagai satu-satunya sector yang produktif sebab hanya bidang pertanian itulah reproduksi dilipat gandakan, seperti halnya padi-padian.

  3. Ilmu Ekonomi Tingkah Laku
    Ilmu ekonomi sndiri pada hakikatnay dalh ilmu tenang tingkah laku manusia. Oleh karena itu, memang agak pleonasme untuk menggunakan istilah ‗ilmu ekonomi tingkah laku‘. Namun demikian, terdapat perbedaan yang berarti antara ilmu ekonomi tingkah laku, khususnya dengan ilmu ekonomi neoklasik, mengingat yang terakhir tersebut umumnya menjauhi studi empiris dan cenderung lebih memilih pendekatan deduksi secara logis dari aksioma-aksioma yang rasional.

    Mengingat dalam ilmu ekonomi tingkah laku bersifat empiris maka wajar dalam pengembangan metode yang digunakannya pun lebih banyak dengan wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara langsung, sebagai contoh pada pengkajian perilaku konsumen.

    Sedangkan ilmu ekonomi neoklasik yang menggunakan pendekatan deduksi, metode yang dikembangkan adalah metode-metode ekonometri. Dalam metode tersebut banyak menggunakan tumpukan data-data.

  4. Ilmu ekonomi Pembangunan
    Kajian ilmu ekonomi pembangunan mengacu pada masalah perkembangan ekonomi, khususnya di Negara-negara berkembang dan terbelakang yang embrionya mulai awal tahun 1940-an, dan lahir setelah perang dunia II.

Metode Ilmu Ekonomi


Ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa yang bersifat langka serta memiliki kegunaan alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan metode-metode dalam ilmu ekonomi tersebut.

Adapun metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi menurut Chaurmain dan Prihatin (1994) meliputi sebagai berikut.

  1. Metode Induktif
    Metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang ada di dalam realitas kehidupan. Realita tersebut mencakup setiap unsure kehidupan yang dialami individu, keluarga, masyarakat likal, dan sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dikaji secermat mungkin.

Sebagai contoh, upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. Upaya tersebut dilakukan sedemikian rupa sampai diperoleh barang dan jasa yang dapat tersedia pada jumlah, harga dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk mencapai tujuan kebutuhan tersebut, diperlukan perencanaan yang dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara atau metode untuk menyusun daftar kebutuhan terhadap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.

  1. Metode Deduktif
    Metode ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip umum yang sudah diuji kebenarannya. Dengan metode ini, ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah sesuai dengan acuan, prinsip hukum, dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa jika persediaan barang dan jasa berkuranng dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap maka barang dan jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. Buolding (1955) menyebutnya sebagai metode eksperimen intelektual (the method of intellectual experiment).

  2. Metode Matematika
    Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi dengan cara pemecahan soal-soal secara matematis. Maksudnya bahwa dalam matematika terdapat kebiasaan yang dimulai dengan pembahasan dalil-dalil. Melalui pembahasan dalil-dalil tersebut dapat dipastikan bahwa kajiannya dapat diterima secara umum.

  3. Metode Statistika
    Suatu metode pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran, dan penyajian data dalam bentuk angka-angka secara statistik. Dari angka-angka yang disajikan, kemudian dapat diketahui permasalahan yang sesungguhnya, selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. Sebagai contoh, pembahasan mengenai pengangguran. Dalam hal ini, dapat terlebih dahulu diidentifikasi unsure-unsur yang berkaitan dengan pengangguran, misalnya data perusahaan, data tenaga kerja yang terdidik atau kurang terdidik, jenis dan jumlah lapangan kerja yang tersedia, jumlah dan tingkat upah yang ditawarkan perusahaan, tempat perusahaan beroperasi, rata-rata tempat tinggal para calon pekerja. Dari data yang terkumpul tersebut, seorang ahli ekonomi dapat menyusun analisis dan penafsiran data secara statistik yang berhubungan dengan pemecahan masalah penganguran tersebut. selanjutnya, dari angka-angka statistik tersebut dapat ditentukan cara yang tepat untuk membantu mengatasi masalah pengangguran secara akurat berdasarkan tafsiran peneliti terhadap angka-angka yang disajikan statistik.

Generalisasi Ilmu Ekonomi


Skarsitas

Skarsitas (kelangkaan) akan barang dan jasa timbul apabila kebutuhan (keinginan) seseorang ataupun masyarakat lebih besar dari pada tersedianya barang dan jasa tersebut . Skarsitas akan muncul apabila barang dan jasa yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Produksi

Dalam system perekonomian modern, berlangsung berbagai aktivitas produksi yang sangat banyak dan beragam. Dalam masyarakat agraris, aktivitas pertanian menggunakan pupuk, benih, tanah, dan tenaga kerja yang menghasilkan beras dan jagung. Dalam masyarakat industri, pabrik ;-pabrik modern menggunakan bahan mentah, energi, mesin, dan tenaga kerja untuk menghasilkan televise, computer, mobil, telepon, dan sebagainya. Begitu pun dalam dunia usaha penerbangan, banyak menggunakan pesawat terbang, bahan bakar, tenaga kerja, dan system reservasi terkomputerisasi sehingga penumpang memungkinkan untuk melakukan traveling ke berbagai rute penerbangan dengan metode kerja yang cepat dan modern. Dengan demikian, semuanya berusaha untuk berproduksi secara efisien atau dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain, mereka selalu berusaha untuk berproduksi pada tingkat output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu.

Konsumsi

Konsumsi selalu merupakan satu-satunya unsur GNP yang terbesar dari seluruh pengeluaran. Untuk itu, alat pokok dalam analisis ini adalah bagaimana mengaitkan pengeluaran untuk konsumsi dengan tingkat pendapatan disposable konsumen. Akan tetapi, perbandingan konsumsi dan pendapatan tersebut tidaklah selalu linear karena ada batas tambahan uang yang dibelanjakan untuk makanan, dimana orang tidak dapat makan semakin banyak dan semakin enak terus searah dengan peningkatan pendapatannya. Maka mulai batas tersebut proporsi dari seluruh pengeluaran untuk makan pun mulai menurun atau sebaliknya kecenderungan tabungan semakin menarik.

Investasi

Kenaikan investasi dapat mendorong kenaikan pendapatan. Proses kenaikan pendapatan sebagai akibat kenaikan investasi dapat dikemukakan sebagai berikut. Injeksi dana investasi memungkinkan produsen menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak. Untuk itu, ia akan membeli factor produksi yang lebih banyak lagi. Sebagai akibatnya, pendapatan yang diterima konsumen meningkat. Kenaikan pendapatan konsumen tersebut akan mendorong mereka menambah konsumsi, tabungan, atau keduanya.

Pasar

Dalam sebuah system ekonomi pasar, tidak ada individu maupun organisasi yang secara seorang diri bertanggung jawab atas penetapan harga, produksi, konsumsi, dan distribusi. Khusus untuk harga, menggambarkan kesepakatan antara orang dan perusahaan yang dengan sukarela melakukan pertukaran berbagai komoditas. Disamping itu, harga pun merupakan sinyal bagi produsen dan konsumen. Hargapun mengkoordinasikan keputusan – keputusan para produsen dan konsumen dalam sebuah pasar. Harga – harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian konsumen dan mendorong produksi. Harga – harga yang lebih rendah mendorong konsumsi dan menghambat produksi. Harga adalah roda penyeimbang dari mekanisme pasar.

Uang

Pada hakikatnya, uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran, baik barang, jasa, maupun utang. Dengan demikian, secara umum uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum memiliki fungsi sebagai alat tukar – menukar, sebagai alat menyimpan kekayaan, dan sebagai alat pengukur nilai.

Letter of Credit

Dipandang dari sudut kepentingan eksportir dan importer, system pembayaran yang paling aman adalah letter of credit. Sebab dengan system letter of credit dapat memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor, mengamankan dana yang disediakan importer dalam pembayaran barang impor, dan menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.

Neraca pembayaran

Dalam mempertimbangkan langkah – langkah untuk menyeimbangkan neraca pembayaran, Negara yang bersangkutan harus memfokuskan diri pada neraca transaksi berjalan jika ia menginginkan berfungsinya perekonomian riil dan ingin menghindari penurunan terus – menerus atas nilai tukar mata uangnya jika sedang defisit.

Bank dan Perbankan

Pada dasarnya bank sentral memiliki tugas untuk memelihara agar system moneter bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tercapainya tingkat pertumbuhan kredit atau uang yang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa mengakibatkan inflasi yang berarti. Untuk mencapai tujuan tersebut, bank sentral bertanggung jawab atas perumusan serta pelaksanaan kebijaksanaan moneter, mengatur dan mengawasi serta mengendalikan system moneter.

Koperasi

Beberapa kasus kurang majunya system ekonomi koperasi di Indonesia, pada umumnya disebabkan oleh rendahnya kesadaran berkoperasi serta kurangnya etos kerja yang berdisiplin, baik di tingkat pengurus maupun para anggotanya.

Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dasar tidak cukup lagi didefinisikan hanya dengan mengacu kepada kebutuhan fisik individunya saja, melainkan harus melibatkan syarat – syarat fisik serta layanan lainya yang dibutuhkan oleh komunitas local. Penguraian kebutuhan dasar tersebut bergantung pada beberapa asumsi mengenai berfungsi dan berkembangnya masyarakat.

Kewirausahaan

Suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh, banyak kewirausahawan yang sukses adalah para pendatang atau imigran yang walaupun dengan semangat kantong kosong, anggota kelompok minoritas yang militian jauh lebih berhasil dibanding kelompok lain (Casson, 2000).

Perpajakan

Tradisi membayar pajak tepat pada waktunya sebagai bagian integral dalam menaati perundangan yang berlaku, tidaklah mudah untuk dilaksanakan karena memerlukan tingkat kesadaran yang tinggi dan terjalin kuat rasa saling percaya antara rakyat dengan pemerintah yang ada. Namun, bagi sejumlah pemerintahan yang tidak transparan, korup, dan tidak accountable akan sulit menumbuhkan kesadaran bagi rakyatnya untuk mematuhi undang – undang perpajakan tersebut.

Periklanan

Pengaruh periklanan tidak lagi terbatas pada efek – efek ekonomi, melainkan meluas ke berbagai bidang, dan tidak selalu positif tetapi juga negative. Dalam bidang komunikasi social, iklan pun berperan sebagai lokomotif komunikasi social. Ia mencoba menarik para konsumen dengan dimensi – dimensi yang tidak berhubungan langsung dengan promosi barang – barang tersebut, seperti dimensi identitas individual, keluarga atau kelompok, kepuasan atau kebahagiaan, gender, dan sebagainya (Leiss, 1990).

Perseroan Terbatas

Badan usaha perseroan terbatas memiliki ciri – ciri independensi yang tinggi serta dapat mengabaikan risiko utang bagi pemilik sahamnya sehingga berani berekspansi secara maksimal, selama masih ada pihak yang mau memberikan pinjaman usahanya. (Reekie, 2000).

Teori Ekonomi


Teori ekonomi makro adalah teori ekonomi yang membahas masalah-masalah ekonomi secara keseluruhan, secara besar-besaran, menyangkut keseluruhan sistem dan organisasi ekonomi. Dalam ekonomi makro, dibahas teori-teori yang bersifat umum dari gejala-gejala ekonomi keseluruhan. Hal itu terutama menyangkut peristiwa-peristiwa ekonomi yang berhubungan dengan tingkat harga umum; keseluruhan permintaan dan penawaran yang berkaitan dengan jumlah penduduk dan jumlah produksi masyarakat keseluruhan; jumlah kesempatan kerja, lapangan kerja, serta penempatan kerja dari seluruh tenaga kerja yang ada dalam masyarakat. Jadi, teori ekonomi makro membahas keseluruhan gejala dan peristiwa dalam kehidupan ekonomi serta hubungannya satu sama lain, baik yang bersifat hubungan kausal maupun hubungan fungsional.

Berbeda dengan teori mikro yang merupakan suatu teori yang membahas peristiwa atau hubungan kausal dan fungsional antara beberapa peristiwa ekonomi yang bersifat khusus. Pengertian khusus di sini adalah pada kajian- kajian yang lebih terbatas (spesifik), seperti pada orang tertentu, keluarga tertentu, perusahaan tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian, pokok kajian utama pada teori mikro terbatas pada kebutuhan barang dan jasa, harga, upah, dan pendapatan dari suatu organisme ekonomi dalam lingkup rumah tangga, keluarga, atau perusahaan (Choumain dan Prihatin, 1994).

1. Teori Ekonomi Klasik Adam Smith

Teori ini merupakan karya Adam Smith yang dituangkan dalam buku An Inquiry into Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776). Smith adalah seorang Guru Besar Falsafah Moral di Universitas Glasgow yang memusatkan perhatiannya kepada persoalan-persoalan umum, yaitu bagaimana menciptakan kerangka politik dan sosial yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara swasembada (Jhingan, 1994; Sastradipoera, 2001). Adapun pokok-pokok pikiran dari teorinya sebagai berikut.

  • Kebijaksanaan Pasar Bebas
    Tercapainya suatu keterlibatan pemerintah yang minimum untuk mencapai suatu bentuk persaingan yang sempurna maka secara otomatis harus bebas atau campur tangan pemerintah seminimal mungkin. Karena itu, semboyannya the best government governs the least . Sebab teori tersebut berasumsi bahwa yang akan memaksimumkan pendapatan nasional adalah “tangan-tangan yang tak kelihatan”.

  • Keuntungan Merangsang bagi Investasi
    Menurut pandangan teori ini bahwa keuntungan itu merangsang investasi. Artinya, semakin besar keuntungan, akan semakin besar pula akumulasi modal dan investasi.

  • Keuntungan Cenderung Menurun
    Artinya, keuntungan tidak akan naik secara terus-menerus, namun cenderung menurun apabila persaingan untuk menghimpun modal antarkapitalis meningkat. Alasannya adalah dengan menaiknya upah sebagai akibat persaingan antarkapitalis. Sementara upah dan sewa naik karena naiknya harga-harga pangan. Hal itu mendapat pembenaran dari Ricardo.

  • Keadaan Stationer
    Para ahli ekonomi klasik meramalkan akan timbulnya keadaan stationer pada akhir proses pemupukan modal. Sekali keuntungan mulai menurun, proses ini akan berlangsung terus sampai keuntungan menjadi nol, pertumbuhan penduduk dan pemupukan modal terhenti, dan tingkat upah mencapai tingkat kebutuhan hidup minimal.

2. Teori Tahapan Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi Rostow

Teori Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling terkenal adalah teori dari ekonom W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya ― The Stage of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto ‖ (1960) dan juga dalam ― The Process of Economic Growth (1953), kajiannya memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Menurut Rostow, perkembangan ekonomi suatu masyarakat meliputi lima tahap perkembangan, yaitu tahap masyarakat tradisional, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap kematangan ( maturity ), tahap konsumsi massa tinggi atau besar- besaran.

  • Tahap Tradisional
    Masyarakat tradisional diartikan sebagai suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra-Newtonian, yaitu zaman dinasti-dinasti Cina, Peradaban Timur Tengah, daerah Mediterania, dan dunia Eropa pada Abad Pertengahan (Rostow, 1960: 5). Dalam masyarakat ini, pertanian masih mendominasi aktivitas ekonomi dan kekuatan politik umumnya masih pada penguasa tanah. Ini tidak berarti bahwa pada masyarakat tersebut tidak ada perubahan ekonomi. Sebenarnya, banyak tanah dapat digarap, skala dan pola perdagangan dapat diperluas, manufaktur dapat dibangun, dan produktivitas pertanian dapat ditingkatkan sejalan dengan pertambahan penduduk yang nyata. Namun, fakta menunjukkan bahwa keinginan untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modem secara teratur dan sistematis masih bertabrakan dengan suatu batas, yaitu tingkat output perkapita yang dapat dicapai. Selain itu, struktur sosial masyarakat seperti itu berjenjang, hubungan dan keluarga memainkan peranan yang menentukan (Jhingan, 1994: 180).

  • Tahap prakondisi tinggal landas
    Tahap ini merupakan masa transisi dimana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan. Di Eropa Barat, sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 menempatkan kekuatan penalaran ( reasoning ) dan ketidakpercayaan ( skepticism ) yang merupakan pengaruh empat kekuatan, yaitu Renaissance, Kerajaan Baru, Dunia Baru, dan Agama Baru atau Protestan, sebagai pengganti kepercayaan ( faith ) dan kewenangan ( authority ), mengakhiri feodalisme, membawa ke kebangkitan negara kebangsaan, menanamkan semangat pengembaraan yang menghasilkan berbagai penemuan, dan dominannya kaum borjuis dalam dunia usaha. Manusia-manusia baru yang mau bekerja keras muncul memasuki sektor ekonomi swasta, pemerintah, atau keduanya, manusia baru yang bersemangat menggalakkan tabungan dan berani mengambil risiko dalam mengejar keuntungan. Bank dan lembaga lain bermunculan untuk mengerahkan modal sehingga investasi meningkat di berbagai bidang, yaitu pengangkutan, perhubungan, dan bahan mentah yang memiliki daya tank ekonomis bagi bangsa lain. Jangkauan perdagangan dari dalam dan luar negeri menjadi makin luas. Di mana-mana muncul perusahaan manufaktur yang menggunakan metode baru (Rostow, 1960: 6-7).

  • Tahap Tinggal Landas
    Merupakan masa awal yang menentukan di dalam suatu kehidupan masyarakat.

    Ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya… kekuatan modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga- lembaga. Nilai-nilai dan kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan yang menentukan dan kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat tersebut. bahwa pertumbuhan biasanya berjalan menurut deret ukur, seperti rekening tabungan yang bunganya dibiarkan bergabung dengan simpanan pokok,… revolusi industri yang berkaitan secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relatif singkat menimbulkan konsekuensi yang menentukan (Rostow, 1960: 9-11).

  • Tahap Kematangan ( Maturity )
    Rostow mendefinisikan tahap ini merupakan tahapan ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serangkaian teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya mereka. Masa ini pun merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi baru menggantikan teknik yang lama. Berbagai sektor penting baru tercipta. Tingkat investasi netto lebih dari 10% dari pendapatan nasional. Perekonomian mampu menahan segala guncangan yang tidak terduga. Dalam hal ini, Rostow memberikan bukti-bukti simbolis kernatangan teknologi pada negara-negara industri, seperti Inggris (1850), Amerika Serikat (1900), Jerman (1910), Prancis (1910), Swedia (1930), Jepang (1940), Rusia (1950), dan (Canada (1950) (Jhingan, 1994: 187).

  • Tahap Konsumsi Massa Tinggi atau Besar-besaran
    Merupakan suatu masa yang ditandai dengan pencapaian banyak sektor penting ( leading sector ) dalam perekonomian berubah menuju produksi barang dan jasa konsumsi. Abad konsumsi besar-besaran pun ditandai dengan migrasi ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas, serta barang- barang konsumen dan peralatan rumah tangga yang tahan lama. Pada tahap ini, keseimbangan perhatian masyarakat beralih dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi, dan kesejahteraan dalam arti luas. Ada tiga kekuatan yang tampak dalam tahap puma dewasa ini, yaitu sebagai berikut.

    • Penerapan kebijaksanaan untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melampaui batas-batas nasional.

    • Ingin memiliki suatu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial, dan fasilitas hiburan bagi para pekerja.

    • Keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sektor penting seperti mobil, rumah murah, berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, dan sebagainya (Jhingan, 1994: 114).

3. Teori Dampak Balik dan Dampak Sebar Gunnard Myrdal

Gunnard Myrdal adalah seorang ahli ekonomi Swedia dan pejabat pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, terkenal dengan tulisannya ― Economic Theory and Underdeveloped Regions ‖ (1957) dan ― Asian Drama: An Inquiry into the Poverty of Nations ‖ (1968), berpendapat bahwa pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab musabab sirkuler yang membuat si kaya mendapat keuntungan semakin banyak dan mereka yang tertinggal di belakang menjadi semakin terhambat. Dampak balik ( blackwash effects ) cenderung mengecil.

Secara kumulatif, kecenderungan ini semakin memperburuk ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan regional di antara negara-negara terbelakang. Sebaliknya, di negara terbelakang proses kumulatif dan dissirkuler pun dikenal istilah “lingkaran setan kemiskinan” berjalan menurun dan karena tidak teratur menyebabkan meningkatnya ketimpangan. Myrdal yakin bahwa pendekatan teoretis yang kita warisi tidak cukup menyelesaikan problem ketimpangan ekonomi tersebut. Teori perdagangan internasional dan tentu saja teori ekonomi secara umum, tidak pemah disusun untuk menjelaskan realitas keterbelakangan dan pembangunan ekonomi (Myrdal; 1957).

Pada tesis Myrdal adalah membangun dari suatu keterbelakangan dan pembangunan ekonominya di sekitar ketimpangan regional pada taraf nasional dan internasional. Untuk itu is menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

  • Dampak Balik
    Semua perubahan yang bersifat merugikan dari ekspansi ekonomi suatu tempat karena sebab-sebab di luar tempat itu, atau dapat disebut juga dampak migrasi. Dampak ini merupakan perpindahan modal dan perdagangan serta keseluruhan dampak yang timbul dari proses sebab musabab sirkuler antara faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi.

  • Dampak Sebar
    Mengunjuk pada dampak momentum pembangunan yang menyebar secara sentrifugal dari pusat pengembangan ekonomi ke wilayah-wilayah lainnya. Sebab utama ketimpangan regional adalah kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar di negara-negara terbelakang.

  • Ketimpangan Regional
    Terjadi lebih banyak karena berakar pada dasar nonekonomi yang berkaitan erat dengan sistem kapitalis yang dikendalikan oleh motif laba, di mana terpusat di wilayah-wilayah (negara- negara) yang memiliki harapan laba tinggi. Gejala ini disebabkan oleh peranan kekuatan pasar bebas yang cenderung memperlebar ketimpangan regional karena produksi, industri, perdagangan, perbankan, asuransi, dan perkapalan cenderung mendatangkan keuntungan bagi wilayah maju (Myrdal, 1957:26).

  • Dampak Balik dan Dampak Sebar
    Dalam laju perkembangannya, kedua dampak tersebut tidak mungkin berjalan seimbang. Hal itu disebabkan ketimpangan regional jauh lebih besar di negara-negara miskin daripada di negara-negara kaya. Selain itu, di negara-negara miskin ketimpangan regional semakin melebar, sedangkan di negara maju menyempit. Hal itu disebabkan oleh semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi yang sudah dicapai suatu negara, biasanya semakin kuat pula dampak sebar yang akan terjadi.

    Mengingat pembangunan tersebut disertai oleh transportasi dan komunikasi yang makin baik, tingkat pendidikan makin tinggi, dan semakin dinamis antara ide dan nilai yang semuanya cenderung memperkuat daya sebar sentrifugal dan hambatan-hambatannya cenderung melunak. Dengan demikian, suatu negara berhasil mencapai tingkat pembangunan yang tinggi, maka pembangunan ekonomi akan menjadi suatu proses yang berjalan otomatis. Sebaliknya, penyebab utama keterbelakangan terletak pada lemahnya dampak sebar dan kuatnya dampak balik sehingga dalam proses yang semakin menggumpal, kemiskinan itu adalah penyebab yang berasal dari dirinya sendiri.

  • Peranan Pemerintah
    Kebijaksanaan nasional sering memperburuk ketimpangan regional, terutama oleh peranan kekuatan pasar bebas dan kebijaksanaan liberal sebagai akibat lemahnya dampak sebar. Faktor lain yang menyebabkan ketimpangan regional di negara miskin adalah lembaga feodal yang kokoh dan lembaga lainnya yang tidak egaliter, serta struktur kekuasaan yang membantu si kaya “menghisap” si miskin (Myrdal, 1957: 28). Oleh karena itu, pemerintah negara terbelakang, hams menerapkan kebijaksanaan yang adil dan egaliter.

  • Ketimpangan Internasional
    Pada umumnya perdagangan internasional menguntungkan negara kaya dan memperlemah negara terbelakang. Sebab negara maju/kaya memiliki basis industri manufaktur yang kuat dengan dampak sebar yang kuat pula. Dengan mengekspor produk industri mereka ke negara terbelakang, akan mematikan industri skala kecil. Ini cenderung mengubah negara terbelakang menjadi produsen barang-barang primer untuk ekspor. Mengingat permintaan akan barang-barang ekspor inelastic (di pasar ekspor) maka mereka menderita akibat fluktuasi harga yang menggila. Sebagai konsekuensinya, mereka tidak dapat mengambil untung dari naik turunnya harga barang di dunia ekspor.

  • Perpindahan Modal
    Hal ini pun gagal menghapuskan ketimpangan internasional, karena negara maju lebih menjanjikan keuntungan dan jaminan bagi para investor maka modal akan semakin menjauhkan diri dan negara terbelakang. Modal yang mengalir ke negara terbelakang diarahkan sebagian besar pada produksi barang primer untuk ekspor, hal ini akan meragukan mereka karena dampak balik yang kuat. Apa pun yang diinvestasikan pihak asing, akan meningkatkan dampak balik yang domain serta tidak menjadi pemecah masalah dalam ketimpangan intemasional (Thingan, 1994: 274).

4. Teori Nilai Surplus Karl Marx

Karl Marx adalah seorang filsuf Jerman (1818-1883). Di mata para ekonom Barat, ia adalah seorang agitator yang telah membangkitkan persatuan di kalangan kaum buruh dan intelektual yang telah merasa dirugikan oleh kapitalisme pasar dan sekaligus sebagai penjerumus ekonomi ke abad kegelapan baru. Kemudian ia menghancurkan ikatan kapitalisme dan mengoyak-oyak dasardasar sistem kebebasan natural Adam Smith (Skousen, 2005: 163-164).

Sesuai dengan subjudul di atas, pada kajian Teori Nilai Surplus disini tidak akan dibahas tentang peranan Karl Marx di bidang filsafat sejarah, politik, komunisme, serta alienasi. Adapun pokok pikiran yang dituangkan Marx dalam Teori Nilai Surplus dapat dikemukakan sebagai berikut.

  • Jika tenaga kerja adalah satu-satunya penentu nilai, lalu ke mana profit dan bunganya? Marx menyebut profit dan bunganya itu sebagai nilai surplus. Oleh karena itu, ia berkesimpulan bahwa kapitalis dan pemilik tanah adalah pihak yang mengeksploitasi para pekerja.

  • Jika semua nilai adalah produk dan tenaga kerja maka semua profit yang diterima adalah oleh kapitalis dan pemilik tanah pastilah merupakan nilai surplus yang diambil secara tidak adil dari pendapatan kelas pekerja.

  • Adapun rumus matematis untuk teori nilai surplus dapat dikemukakan bahwa tingkat profit ( p ) atau eksploitasi adalah sama dengan nilai surplus ( s ) dibagi dengan nilai produktif akhir ( r ). Dengan demikian,

  • Misalnya, pabrik pakaian mempekerjakan buruh untuk membuat baju. Kapitalis menjual bajunya seharga $100/buah, tetapi ongkos tenaga kerjanya adalah $70/ baju. Karena itu, tingkat profit atau eksploitasinya adalah

  • Marx membagi nilai produk akhir menjadi dua bentuk kapital (modal), yakni kapital konstan ( c ) dan kapital variabel ( v ). Kapital konstan mempresentasikan pabrik dan peralatan. Kapital adalah biaya tenaga kerja. Jadi, persamaan untuk tingkat profit menjadi:

    p = s ( v.c )

5. Teori Monetarisme Pasar Bebas Friedman

Milton Friedman lahir di Brooklyn pada tahun 1912. Ia adalah satu-satunya anak lelaki dari empat bersaudara imigran Yahudi dan Eropa Timur yang bekerja serabutan di New York. Pada tahun 1932, saat depresi, Friedman mendapat beasiswa untuk belajar ekonomi di University of Chicago. Di Chicago ia bertemu dengan rekannya George Stigler seumur hidupnya, selain itu ia bertemu Rose Director, yang kelak menjadi istrinya. Tahun 1938 Friedman menikah dengan Rose, mereka menjadi rekan dan bersama-sama menulis beberapa buku, serta dikaruniai dua anak. Friedman mendapat gelar master tahun 1933.

Kemudian, tahun 1946 Friedman memperoleh gelar Ph.D. dari Columbia dan ia kembali mengajar di University of Chicago, bahkan melanjutkan tradisinya memperkuat versi terbaru dari teori kuantitas uang Irving Fisher yang diterapkannya pada kebijakan moneter. Ia menulis banyak topik yang berkaitan dengan ekonomi moneter dan berpuncak pada riset dan tulisan empirisnya yang paling terkenal, yaitu

A Monetary History of the United States ‖ (1867-1960) yang dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research dan ditulis bersama Anna J.Schwartz. Pada intinya, studi monumental ini menunjukkan kekuatan uang dan kebijakan moneter dalam gejolak perekonomian Amerika Serikat, termasuk Depresi Besar dan era pascaperang, ketika para ekonom arus utama percaya bahwa uang tidak penting. Kemudian, ia pun menulis buku ― Capitalism and Freedom ‖ yang diluncurkan pada ulang tahun perkawinan Friedman dan Rose ke- 25. Inti teorinya sebagai berikut.

  • Metodologi Positivisme, menurut Friedman, validitas suatu teori tidak tergantung pada unsur generalisasinya maupun kekokohan asumsi-asumsi dasarnya, melainkan semata-mata pada kesesuaian implikasinya secara relatif terhadap implikasi teori-teori lain, yang diukur berdasarkan statistik primer.

  • Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik intelektual. Para ekonom aliran Chicago melihat perekonomian sebagai suatu kondisi yang perlu, namun bukan kondisi cukup untuk menciptakan masyarakat bebas.

  • Aturan moneter yang ketat lebih disukai untuk pengambilan keputusan yang diskret oleh otoritas pemerintah. “Setiap sistem yang memberi banyak kekuasaan dan banyak keleluasaan bagi segelintir orang, dimana kekeliruan mereka entah itu disengaja atau tidak dapat menimbulkan efek yang luas adalah sistem yang buruk” (Friedman, 1969: 50).

  • Ia lebih menekankan pada kebijakan moneter Q , kuantitas uang jauh lebih penting daripada P . Opininya yang segar dan sangat berbeda dengan opini. Fisher dan Simons seperti “kilatan tiba- tiba”, baginya “Aturan dari sudut pandang kuantitas uang jauh lebih unggul, baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang, daripada aturan dari sudut pandang stabilisasi harga” (Friedman, 1969: 84).

  • Pengelolaan administratif dan intervensi kebijakan ekonomi yang bersifat ad hoc hanya akan merusak situasi ekonomi. Dalam soal kebijakan moneter dan fiskal, ia menekankan pentingnya kesinambungan.

  • Ia menolak standar emas sebagai numeraire moneter dengan dua alasan, yaitu biaya resources -nya yang tinggi dan implementasinya yang tidak praktis. Selain itu, produksi emas jarang dapat mengimbangi pertumbuhan ekonomi dan karena itu bersifat deflasioner. " Betapa mustahil menyianyiakan sumber daya untuk menggali tanah mencari emas, hanya untuk menguburkannya lagi di kolong Fort Knox, Kentucky ".

  • Moneterisme jauh lebih baik daripada fiskalisme dalam regulasi makroekonomi.

  • Kebijakan fiskal baginya diyakini sebagai wahana yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan, namun redistribusi pendapatan bagi kalangan di atas garis kemiskinan justru akan lebih banyak menimbulkan kerugian.

  • Imperialisme disipliner yang menonjolkan penerapan analisis ekonomi oleh para ekonom terhadap semua bidang yang biasanya dianggap sebagai disiplin lain, seperti sejarah, politik, hukum, dan sosiologi.

Menurut Alfred Marshall, sebagaimana dikutip dari Principles of Political Economy (1890 [1920]), vol.1, hlmn. 1-2 [8th edition], London: Macmillan.

“Economics is a study of man in the ordinary business of life. It enquires how he gets his income and how he uses it. Thus, it is on the one side, the study of wealth and on the other and more important side, a part of the study of man.”

“Ilmu ekonomi adalah sebuah studi mengenai manusia di dalam konteks urusan hidup sehari-harinya. Ilmu ekonomi meneliti bagaimana manusia mendapatkan dan menggunakan penghasilannya. Maka, pada satu sisi, ilmu ekonomi adalah sebuah studi mengenai kemakmuran, tetapi, di sisi yang lain, juga merupakan studi mengenai manusia”.1

Sedangkan definisi dari Lionel Robbins, sebagaimana dikutip dari An Essay on the Nature and Significance of Economic Science, (1932), hlmn. 15, London: Macmillan.

“Economics is a science which studies human behavior as a relationship between ends and scarce means which have alternative uses.”:

“Ilmu ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari perilaku manusia (human behavior) yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang ada”.

Ilmu ekonomi sebagai sebuah ilmu tentang perilaku manusia di dalam proses pengambilan keputusan di dalam situasi-situasi yang penuh keterbatasan.