Apa yang dimaksud dengan Ikterus?

Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin.

Apa yang dimaksud dengan Ikterus?

Ikterus berasal dari kata “ikterus” berarti warna kekunigan pada jaringan tubuh termasuk kekuningan pada kulit dan jaringan dalam (Guyton,2012). Ikterus merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkoonjugasi yang berlebih. Secara klinis akan timbul dan tampak pada bayi baru lahir (Soleh, 2010).

Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi kuning dan disebut sebagai ikterus. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit, atau urine yang menjadi gelap bila bilirubin serum mencapai 2 sampai 3 mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0,3 sampai 1,0 mg/dl. Jaringan yang kaya elastin, seperti sclera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi kuning pertama kali.Ikterus (jaringan tubuh yang berwarna kuning) merupakan gejala yang sering ditemukan dan timbul akibat gangguan ekskresi bilirubin (Price,2005).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan derajat kuning pada badan neonatus menurut kramer adalah dengan jari telunjuk ditekan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang, hidung, dada dan lutut (Saifuddin, 2007).

Jenis ikterus

  1. Ikterus fisiologik
    Ikterus fisiologik merupakan ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketigayang tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiiditas pada bayi. Ikterus ini biasanya menghilang pada minggu pertama atau selambat-lambanya 10 hari pertama (Wiknjosastro, 2007).

  2. Ikterus patologik
    ikterus patologik merupaka ikterus yang mempunyai dasar patologi atau kadar bilirubinya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Dasar patologik ini misalnya, jenis bilirubin, saat timbulnya dan menghilangnya ikterus dan penyebabnya.Hal tersebut kadar dari bilirubin dari ikterus patologis dapat membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan dapat menyebabkan morbiditas pada bayi. Morbiditas sangat berperan dalam menetapkan hiperbilirubinemia (Wiknjosastro, 2007).

Etiologi

Menurut Guyton (2012)Banyaknya bilirubin di dalam cairan ekstra sel. Kadar konsentrasi bilirubin plasma yang normal mempunyai rata-rata 0,5 mg per 100 ml plasma. Tetapi keadaan abnormal kadar tersebut dapat meningkat sampai tinggi yaitu 40mg per 100 ml.Penyebab ikterus yang lazim adalah:

  1. Peningkatan destruksi sel darah merah dengan pelepasaan bilirubin yang cepat dalam darah.
  2. Obstruksi saluran empedu atau kerusakan sel-sel hepar sehingga bilirubin dalam keadaan yang biasapun tidak dapat diekskresikan ke dalam saluran pencernaan, kedua jenis ikterus ini masing- masing dinamai ikterus hemolitik dan ikterus obstuktif.

Etiologi ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etilogi itu dapat dibagi menjadi (Rusepno, 2007):

  1. Produksi yang berlebih, lebih dari pada kemampuan bayi untuk mengeluarkannya misalnya pada: hemolisia yang meningkat inkopatibilitas darah Rh, ABO, devisiensi enzim G-6-PD, piruvate kinase, perdarahan tertutup, dan sepsis.

  2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar. Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjuugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil tranferase. Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam uptake bilirubin ke sel-sel hepar.

  3. Gangguan dalam transportasi yaitu bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian dianggkut kehepar. Ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat- obatan misalnya salisilat, sulfafurazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapat bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.

  4. Gangguan dalam ekskresi. Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar. Kelainan didalam hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.