Apa yang dimaksud dengan iklim organisasi ?

Iklim organisasi

Iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.

Apa yang dimaksud dengan iklim organisasi ?

Menurut Richard M. Steeers, iklim organisasi merupakan sifat atau ciri yang dirasa terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi, yang dilakukan secara sadar atau tidak, yang dianggap mempengaruhi tingkah laku kemudian. Dengan perkataan lain iklim dapat dipandang sebagai “kepribadian” dari suatu organisasi.

Sedangkan Keith Davis menyatakan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan manusia didalamnya dimana para anggota organisasi melakukan pekerjaan mereka.

Menurut Miner (1988), aspek-aspek dari iklim organisasi adalah sebagai berikut:

  • iklim organisasi berkaitan dengan unit yang besar dengan mengandung ciri karakteristik tertentu.
  • iklim organisasi lebih mendeskripsikan suatu unit organisasi daripada menilainya.
  • iklim organisasi berasal dari praktik organisasi.
  • iklim organisasi mempengaruhi perilaku dan sikap anggotanya.

Menurut Arni Muhamad, iklim kerja organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan dan anggota terhadap suatu sistem sosial.

Oleh karena itu, iklim organisasi adalah karakteristik situasional yang ada dalam suatu organisasi dan dapat diketahui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam menjalankan aktivitas dan dapat mempengaruhi karakter/tingkah laku individu tersebut.

Iklim organisasi tidak muncul dengan sendirinya. Iklim organisasi perlu diciptakan dan dibina agar dapat bertahan lama, guna menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan kondusif. Donglas selanjutnay mengemukakan, setiap orang yang bertindak sebagai manajer dalam organisasi maka dia mempunyai tanggung jawab untuk membangun dan mengembangkan iklim kerja organisasi.

Komponen-Komponen Iklim Organisasi


Halpin (1971) mengidentifikasikan kontinum iklim organisasi berdasarkan hasil penelitiannya dengan menggunakan Organizational Climate Description Questionaire (OCDQ). Pada intinya, terdapat enam klasifikasi iklim organisasi, yaitu:

  • Open Climate yang menggambarkan situasi dimana para anggota senang sekali bekerja, saling bekerja sama, dan adanya keterbukaan.

  • Autonomous Climate, yaitu situasi dimana ada kebebasan, adanya peluang kreatif, sehingga para anggota memiliki peluang untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka.

  • The Controlled Climate yang ditandai penekanan atas prestasi dalam mewujudkan kepuasan kebutuhan sosial, setiap orang bekerja keras, kurang hubungan sesama.

  • The familiar Climate, yaitu adanya rasa kesejawatan tinggi antara pimpinan dan anggotanya

  • The Paternal Climate yang bercirikan adanya pengontrolan pimpinan terhadap anggotanya.

  • The closed climate yang ditandai suatu situasi rendahnya kepuasan dan prestasi tugas serta kebutuhan sosial para anggota, pimpinan sangat tertutup terhadap anggotanya.

Pimpinan atau manajer akan lebih mudah bekerja pada iklim terbuka dibandingkan pada iklim tertutup. Iklim organisasi juga mempengaruhi motivasi, performasi, dan kepuasan kerja. Iklim yang terbuka memiliki situasi hubungan kerja yang harmonis, oleh sebab itu iklim organisasi sangat berpengaruh pada keefektifan kerja organisasi. iklim organisasi yang terbuka berarti tingkat kepercayan tinggi ini meminimalisis tekanan kerja dan kecemburuan sosial.

Dalam kaitannya dengan kualitas hubungan antara pemimpin dan bawahan yang menggambarkan iklim organisai, Fieldler menemukan bahwa jika hubungan pimpinan mempercayai, menghargai, dan disenangi), maka pimpinan lebih mudah memberikan pengaruh dan otoritas daripada jika hubungan pimpinan dan bawahan tidak baik (misalnya, pimpinan tidak disenangi dan kurang memberikan kepercayaan).

Dimensi-dimensi Iklim Organisasi


Iklim yang berbeda dalam suatu organisassi dapat mempengaruhi tingkah laku individu dan dapat menentukan karakteristik tertentu dalam suatu lingkungan organisasi, hal ini memberikan gambaran bahwa dalam iklim organisasi terdapat beberapa dimensi yang ada didalamnya. Jurnal bisnis dan manajemen menyebutkan beberapa dimensi iklim organisasi sebagai berikut:

  • Kepercayaan
    Dimana organisasi harus berusaha keras dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya sudaah terdapat keyakinan dan didukung oleh pernyataan dan tindakan. Dengan kata lain pegawai mampu menyelesaikan pekerjaannya dan seorang pemimpin percaya pada kemampuan pegawainya.

  • Pembuatan Keputusan Bersama
    Seorang pegawai perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karna keterlibatan dalam pengambilan keputusan pegawai merasa dihargai keberadaannya, pegawai dilibatkan dlam komunikasi dan konsultasi dalam pemecahan masalah. Pengambilan keputusan bersama adalah upaya pengambilan keputusan yang terbaik.

  • Kejujuran
    Untuk mewujudkan iklim kerja yang baik, pegawai dituntuntut untuk berterus terang dengan apa yang ada dipikiran mereka dengan tujuan untuk menjaga kejujuran dan keterusterangan yang dimiliki oleh pegawai maka iklim organisasi dapat tercipta dengan baik. Keterbukaan pemimpin kepada bawahannya juga perlu untuk menjaga iklim yang baik.

  • Komunikasi
    Melalui komunikasi yang lebih terbuka dan efektif akan lebih mudah bagi pegawai untuk mengetahui akan informasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi, organisasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi khususnya para pegawai dan yang terkait berkomunikasi secara terbuka, rileks serta ramah tamah. Kemampuan komunikasi diperlukan untuk menyampaikan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,baik kebijakan pimpinan atau prosedur dan peran kepemimpinan.

  • Fleksibilitas/otonomi
    Anggota organisasi mempunyai hak dan kewjiban dalam diri mereka masing-masing yang mana para pegawai dapat menerima saran ataupun meolak dengan perilaku terbuka, karna didalam organisasi dapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara sumber daya manusia. Oleh karena itu para pegawai dapat diberikan kebebasan dalam mengemukakan ide atau gagasan dalam mengembangkan organisasi atau lembaga, dalam organisasi menuntut kepala atau pimpinan bersifat fleksibel, disiplin untuk membentuk pimpinan yang lebih kondusif.

  • Resiko Pekerjaan
    Adanya komitmen dalam organisasi tentang resiko pekerjaan yang tinggi, kualitas yang tinggi dan hasil yang tinggi dengan menunjukkan pada anggota lainnya, bahwa pimpinan atau kepala lembaga perlu memperhatikan pegawai karena sudah menjadi kewjiban seorang pemimpin untuk memperhatikan bawahannya, dengan cara memberikan bimbingan secara optimal kepada pegawai dan lengkap sara agar menunjang kinerja pegawai.

Jenis-Jenis Iklim Organisasi


Kamaluddin mengemukakan bentuk iklim organisasi menjadi dua macam yaitu iklim terbuka dan iklim tertutup.

Iklim Terbuka

Iklim terbuka adalah percaya pada bawahannya, terbuka dalam komunikasi, kepemimpinan yang menolong dan menghargai, pemecahan masalah secara kelompok, otonomi pekerjaan, berbagai informasi, menciptakan tujuan hasil yang tinggi.

Pada bentuk iklim organisasi terbuka adanya kepercayaan, dimana pemimpin memberi kepercayaan pada orang lain dan memiliki kemampuan untuk memberikan kepercayaan pada orang lain dan memiliki kemampuan untuk menyakinkan orang lain dalam membangun organisasi. bahwa bawahan dapat mengeluarkan keluhan secara terbuka dan pimpinan bisa mengemukakan apa yang diharapkan oleh bawahan. Lembaga memiliki kepercayaan pada diri sendiri dan memberikan kepercayaan kepada bawahan bahwa mereka memiliki kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.

Kepemimpinan yang menolong dan menghargai merupakan pemimpin yang mau menerima perbedaan, pada dasarnya menghargai perbedaan merupakan suatu tindakan yang paling sulit dilakukan oleh seorang pemimpin. Didasari bahwa tidak semua kemauan pemimpin benar, Oleh karna itu, pendapat bawahan adalah penting untuk didengarkan.

Dengan mendengar berarti pemimpin memiliki perhatian yang kontruktif mengenai masalah yang dihadapi oleh bawahan. Dengan demikian akan tercipta rasa aman dan nyaman sehingga lebih mau terbuka terhadap saransaran yang diberikan.

Memecahkan masalah secara kelompok dengan melibatkan bawahan yang mempinyai keputusan bersama, karna keterlibbatan bawahan adalah kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi. Keterlibatan bawahan penting untuk diperhatikan karna ada keterlibatan bawahan menyebabkan mreka akan mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan ataupun bekerja dengan sesama teman kerja.

Seorang pemimpin selalu bersedia untuk mendengarkan kesulitan-kesulitan yang disampaikan oleh pegawai meskipun ia mungkin tidak dapat menolong, akan tetapi sudah memberikan kepercayaan kepada pegawai bahwanpemimpin mereka benar-benar menjadi tempat berlidung dan membimbing mereka.

Iklim Tertutup

Iklim tertutup adalah lebih mengutamakan pribadi dari pada kerjasama, kepemimpinan yang otokrasi dan paksaan, para bawahan bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan saja atau perilaku pekerja ditentukan oleh peraturan dan prosedur sentralisasi pengambilan keputusan, ketidak puasan.

Dalam iklim ini lebih lebih besar kekakuan fungsinya dapat terlihat dalam rantai komando, lebih menekankan pada pribadi masing-masing daripada kerja sama. Oleh sebab itu iklim tertutup dapat menimbulkan ketidak disiplinan pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan. Pemimpin otokratis melakukan pengawasan yang ketat , agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien. Dalam kepemimpinannya berorientasi pada struktur organisasi da tugas-tugasnya.

Dalam suatu organisasi, apabila para pegawai apabila pegawai merasa cocok dengan iklim yang ada pada lingkungan kerjanya, maka akan membuat para pegawai memiliki karakter yang lebih terbuka dan bersifat membantu. Seorang pemimpin perlu memberikan perhatian dan menghargai kepadaa bawahan atas apa yang telah dikerjakannya karena mempunyai dampak positif pada tingkat kedisiplinan pegawai dalam melakukan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, baik dan buruknya iklim ditentukan berdasarkan penilaian bawahan terhadap pimpinan.

Referensi

  • Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisassi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014).
  • Made Pidarta, Perencanaan pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan system (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005) cet.ke-3.
  • Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012).
  • Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007).
  • Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012).

Menurut pendapat Timpe (1993) iklim organisasi itu adalah merupakan serangkaian lingkungan kerja yang diukur berdasarkan kolektif dari berbagai orang yang melaksanakan pekerjaan di dalam lingkungan organisasi dan sekaligus adanya saling mempengaruhi antara satu yang lain dengan tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Syaiful Sagala, (2008) iklim organisasi adalah serangkaian sifat lingkungan kerja, yang dinilai langsung atau tidak langsung oleh karyawan yang dianggap menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku karyawan.

Made Pidarta (2004), mengemukakan bahwa iklim organisasi ialah karakteristik organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi yang lain yang dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.

Pendekatan Iklim Organisasi

Jones (2002) membagi iklim organisasi dalam tiga pendekatan, yaitu:

1. Multiple measurement – organizational approach

Pendekatan ini memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik deskriptif dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap selama periode tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, serta mempengaruhi perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut.

2. Perseptual measurement – organizational attribute approach

Pendekatan ini juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi pendekatan ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada pengukuran secara obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi.

3. Perseptual measurement – individual approach

Pendekatan ini memandang iklim sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global yang mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi dan persepsi terhadap kejadian tersebut.

Dimensi Iklim Organisasi

Wirawan, (2007) mengemukakan dimensi-dimensi iklim organisasi sebagai berikut :

  1. Struktur (structure), yakni dimensi yang mencakup perihal:
  • Situasi pelaksanaan tugas, yaitu ketersediaan sejumlah informasi yang rinci mengenai definisi tugas, prosedur pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.

  • Langkah maupun tindakan dari pimpinan atau manajemen sehubungan dengan kebijakan, peraturan, sistem hirarkhi dan birokrasi, penjelasan dan penjabaran tugas serta proses pengambilan keputusan dan juga sistem kontrol yang diberlakukan dalam organisasi.

  1. Tanggungjawab ( responsibility ), dimensi yang menggambarkan rasa tanggungjawab yang tumbuh dalam organisasi, sehingga anggota organisasi benar-benar memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pelaksanaan tugas, hasil dari pekerjaan dan mutu output.

  2. Resiko ( risk ), yakni dimensi yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk mengelola resiko. Setiap anggota organisasi akan siap dan mantap dalam bekerja serta mau menghadapi resiko, jika sejak awal dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

  3. Imbalan dan sangsi ( reward and punishment ), yakni dimensi yang menunjukkan sistem pemberian imbalan dan sangsi yang berlaku dalam organisasi. Sistem pemberian imbalan dan sangsi hendaknya berlaku adil dan proporsional.

  4. Kehangatan dan dukungan ( warmth and support ), yakni dimensi yang menggambarkan situasi interaksi antara anggota organisasi. Interaksi yang baik dan harmonis dari seluruh anggota arganisasi akan memberikan kepuasan pada setiap anggota organisasi. Berkaitan dengan interaksi antar anggota organisasi.

  5. Konflik ( conflict ), yakni dimensi yang menggambarkan situasi yang terjadi bila ada permasalahan dalam aktivitas organisasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Menurut Timpe (1993) ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim, yaitu:

1. Manajer/pimpinan.

Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakankebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia.

2. Tingkah laku karyawan.

Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

3. Tingkah laku kelompok kerja.

Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi.

4. Faktor eksternal organisasi.

Sejumlah faktor eksternal organisasi yang mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi iklim.

Pengukuran Iklim Organisasi

Timpe, (1993) mengungkapkan indikator iklim organisasi sebagai berikut:

1. Tanggung jawab

Adanya tanggung jawab yang rendah di kalangan pegawai apabila mengambil keputusan berada pada pimpinan puncak (sentralistik), sehingga rnengakibatkan rendahnya iklim organisasi tersebut.

2. Komformitas

Adanya batasan-batasan yang dibenarkan dalam organisasi, seperti peraturan-peraturan yang harus ditaati pegawai terkadang aturan itu tidak relevan dengan tujuan organisasi, mengakibatkan iklim organisasi merniliki komfonnitas yang tinggi.

3. Semangat kelompok

Adanya suasana yang baik diantara pegawai, baik dari segi komunikasi yang harmonis diantara pegawai maupun tanggung jawab dan kepercayaan dan melaksanakan tugas dalam organisasi.

4. Penghargaan

Dimana lazimya iklim organisasi yang harmonis dan rnempunyai produktifitas yang maksimal apabila para pegawai rnendapat penghargaan dan imbalan dari pimpinan dan sebaliknya pegawai yang berprestasi tidak mendapat penghargaan dan imbalan dari pemimpin mengakibatkan iklim organisasi tersebut cukup rendah.

5. Standar

Sebuah organisasi harus ditetapkan standar mutu kerja yang harus dicapai oleh pegawai maupun karyawan, dengan tujuan untuk meningkatkan iklim organisasi yang sesuai dengan harapan pimpinan.

6. Kejelasan organisasi

Seorang pimpinan dalam organisasi harus mampu memberikan tugas kepada pegawai secara jelas. Apabila tidak ada tugas secara organisatoris yang diberikan kepada karyawan ataupun pegawai, secara tidak langsung hilang tanggung jawab pegawai dalam menjalankan tugas.