Apa yang dimaksud dengan Ikan Karang atau Ikan Terumbu Karang ?

Ikan Karang atau Ikan terumbu karang

Ikan Karang atau Ikan terumbu karang adalah iklan yang tinggal di dalam atau berdekatan dengan terumbu karang. Terumbu karang membentuk ekosistem kompleks dengan keragaman hayati. Dari beberapa diantaranya, ikan-ikan tersebut berwarna dan dapat dilihat. Ratusan spesies dapat ada di tempat kecil dari sebuah karang sehat, beberapa diantaranya bersembunyi atau bahkan berkamuflase. Ikan karang mengembangkan beberapa spesialisasi adaptasi untuk bertahan hidup di karang.

Apa yang dimaksud dengan Ikan Karang atau Ikan Terumbu Karang ?

Ikan karang adalah ikan yang hidup dari masa juvenil hingga dewasa di terumbu karang. Menurut Nybakken (1992), ikan karang merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak dan juga merupakan organisme besar yang mencolok yang dapat ditemui di terumbu karang. Hutomo (1986) menyatakan bahwa keragaman komposisi taksa komunitas ikan karang dari suatu terumbu karang ke terumbu karang lainnya sangat besar, tetapi komunitas ikan karang mempunyai kesamaan bentuk sehingga memungkinkan hasil suatu penelitian mempunyai tingkat generalisasi yang luas bagi sistem sirkum tropis.

Dalam ekosistem terumbu karang secara nyata komunitas ikan karang dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok ikan yang kadang-kadang terdapat pada terumbu karang dan ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari makan, tempat hidup atau kedua-duanya (Sopandi, 2000). Untuk mempertahankan kelestariannya, ikan karang bereproduksi secara generatif melalui proses pemijahan.

Berdasarkan kebiasaannya, dalam ekosistem terumbu karang, terdapat empat kelompok ikan yang melakukan pemijahan, yaitu:

  1. Kelompok ikan pemijah yang bermigrasi (migratory spawners), contohnya: Serranidae, Scaridae, dan Labridae.

  2. Kelompok ikan yang tinggal dan memijah berpasangan (pair spawnwers), contohnya: Chaetodontidae, Pomacanthidae, Scorpaenidae.

  3. Kelompok ikan yang membuat sarang untuk menjaga telurnya (nest builders), contohnya: Pomacentridae, Balistidae, Gobiidae.

  4. Kelompok ikan yang melindungi telur-telurnya di dalam mulut (brooders), contohnya: Apogonidae.

Berdasarkan makanannya, ikan karang diklasifikasikan dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok ikan pemakan segala (omnivores), kelompok ikan pemakan detritus (detritivores), kelompok ikan pemakan tumbuhan (herbivores), kelompok ikan pemakan zooplankton (zooplanktivores), kelompok ikan pemakan moluska (molluscivores) dan kelompok ikan karnivora (carnivores) (Wootton, 1992).

Pengelompokan Ikan Karang

English et all. (1997) mengelompokkan jenis ikan karang ke dalam tiga kelompok utama, yaitu:

  • Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);

  • Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

  • Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 sampai 25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ikan-ikan major umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Kelompok ikan-ikan major sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).

Lowe and McConel (1987) mengelompokkan komunitas ikan karang ke dalam dua kelompok yaitu :

  1. Kelompok ikan yang terkadang terdapat pada terumbu karang seperti ikan dari famili Scombridae dan Myctophidae

  2. Kelompok ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari makan, tempat hidup atau kedua-duanya.

Berdasarkan penyebaran hariannya, ikan-ikan karang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu ikan yang aktif pada siang hari (diurnal) dan ikan yang aktif pada malam hari (nokturnal). Menurut Lowe dan McConel (1987) sebagian besar ikan karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat nokturnal biasanya merupakan ikan karnivora.

Menurut Randall et all. (1990), ikan-ikan diurnal umumnya ikan herbivora yang berwarna cerah yang pada malam hari bersembunyi di celah-celah batu atau gua-gua kecil dekat permukaan karang serta ada yang membenamkan diri dalam pasir.

Beberapa deskripsi famili ikan karang menurut Randall et all. (1990) yaitu:

  1. Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan memiliki saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam yang berada pada sirip ekornya.

  2. Balistidae: golongan triggerfish, karnivora yang hidup soliter pada siang hari, memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang bercangkang keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga atau zooplankton.

  3. Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata; sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih.

  4. Caesonidae: dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun merupakan perenang aktif, mereka sering diam untuk menangkap zooplankton dan biasanya berlindung di terumbu pada malam hari.

  5. Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah; memakan zooplankton yang kecil.

  6. Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly, umumnya memiliki warna yang cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrata kecil, telur-telur ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga pemakan plankton.

  7. Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil.

  8. Gobiidae: umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu karang. Kebanyakan karnivora penggali dasar yang memakan invertebrata dasar yang kecil, sebagian juga merupakan pemakan plankton. Beberapa spesies memiliki hubungan simbiosis dengan invertebrata lain (misalnya : udang) dan sebagian dikenal memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.

  9. Labridae: dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting, memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain yang lebih besar.

  10. Mullidae: dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang sungut di dagunya, yang mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk memeriksa keberadaan invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau lubang di terumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang.

  11. Nemipteridae: dikenal sebagai threadfin breams atau whiptail breams, ikan karnivora yang umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-sotongan, udang- udangan atau cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton

  12. Pomacentridae: dikenal dengan damselfishes, memiliki bermacam warna yang berbeda secara individu dan lokal bagi spesies yang sama. Beberapa spesies merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan plankton. Damselfish meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh ikan jantan. Termasuk didalam kelompok ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae) yang hidup berasosiasi dengan anemon laut.

  13. Scaridae: dikenal sebagai parrotfish, herbivora, biasanya mendapatkan alga dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu karang beserta alga serta membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish menjadi salah satu produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang. Scaridae merupakan ikan ekonomis penting.

  14. Serranidae: dikenal dengan sea bass, kerapu, predator penggali dasar, ikan komersial, memakan udang-udangan dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae, Epinephelinae dan Serranidae.

  15. Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki warna yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan invertebrata dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan.

  16. Zanclidae: memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.
    Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :

    • Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae (damselfishes)

    • Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan Zanclidae (Moorish idols)

    • Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae (angelfishes).

Ekologi Ikan Karang

Tiap kelompok ikan masing-masing mempunyai habitat yang berbeda, tetapi banyak spesies yang terdapat pada lebih dari satu habitat. Umumnya tiap spesies mempunyai kesukaan (preferensi) terhadap habitat tertentu (Aktani, 1990).

Wooton (1992) menyatakan bahwa ikan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran kondisi lingkungan tertentu. Kondisi lingkungan tersebut secara umum meliputi suhu, kandungan oksigen, salinitas, dan pergerakan air. Suhu mengendalikan reaksi-reaksi kimiawi yang berlangsung di perairan. Suhu juga berpengaruh terhadap aktivitas reproduksi, pertumbuhan, dan aktivitas makan. Oksigen yang disuplai melalui proses respirasi akan membatasi laju metabolisme aerobik.

Dalam suatu ekosistem terumbu karang terdapat kelimpahan, keanekaragaman ikan-ikan terumbu yang menyusun suatu kegiatan pemangsaan, persaingan dan interaksi. Wootton (1992) juga menyatakan bahwa keterbatasan sumberdaya makanan, tempat tinggal, dan tempat berlindung mengakibatkan terjadinya mekanisme evolusi. Mekanisme evolusi mengurangi persaingan antar spesies, spesies dengan kebutuhan makanan yang sama tidak akan bersaing karena memiliki tempat yang berbeda ini disebut dengan seleksi habitat, kemudian seleksi sumberdaya contohnya ikan karnivora yang menunjukkan pembagian makanan, dan juga pembagian waktu yaitu aktifitas makan pada malam hari atau siang hari.

Menurut Syakur (2000), beberapa karnivora bersifat diurnal, aktivitas makannya berlangsung pada siang hari dan beristirahat pada malam hari, kelompok yang lain adalah kelompok nokturnal, aktivitas makannya berlangsung pada malam hari.
Keanekaragaman warna ikan-ikan karang berfungsi sebagai kamuflase, pemberitahuan, dan jebakan. Latar belakang substrat karang dapat dijadikan kamuflase bagi ikan-ikan karang untuk menghindar dari pemangsanya dan sebagai jebakan untuk mencari mangsa.

Warna ikan-ikan karang yang cerah mengisyaratkan bahwa ikan tersebut beracun (Nybakken, 1988).

Interaksi mutualistik antar spesies mempengaruhi distribusi dan kelimpahan ikan karang. interaksi ini dapat terlihat dari beberapa ikan karang yang berfungsi sebagai pembersih, contohnya Labroides dimidiatus, memakan ektoparasit yang terdapat di permukaan tubuh dan insang ikan-ikan lain. Interaksi mutualistik yang lain terjadi antara ikan dan invertebrata contohnya, Amphiprion spp yang berasosiasi dengan anemon laut. Ikan memperoleh perlindungan dari pemangsanya karena adanya nematocyst yang terdapat pada tentakel anemon (Wotton, 1992).

Hampir seluruh ikan-ikan karang melalui fase pelagic di awal daur hidupnya. Setelah satu bulan atau lebih juvenil-juvenil mencapai ukuran tertentu, juvenil-juvenil akan tinggal di daerah terumbu karang. Apabila ruang di terumbu karang terbatas, maka kematian dan migrasi ikan-ikan karang akan memberikan peluang hidup bagi juvenil. Kapan dan dimana ruang tersebut akan tersedia tidak dapat diperkirakan. Konsekuensi dari mekanisme tersebut adalah perubahan komposisi spesies dan kelimpahan relatif pada waktu tertentu karena recruitment (Wotton, 1992).

Fisiografis dasar perairan adalah faktor utama yang menentukan distribusi dan kelimpahan ikan-ikan karang. Keberadaan ikan-ikan karang sangat dipengaruhi oleh kesehatan terumbu karang, biasanya ditunjukkan oleh persentase tutupan karang hidup (life coverage) (Aktani, 1990). Distribusi ruang (spatial distribution) berbagai spesies, bervariasi menurut kondisi alami dasar perairan (Aktani, 1990).