Apa yang dimaksud dengan Hipertensi Esensial (Primer)?

Hipertensi Esensial

Hipertensi Esensial atau tekanan darah tinggi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui pasti penyebabnya. Biasanya hipertensi ini terkait dengan riwayat genetik yang diturunkan dari keluarga yang pernah menderita hipertensi.

Apa yang dimaksud dengan Hipertensi Esensial ?

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyababnya. Hipertensi menjadi masalah karena meningkatnya prevalensi, masih banyak pasien yang belum mendapat pengobatan, maupun yang telah mendapat terapi tetapi target tekanan darah belum tercapai serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan hipertensi antara lain:

  1. Sakit atau nyeri kepala
  2. Gelisah
  3. Jantung berdebar-debar
  4. Pusing
  5. Leher kaku
  6. Penglihatan kabur
  7. Rasa sakit di dada

Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.

Faktor Risiko

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial
Gambar Penyebab Hipertensi Esensial

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:

  1. Umur
  2. Jenis kelamin
  3. Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:

  1. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
  2. Konsumsi alkohol berlebihan
  3. Aktivitas fisik kurang
  4. Kebiasaan merokok
  5. Obesitas
  6. Dislipidemia
  7. Diabetus Melitus
  8. Psikososial dan stres

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

  1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi komplikasi hipertensi ke organ lain.
  2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
  3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan ronki).

Pemeriksaan Penunjang

  1. Labortorium
    Urinalisis (proteinuria), tes gula darah, profil lipid, ureum, kreatinin
  2. X ray thoraks
  3. EKG
  4. Funduskopi

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Tabel Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial

Diagnosis Banding

White collar hypertension, Nyeri akibat tekanan intraserebral, Ensefalitis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis.

Tabel Modifikasi gaya hidup untuk hipertensi
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial
Gambar Alogaritme tata laksana hipertensi

  1. Hipertensi tanpa compelling indication

    • Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, atau pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5-50 mg/hari), atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.

    • Hipertensi stage 2
      Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.

    • Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari masing-masing antihipertensi di atas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
      Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai

Tabel Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) esensial

  1. Kondisi khusus lain

    • Lanjut Usia

      • Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
      • Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
    • Kehamilan

      • Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium, vasodilator.
      • Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan selama kehamilan.

Komplikasi

  1. Hipertrofi ventrikel kiri
  2. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
  3. Aterosklerosis pembuluh darah
  4. Retinopati
  5. Stroke atau TIA
  6. Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris, serta gagal jantung

Konseling dan Edukasi

  1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.

  2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang. Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.

  3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada gejala.

  4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali.

Kriteria Rujukan

  1. Hipertensi dengan komplikasi
  2. Resistensi hipertensi
  3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistole >180)

Peralatan

  1. Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan urinalisis dan glukosa
  2. EKG
  3. Radiologi (X ray thoraks)

Prognosis
Prognosis umumnya bonam apabila terkontrol.

Referensi

  • Direktorat Penyakit Tidak Menular. Buku Pedoman Pengendalian Hipertensi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)