Apa yang dimaksud dengan hiperlipidemia ?

Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang mengakibatkan kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningka sebagai manivestasi kelainan metabolisme atau transportasi lemak/lipid.

Apa yang dimaksud dengan hiperlipidemia ?

Hiperlipidemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida ataupun keduanya) di dalam darah. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa mengikuti aliran darah. Gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama diantaranya adalah:

  1. Kilomikron,

  2. Very low density lipoproteins (VLDL),

  3. Low density lipoprotein (LDL), kadar LDL dalam darah tidak boleh lebih besar dari 130 mg/dl

  4. High density lipoprotein (HDL), kadar HDL dalam darah tidak boleh kurang dari 40 mg/dl.

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Tubuh mengatur lipoprotein dalam beberapa cara yaitu mengurangi pembentukan lipoprotein, mengurangi jumlah protein yang masuk ke dalam darah, dan meningkatkan atau menurunkan pembuangan lipoprotein dari dalam darah. Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah terutama kolesterol bisa menyebabkan masalah jangka panjang.

Klasifikasi Hiperlipidemia


Batasan kadar lipid atau lemak darah dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Batasan Kadar Lipid/Lemak dalam Darah

Komponen Lipid Batasan (mg/dl) Klasifikasi
Kolesterol total <200 Yang diinginkan
200 – 239 Batas tinggi
≥240 Tinggi
Kolesterol LDL <100 Optimal
100 – 129 Mendekati optimal
130 – 159 Batas tinggi
160 – 189 Tinggi
≥190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL <40 Rendah
≥60 Tinggi
Trigliserida <150 Normal
150 – 199 Batas tinggi
200 – 499 Tinggi
≥500 Sangat tinggi

Sumber: ATP III, dikutip dari Pedoman Tata Laksana Penyakit Kardiovaskuler di Indonesia, 2003

Patogenesis Hiperlipidemia


Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL, dan atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Kolesterol merupakan faktor penting terjadinya aterosklerosis. Kolesterol yang terakumulasi di dalam arteri berkontribusi terhadap terjadinya plak dan menghambat aliran darah yang mengakibatkan peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat (Depkes RI, 2007).

Epidemiologi Hiperlipidemia


Dari berbagai faktor risiko, peningkatan kadar kolesterol LDL (hiperlipidemia) dianggap sebagai faktor risiko independen untuk meningkatnya morbiditas akibat infark miokard. Hubungan antara kadar kolesterol dan penyakit jantung koroner telah terbukti. Bahwa pada mereka dengan kolesterol total > 200 mg/dl, kematian PJK akan meningkat dengan tajam. Setiap kenaikan kadar kolesterol total 50 mg/dl akan diikuti kenaikan angka kematian koroner tersebut menjadi dua kali lipat. Dalam menilai peningkatan kadar lemak darah, perlu juga diperhatikan kadar kolesterol HDL. Hiperlipidemia perlu diperhatikan apabila:

  1. Kolesterol HDL <35 mg/dl pada pria atau < 42 mg/dl pada wanita;

  2. Rasio kolesterol LDL: Kolesterol HDL > 5;

  3. Terdapat Trigliserid yang tinggi disertai kadar kolesterol HDL yang rendah.

Tiga hasil penelitian utama menemukan bahwa bila kadar kolesterol meningkat maka insiden penyakit jantung dan pembuluh darah pun meningkat pula. Penelitian Framingham juga mendapatkan bahwa bila kadar kolesterol darah meningkat dari 150 mg% menjadi 260 mg%, maka risiko untuk penyakit jantung meningkat tiga kali lipat.

Negeri-negeri seperti Amerika Serikat dan Finlandia dimana populasinya memiliki kadar kolesterol yang tinggi juga memiliki insiden penyakit jantung yang tinggi di dunia dan sebaliknya. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Klinik Riset Lipid di Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat korelasi yang sama antara kadar kolesterol darah dan risiko penyakit jantung. Disamping itu, penelitian ini juga menemukan bahwa untuk setiap penurunan 1% kadar kolesterol darah maka akan terjadi penurunan risiko penyakit jantung sebesar 2% (Hull, 1996).

Faktor-faktor Risiko Hiperlipidemia


Faktor fisiko yang berkaitan dengan kadar kolesterol terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya adalah umur, jenis kelamin, suku, dan riwayat keluarga. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah konsumsi lemak, pola makan, obesitas, aktivitas fisik, konsumsi alkohol dan merokok.