Apa yang dimaksud dengan hiperkalsemia?

Hiperkalsemia

Hiperkalsemia adalah simtoma tingginya kadar kalsium di dalam plasma darah. Dalam kondisi kronis, keadaan ini merupakan indikasi berlangsungnya penyakit. Gejala klinis hiperkalsemia antara lain, otot yang lemah dan hipotonik, turunnya refleks otot, konstipasi, detak jantung melambat, sedangkan gejala paraklinis antara lain nefrokalsinosis dan hipoalbuminemia.

Hiperkalsemia merupakan kondisi kadar kalsium darah lebih dari 5.5 Meq/L darah, dan biasanya konsentrasi kalsium tinggi akan lebih berbahaya daripada kalsium rendah, karena akan mempengaruhi sistem konduksi jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung hingga menyebabkan gagal ginjal.

Etiologi


  1. Hiperparatiroid

    • Sporadik
    • Famillial (isolated atau MEN 1 dan 2A)
    • Sekunder / tertier (gagal ginjal)
  2. Famillial hypocalciuric hypercalcemia (FNH)

  3. Hipervitaminosis D

    • Nutrisional
    • Penyakit granuloma (sarkoidosis, TB, histoplasmosis)
  4. Immobilisasi

  5. Neoplasma

    • Metastase tulang
    • Produksi PTH related protein (PTHrP)
    • Produksi cytokine/osteoclast-activator
  6. Lain-lain

    • Hiperfosfatemia
    • Obat (tiazid, litium, vitamin A, alkali)
    • Hipertiroid
    • Hipoadrenalisme
    • Paekromositoma

Gambaran klinis


  1. Tergantung pada penyakit yang mendasari dan derajat hiperkalsemia

  2. Gejala non spesifik

    • Polidipsia
    • Poliuria
    • Anoreksia
    • Konstipasi
    • Mual
    • Muntah
    • Nyeri perut
    • Lemah
    • Gangguan kesadaran
    • Dapat pula dijumpai tanda dehidrasi atau pemeriksaan fisik normal
    • Umumnya interval QT memendek pada EKG dan nefrokalsinosis, atau kalkulin renalis didapatkan pada USG

Pemeriksaan laboratorium

  1. Pemeriksaan kalsium total dan ion
  2. Kalsium urin
  3. PTH
  4. Fosfat
  5. Kreatinin
  6. 25-OH-D dan 1,25-diOH-D
  7. Bila ditemukan hipokalsiurria kemungkinan etiologinya adalah FHH.

Diagnosis keadaan ini dapat dipastikan dengan adanya hipokalsiuria hiperkalsemia asimtomatis pada salah satu orang tua

Komplikasi


Pada keadaan bukan hiperparatiroid sekunder (gagal ginjal kronis, konsumsi tiazid atau litium) peningkatan PTH terus menerus menandakan hiperparatiroid primer. Kadar kalsidiol meningkat pada hiperkalsemia yang disebabkan oleh asupan vitamin D yang berlebihan. Kalsitriol meningkat pada kasus granulomatosus, inflamasi kronis, dan penyakit limfomatosus atau pasien yang menkonsumsi kalsitriol tersebut. PTHrP meningkat pada anak dengan hiperkalsemia humoral pada malignansi.

Tatalaksana


  1. Tergantung pada derajat hiperkalsemia.

  2. Bila kadar kalsium >12 mg/dL dan tanpa gejala terapi dapat ditunda sambil menunggu hasil evaluasi pnyebab.

  3. Bila kadar kalsium >12 mg/dL dan terdapat gejala terapi dapat diberikan untuk dapat menghindari efek hiperkalsemia pada jantung, ginjal, gastrointestinal dan susunan saraf pusat.

    • Pemberian infus cairan (garam fisiologis 2 kali rumatan) untuk ekspansi volume, mengencerkan kadar Ca++, dan merangsang kalsiuresis
    • Kalsiuresis dengan furosemid (1mg/kgBB) setelah pemberian cairan
    • Menghambat resorpsi tulang dengan bifosfonat atau kalsitonin
    • Dialisis dapat dipertimmbangkan bila tidak berhasil dengan terapi konvensional
  4. Tindakan bedah tterindikasi pada kasus hiperparatiroid primer.

  5. Hiperparatiroid sekunder karena gagal ginjal kronis paling baik diterapi dengan menurunkan kadar fosfat serum pada kadar yang paling mngkin sambil menjaga kadar kalsium pada kadar normal rendah dengan kalsitriol

  6. Glukokortikoid dapat menurunkan secara efektif peningkatan kadar kalsium karena konsumsi vitamin D, peyakit granulomatosus dan inflamasi, atau keganasan yang menghambat kerja 25-OH-D-1-alfa-hidroksilase

  7. Pada anak yang immobil dianjurkan diet rendah kalsium, banyak cairan, menghindari vitamin D, dan mobilisasi dini untuk menghindari hiperkalsemia.

Sumber : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Ilmu kesehatan anak : Buku panduan belajar koas, Udayana University Press