Hifema adalah keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih.Darah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang.
Walaupun darah yang terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan penglihatan. Umumnya hifema diakibatkan oleh karena trauma tumpul yang terjadi pada mata.
Hifema adalah terdapatnya akumulasi darah pada bilik mata depan. Hifema dapat terjadi akibat trauma atau terjadi spontan. Hifema dapat disertai dengan abrasi kornea, iritis, midriasis, atau gangguan struktur lain pada mata akibat trauma penyebabnya. Hifema spontan jarang ditemui.
Hifema spontan dapat menjadi penanda terdapatnya rubeosis iridis, gangguan koagulasi, penyakit herpes, masalah pada lensa intraokular (IOL), retinoblastoma, serta leukemia.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Nyeri pada mata
Penglihatan terganggu (bila darah menutupi aksis visual)
Fotofobia/silau
Faktor Risiko
Hifema akibat trauma sering ditemui pada laki-laki usia muda
Hifema spontan disebabkan oleh neovaskularisasi iris (seperti pada pasien diabetes dan oklusi vena retina), koagulopati, dan pemakaian antikoagulan
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Tampak darah di bilik mata depan. Darah dapat tertampung di bagian inferior bilik mata depan atau dapat memenuhi seluruh bilik mata depan (hifema penuh).
Perhatikan apakah ada trauma pada bagian mata yang lain
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan intraokular dengan Tonometer Schiotz
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Anamnesis untuk mengidentifikasi gejala, riwayat trauma, serta kemungkinan adanya faktor risiko lain.
Pemeriksaan tajam penglihatan
Pemeriksaan mata dengan senter dan lup untuk melihat adanya darah di bilik mata, menilai lebar pupil, serta mengidentifikasi kelainan kornea atau struktur lain akibat trauma.
Pemeriksaan tekanan intraokular dengan tonometer Schiotz bila tidak terdapat defek pada kornea
Diagnosis banding Tidak ada
Komplikasi
Prognosis umumnya baik pada hifema tanpa komplikasi.
Komplikasi hifema antara lain:
Perdarahan ulang (rebleeding), umumnya terjadi antara 2-5 hari setelah trauma
Glaukoma sekunder
Atrofi saraf optik
Corneal blood staining
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Pembatasan aktivitas fisik
Pelindung mata (protective shield)
Analgesik yang tidak mengandung NSAID (Non-Steroidal Anti Inflammatory Drug)
Rujuk segera ke dokter spesialis mata di pelayanan kesehatan tingkat sekunder atau tersier
Konseling dan Edukasi
Memberitahukan ke pasien bahwa kemungkinan pasien perlu dirawat dan
bed rest
Posisi tidur dengan elevasi kepala
Kriteria Rujukan
Semua pasien yang didiagnosis dengan hifema perlu dirujuk ke dokter spesialis mata
Peralatan
Snellen chart
Lup
Senter
Tonometer Schiotz
Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Referensi
Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta: Widya Medika. 2000
Ehlers JP, Shah CP, editors. The Wills Eye Manual-office and emergency room diagnosis and treatment of eye disease. 5th edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2008.