Apa yang Dimaksud dengan Hasil Pembahasan Penelitian?


Salah satu kegiatan inti dari penelitian adalah penyusunan hasil dan pembahasan penelitian.

Apa yang dimaksud dengan hasil pembahasan penelitian?

Pengertian Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah pengkajian ulang terhadap validitas hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai pemikiran asli peneliti untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan pada penelitiannya. Jadi, pembahasan hasil penelitian merupakan bahasan terhadap temuan yang diperoleh. Menurut Ary (2007) pembahasan hasil penelitian adalah penafsiran hasil penelitian yang berkaitan dengan hipotesis.

Bagian ini berisi paparan objektif peneliti terhadap hasil-hasil penelitian, antara lain: penemuan-penemuan penelitian, penjelasan serta penafsiran dari data dan hubungan yang diperoleh, serta pembuatan generalisasi dari penemuan. Apabila terdapat hipotesis, maka pada bagian ini juga menjelaskan proses pengujian hipotesis beserta hasilnya. Hasil penelitian harus disajikan secara jelas dan sistematis supaya mudah dibaca dan dipahami. Jogiyanto (2015) menyatakan bahwa hasil pengujian (analisis) dalam suatu penelitian yang tidak dibahas menunjukkan bahwa peneliti tidak mempunyai konteks ceritera dari hasil penelitiannya. Hasil dan pembahasan dalam sebuah laporan penelitian merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori. Setelah memperoleh hasil penelitian maka hasil itu akan dibahas untuk menemukan fokus permasalahannya.

Penyajian hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara deskriptif (naratif), menggunakan tabulasi, tabel atau grafik, atau dengan menggunakan gabungan dua atau ketiganya secara sekaligus. Penggunaan ketiga cara tersebut disesuaikan dengan jenis data dan sejauh mana diskripsi data akan dijelaskan. Misalnya, pada awal peneliti memaparkan narasi temuannya, kemudian didukung dengan sajian data dalam bentuk tabulasi, tabel atau grafik. Peneliti juga menyajikan data-data hasil penelitian, kemudian didukung grafik dilanjutkan deskripsi naratif.

Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian digunakan untuk mengemukakan analisis dan ulasan terhadap hasil penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan kesimpulan guna memenuhi tujuan penelitian. Pembahasan dimaksudkan untuk menyajikan gambaran yang lebih tajam terhadap data-data temuan, sehingga peneliti tidak hanya sekedar menyajikan ulang data, melainkan memberikan analisis, penafsiran, dan pemaknaan terhadap temuannya. Dengan demikian pembahasan adalah menjelaskan pemaknaan terhadap data-data hasil penelitian sehingga dapat dipahami dengan jelas temuan penelitian yang diperoleh.

Pembahasan dapat dilakukan dengan fokus pada aspek teoritis dan aspek metodologis. Pada aspek teoritis, perlu dijelaskan dan dibandingkan antara premis yang sudah digunakan untuk membangun hipotesis dengan kenyataan empiris di lapangan. Apabila teori yang ada belum mampu menjelaskan fenomena tersebut, dapat digunakan logika, baik deduktif maupun induktif. Pada aspek metodologis bahwasanya tidak ada penelitian yang sempurna, sedikit banyak akan mempengaruhi hasil penelitian. Peneliti perlu mengkaji hasil penelitian tersebut, apakah dipengaruhi oleh kontribusi langkah-langkah metodologis yang sudah dilakukan.

Pembahasan harus dilakukan dengan analisis mendalam terhadap hasil penelitian. Berdasarkan data yang ada, peneliti menafsirkan data tersebut dengan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian. Pembahasan juga perlu dilakukan dengan melakukan perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dengan hasil penelitian sebelumnya, referensi atau teori yang ada. Hal itu dilakukan untuk memberikan interpretasi yang lebih luas dan mendalam terhadap hasil-hasil yang diperoleh. Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh dapat dipahamai secara mendalam sehingga terlihat jelas hasil penelitian yang didapatkan diantara hasil penelitian dan teori yang ada.

Aspek-Aspek Penyusuanan Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam kerangka metode ilmiah , ada tiga aspek yang digunakan untuk menyusun dan mengembangkan pembahasan, yaitu, aspek kajian teoritis, aspek kajian empiris, dan aspek implikasi hasil.

1. Aspek Kajian Teoritis

Salah satu tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk memverifikasi teori. Artinya, Peneliti ingin membuktikan apakah suatu teori tertentu berlaku atau dapat diamati pada objek penelitian tertentu. Pada penelitian seperti ini, hipotesis penelitian perlu diformulasi dan diuji. Ada dua kemungkinan hasil pengujian hipotesis yang bisa diperoleh Peneliti, yakni:

  • Hipotesis penelitian (atau teori yang diverifikasi) terbukti.

  • Hipotesis penelitian tidak terbukti.

Berdasarkan hasil yang diperoleh Peneliti harus memberikan diskusi (pembahasan) terhadap hasil tersebut dalam konteks teori yang mendasari penelitiannya. Kompleksitas dari diskusi pada aspek ini bergantung pada hasil penelitian. Jika kemungkinan pertama hasil penelitian diperoleh, konteks diskusi dapat dilakukan secara lebih mudah. Peneliti dapat merujuk kembali teori-teori yang telah disajikan pada kajian teoretis yang telah dituangkan pada bab tentang kajian pustaka. Dengan kata lain, teori-teori yang relevan dan dapat dijadikan argumentasi untuk mendukung hasil yang diperoleh dapat dikemukakan sebagai bahan diskusi.

2. Aspek Kajian Empiris

Pembahasan hasil penelitian perlu juga dilakukan dengan cara merujuk pada kajian empiris yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Jika hasil penelitian konsisten dengan teori yang ada (atau hipotesis penelitian terbukti), pembahasan dapat diarahkan untuk memberikan rujukan penelitian terdahulu yang sesuai dengan hasil penelitian. Pada konteks ini, Peneliti dapat merecall hasil kajian empirik yang telah terkompilasi pada Bab 2 (tentang kajian pustaka). Biasanya, Peneliti menekankan bahwa hasil penelitiannya telah sesuai (atau mendukung) hasil-hasil penelitian terdahulu.

Apabila konteks hasil penelitian tidak konsisten dengan teori (atau hipotesis tidak terbukti), diskusi pada bagian ini dapat diarahkan untuk menemukan kajian empirik yang bisa menjadi argumentasi yang mendukung hasil penelitian tersebut, meliputi:

  • kajian empirik yang menyatakan bahwa meskipun ada banyak penjual dan pembeli dalam suatu industri, belum tentu industri itu dikatakan sebagai industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna dan

  • kajian empirik yang menyatakan bahwa struktur pasar ditentukan tidak saja oleh banyaknya penjual dan pembeli tetapi juga oleh tingkat konsentrasi dari penjual dan pembeli. Dalam konteks dimana hasil penelitian tidak konsisten dengan teori, Peneliti harus bekerja keras untuk menemukan kajian empirik yang sesuai. Penulis tidak bisa merecall kajian empirik yang telah terkompilasi dalam bab sebelumnya, harus mencari rujukan baru.

3. Aspek Implikasi Hasil

Hasil penelitian, baik yang mampu membuktikan hipotesis maupun yang tidak, pada dasarnya mempunyai implikasi (dampak/konsekuensi) bagi objek penelitian. Peneliti harus mendiskusikan hasil penelitian ini dalam konteks implikasi tersebut. Dalam hal ini, Peneliti harus menginterpretasikan hasil penelitian dalam konteks implikasi atau konsekuensi praktikal dari hasil penelitian bagi objek penelitian. Alasan yang mendukung mengapa aspek implikasi ini perlu dikemukakan adalah bahwa penelitian dilakukan berdasarkan suatu basis data historis (yang sudah terjadi). Dengan demikian, jika Peneliti tidak mendiskusikan implikasi dari hasil penelitiannya maka ia hanya berhenti pada konteks cerita historis (yang sudah terjadi). Pembahasan mengenai implikasi hasil penelitian akan membawa konteks penelitian ke arah masa depan, bukan pada masa lalu (historis). Untuk dapat mendiskusikan hasil penelitian dari sudut pandang implikasi praktikal ini, Peneliti dapat menggali apa saja yang bisa dipelajari/dilakukan oleh stakeholders penelitian dalam kaitannya dengan hasil penelitian Stakeholders penelitian adalah pihak-pihak yang mungkin mendapatkan manfaat dari penelitian. Tentunya, stakeholders utama adalah objek yang diteliti. Fokus utama peneliti sebaiknya diarahkan pada pemaknaan (interpretasi) hasil penelitian yang bersifat praktis yang bisa dipelajari atau dilakukan oleh stakeholders .

Penyajian Hasil dan Pembahasan Kuantitatif

Data yang telah terkumpul berupa tumpukan kuesioner menurut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden yang besar jumlahnya, atau data yang berupa sejumlah angka-angka yang telah terkumpul, harus dianalisis untuk selanjutnya diinterpretasikan untuk diformulasikan dan kemudian dijadikan sebagai salah satu bagian pada laporan hasil penelitian.

Proses analisis data bertujuan untuk membuat ringkasan mengenai data dan saling menghubungkan data antara satu dengan yang lain. Penyajian data yang telah melalui proses pengolahan (yang meliputi kegiatan: Persiapan data (yaitu melakukan kegiatan editing, koding, edit dan cek dan perekaman data pada lembaran koding); Penghitungan (counting) yaitu dengan melakukan pencatatan frekuensi; Pengelompokan (grouping); Menjelaskan hubungan antar variabel dengan membuat tabulasi silang (Relating); Memprediksi kecenderungan yang ditemukan dalam data (predicting trend); dan Uji statistik) ke dalam bagian “hasil”. Umumnya dilakukan dalam bentuk angka-angka. Angka-angka yang disajikan tersebut akan bermakna bila diinterpretasikan,oleh penelitinya. Jika hasil analisis tersebut tidak diinterpretasikan seperti hasil uji statistik dengan menggunakan “chi square” (X2) diperoleh Alpha adalah 0,001, maka angka tersebut tidak ada artinya. Untuk itu harus dilakukan interpretasi atau mengungkapkan makna dari angka tersebut, jangan biarkan pembaca berfikir secara berkepanjangan yang dapat menimbulkan kebosanan dalam membaca hasil penelitian tersebut. Interpretasi makna angka-angka tersebut perlu juga dilakukan terhadap penggunaan statistik yang sederhana, seperti tabel frekuensi atau tabel silang.

Penyajian tabel dalam suatu laporan hasil penelitian, khususnya dalam ilmu sosial (penggaris bawahan ilmu sosial disini adalah untuk menegaskan anggapan bahwa penelitian ilmu sosial yang umumnya menggunakan metode kualitatif, seperti ilmu hukum, antropologi dan lain-lainnya, alergi angka adalah tidak benar) bukanlah dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa dalam ilmu sosial juga dapat menyajikan angkaangka, melainkan untuk mendukung dan menyajikan fakta yang diteliti. Untuk data yang telah disajikan di dalam tabel perlu dinterpretasikan supaya pembaca dapat menangkap kesimpulan-kesimpulan penting dari data tersebut. Tabel harus diberi judul dan diikuti oleh interpretasi yang cukup jelas, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami informasi yang disajikan tanpa harus membaca naskah lengkapnya.

Hal-hal yang harus diingat agar isi tabel dapat diinterpretasikan dengan baik: (1) Amati data yang tercantum dalam kolom total (jumlah). Kolom ini akan merupakan tolok ukur atau ukuran pokok untuk perbandingan data kategori-kategori dalam tabel. (2) Hubungan pokok yang akan diuji dengan tabel yang diuraikan (dengan menyebut beberapa angka) secara singkat. (3) Perhatikan atau cari angka-angka yang menyimpang dari pola umum atau dari hipotesis atau asumsi, kemudian uraikan mengapa hal itu terjadi. (4) Penjelaskan tentang hasil tabel baru merupakan langkah awal dalam analisis tabel. Hasil uji statistik seperti uji X2 atau dalam bentuk tabel yang hanya diinterpretasikan, akan sangat terbatas manfaatnya jika tidak dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan menghubungkannya dengan hasil penelitian lain (yang menggunakan sampel dan pendekatan yang agak sama) atau dihubungkan dengan teori atau proposisi yang lebih luas.

Penyajian Hasil dan Pembahasan Kualitatif

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif pada umumnya bersifat: (1) Berwujud kata-kata, naskah-naskah dan dalam angka-angka. (2) Terkumpul melalui aneka metode seperti observasi, wawancara, pengkajian terhadap dokumen, dan lain-lain. (3) Perlu diolah terlebih dahulu sebelum siap untuk dipakai.

Dikenal dua bentuk penyajian “Hasil dan Pembahasan” terhadap data penelitian yang dianalisis secara kualitatif, yaitu model tradisional dan model baru. Anasilis data secara kualitatif meliputi kegiatan; Reduksi fakta (yang dimaksudkan untuk pengintegrasian, mentransformasikan, dan penyorotan data ketika dipresentasikan, yang dapat membantu untuk mengidentifikasi aspek-aspek penting dari isu yang dikaji dan untuk perumusan kesimpulan); Organisasi data (pengumpulan data mengikuti tema, butir-butir pemikiran tertentu untuk membuat katagori yang lebih spesifik); dan interpretasi data (yaitu membuat keputusan-keputusan dan menarik kesimpulan yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian). Pada model tradisional proses pengumpulan, analisis dan evaluasi data berlangsung sama-sama dalam proses yang sama, sehingga penyajian hasil dan pembahasan dilakukan sesuai dengan alur kegiatan tersebut. Jika tidak dilakukan demikian, maka kemungkinan peneliti akan “kehilangan” data yang sangat diperlukannya. Penelitian semacam ini dilaksanakan pada saat peralatan dan teknologi elektronik belum mendukung, seperti belum ada alat rekaman dan lain-lainnya. Tetapi pada model baru sebagian analisis dilakukan setelah data terkumpul, dan sebagian dilakukan pada saat penelitian, sehingga kegiatan akan merupakan suatu proses yang berkesinambungan (cyclical).

Penyajian hasil penelitian kualitatif dengan cara baru, memungkinkan pengolahan data secara kuantitatif di samping kualitatif, seperti penyajian dalam bentuk tabel atau dalam bentuk penggunaan statistik sederhana lainnya. Cara ini memperlihatkan kegiatan interpretasi hasil penelitian dilakukan setelah dilakukan pengolahan data secara statistik.

Penyajian hasil penelitian dengan cara tradisional menjurus kepada pengembangan konsep dan teori baru, yaitu yang menghubungkan bukti kepada konsep yang abstrak dan kepada “pembangunan teori”. Umumnya model penelitian yang dilakukan dengan cara tradisional ini adalah model penelitian “grounded research” atau model “exploratory research”. Sedangkan pada cara baru, di samping menjurus kepada pengembangan konsep dan teori baru, juga dapat dilakukan pengujian terhadap teori dan konsep yang telah ada.