Apa yang dimaksud dengan Harga Saham?

harga saham

Menurut Tandelilin (2007) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut menentukan besarnya nilai perusahaan.

Apa yang dimaksud dengan Harga Saham?

1 Like

Pengertian Harga Saham


Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan atas investasi tersebut. Salah satu keuntungan investasi saham yaitu mendapatkan capital gain yang berasal dari selisih harga saat membeli saham dengan harga saat menjual saham, dimana harga saham saat dijual lebih tinggi dibanding harga saham saat dibeli. Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham itu sendiri di pasar, sehingga harga saham memiliki keterkaitan dengan pasar suatu saham. Semakin banyak investor yang yang ingin membeli saham suatu perusahaan (permintaan), sedangkaan sedikit investor yang ingin menjual saham tersebut (penawaran) maka harga saham tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya juga, jika semakin tinggi investor ingin menjual saham tersebut (penawaran), sedangkan semakin sedikit investor yang ingin membeli saham (permintaan) maka akan berdampak pada turunnya harga saham.

Pada umumnya kinerja sebuah perusahaan akan berpengaruh pada harga saham perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin tinggi laba usaha yang akan diperoleh dan pemegang saham turut menikmati keuntungan dari penghasilan perusahaan, sehingga banyak investor yang ingin memiliki saham perusahaan tersebut dan harga saham akan naik.

Menurut Tandelilin (2007) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut menentukan besarnya nilai perusahaan. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga semakin tinggi harga saham yang ada di pasar atas suatu perusahaan tertentu, maka dapat diartikan perusahaan tersebut dapat mengelola aktiva dengan baik.

Macam-macam Harga Saham


Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001) mengelompokan harga saham di pasar modal menjadi 7 (tujuh) macam. Macam-macam harga saham tersebut yaitu:

  1. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di pasar saham.
  2. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi I perdagangan.
  3. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi dalam periode perdagangan hari tersebut.
  4. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi sepanjang periode perdagangan hari tersebut.
  5. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening price dan last parice

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham


Harga saham selalu mengalami fluktuaktif, pergerakan baik kenaikan maupun penurunan harga saham. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Semakin banyak orang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung mengalami kenaikan. Demikian sebaliknya, apabila semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung mengalami penurunan.

Menurut Samsul (2006:) contoh variabel yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut:

  1. Pengumuman pembagian dividen tunai;
  2. Pengumuman stock split;
  3. Pengumuman right issue;
  4. Pengumuman saham bonus atau saham dividen;
  5. Pengumuman waran;
  6. Rencana merger atau akuisisi;
  7. Rencana transaksi benturan kepentingan;
  8. Perubahan variabel makro dan mikroekonomi;
  9. Peristiwa politik internasional;
  10. Peristiwa politik nasional;
  11. January effect;
  12. Insider informasi;
  13. Perubahan siklus ekonomi melalui leading information.

Menurut Arifin (2007), faktor-faktor yang menjadi pemicu fluktuasinya harga saham adalah:

  1. Kondisi fundamental emiten
    Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin baik pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Untuk mengetahui kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk, kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio keuangan.

  2. Hukum permintaan dan penawaran
    Faktor hukum permintaan dan penawaran berada pada urutan kedua setelah faktor fundamental, karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan, tentunya mereka akan melakukan transaksi baik menjual atau membeli saham perusahaan tersebut. Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuaktif harga saham.

  3. Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI)
    Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan, karena pada umumnya investor saham selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang terdaftar di bursa mempunyai pinjaman bank.

  4. Valuta asing
    Dalam perekonomian global dewasa ini, hampir tidak ada satu pun negara yang dapat menghindari perekonomian negaranya dari pengaruh pergerakan valuta asing, khususnya terhadap US dollar. Ketika dolar naik para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan menurun.

  5. Dana asing di bursa
    Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit banyak bergantung pada investor asing tersebut.

  6. Indeks harga saham gabungan (IHSG)
    Sebenarnya indeks harga saham gabungan lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi, dan menjadi ukuran kenaikan atau penurunan harga saham.

  7. News and rumors
    Yang dimaksud news and rumors disini adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat.

Menurut Alwi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:

1. Faktor Internal

  • Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

  • Pengumuman pendanaan ( financing announcements ), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

  • Pengumuman badan direksi manajemen ( management board of director announcements ) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

  • Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakuisisi.

  • Pengumuman investasi ( investment announcements ), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

  • Pengumuman ketenagakerjaan ( labour announcements ), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

  • Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Return On Assets (ROA), dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal

  • Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

  • Pengumuman hukum ( legal announcements ), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

  • Pengumuman industri sekuritas ( securities announcements ), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

  • Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

  • Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto (2002), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Sedangkan, menurut Sartono (2001) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.” Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.

Menurut Anoraga (2006), harga saham adalah nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemiliksaham dikemudian hari. Sedangkan menurut Sutrisno (2009), harga saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjual-belikan saham tersebut di pasar sekunder.

Jenis-jenis Harga Saham


Harga saham menurut Sawidji (2001), dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

  1. Harga Nominal
    Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.

  2. Harga Perdana
    Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.

  3. Harga Pasar
    Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek.

  4. Harga Pembukaan
    Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.

  5. Harga Penutupan
    Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli saat akhir hari buka.

  6. Harga Tertinggi
    Harga saham tidak hanya sekali atau dua kali dalam satu hari, tetapi bisa berkali dan tidak terjadi pada harga saham yang lama. Dari harga-harga yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.

  7. Harga Terendah
    Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga yang paling rendah pada satu hari bursa.

  8. Harga Rata-rata
    Harga rata-rata merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan terendah. Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Harga Saham

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya (Bursa Efek Indonesia, 2010). Selanjutnya menurut Alwi (2003), ada beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham. Faktor-faktor tersebut dapat dimasukkan ke dalam faktor fundamental yang berasal dari lingkungan internal dan faktor kondisi ekonomi yang berasal dari lingkungan eksternal. Faktor-faktor yang memengaruhi harga saham tersebut antara lain yaitu:

  1. Faktor Fundamental (Lingkungan Internal)

    • Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
    • Pengumuman pendanaan ( financing announcements ), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan utang.
    • Pengumuman badan direksi manajemen ( managementboard of director announcements ) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.
    • Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
    • Pengumuman investasi ( investment announcements ), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.
    • Pengumuman ketenagakerjaan ( labour announcements ), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.
    • Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earnings per Share (EPS) dan Dividend per Share (DPS), Price Earnings Ratio , Net Profit Margin , Return on Equity (ROE), dan lainnya.
  2. Faktor Kondisi Ekonomi (Lingkungan Eksternal)

    • Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan berbagai regulasi serta deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
    • Pengumuman hukum ( legal announcements ), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
    • Pengumuman industri sekuritas ( securities announcements ), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading , volume atau harga saham perdagangan, pembatasan atau penundaan trading .
    • Gejolak politik-ekonomi dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.
Referensi
  1. Nisa, Haslita. 2018. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Industri Sektor Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016. Skripsi. Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
  2. Novasari, Ema. 2013. Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER terhadap Harga Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan (Lorie, Dodd, and Kimpton, 1985).

Jika harga saham naik maka saham aktif diperdagangkan, sedangkan jika harga saham turun maka saham tidak aktif untuk diperdagangkan. Hal ini yang menyebabkan bid ask spread turun, sehingga harga saham memiliki hubungan negatif dengan bid ask spread.

Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.

Menurut Sawidji (1996) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):

  1. Harga Nominal
    Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

  2. Harga Perdana
    Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

  3. Harga pasar
    Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.