Apa yang dimaksud dengan Hand Sanitizer?

hand sanitizer

Terkadang saat mau makan dan tidak ada wastafel, kita sering bingung mencari alternatif untuk mencuci tangan. Praktisnya jika tidak ada air kita menggunakan hand sanitizer dengan mengusapkan setetes saja di telapak tangan. Nah, bagaimana sih, cairan tersebut bisa membersihkan tangan kita?

Terkadang saat mau makan dan tidak ada wastafel, kita sering bingung mencari alternatif untuk mencuci tangan. Praktisnya jika tidak ada air kita menggunakan hand sanitizer dengan mengusapkan setetes saja di telapak tangan.

Tidak seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, hand sanitizer digunakan untuk membersihkan tangan dengan membunuh bakteri yang ada, bukan menyingkirkan kotoran yang tersisa di tangan. Hand sanitizer dalam bentuk gel, busa atau cairan mengandung bahan aktif diantaranya isopropanol, ethanol, n-propanol dan povidone-iodine. Bahan-bahan alkohol itulah yang dicampur ke dalam bahan non-aktif seperti minyak tumbuhan. Bahan-bahan alkohol tersebut adalah kunci yang membersihkan tangan dengan membunuh 99,9 persen bakteri, jamur dan virus dalam 30 detik setelah penggunaan hand sanitizer.

Jadi, hand sanitizer berbahan alkohol ini adalah antiseptik yang digunakan untuk menghentikan transmisi penyakit, biasanya digunakan di rumah sakit untuk mengurangi penyebaran penyakit menular seperti tuberculosis. Ada juga hand sanitizer yang tidak mengandung alkohol, biasanya menggunakan biocide benzalkonium chloride dan bahan organik yaitu triclosan, digunakan untuk membunuh kuman.

Sumber:
Sains.me

Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Gel pembersih tangan merupakan gel yang memiliki sebagai antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isadiartuti 2006). Banyak dari gel ini berasal dari bahan beralkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol.

Menurut Diana (2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%. Penelitian Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan.

Banyak hand sanitizer yang berasal dari bahan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel atau busa untuk mempermudah dalam penggunaannya. Gel ini mulai populer digunakan karena penggunaanya mudah dan praktis tanpa membutuhkan air dan sabun. Gel sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi masyarakat. (Hapsari, 2015).

Seiring perkembangan zaman, dikembangkan juga pembersih tangan non alkohol, tetapi jika tangan dalam keadaan benar – benar kotor, baik oleh tanah, udara, darah, ataupun lainya, mencuci tangan dengan air dan sabun lebih disarankan karena gel hand sanitizer tidak dapat efektif membunuh kuman dan membersihkan material organik lainnya. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik /desinfektan untuk desinfeksi permukaan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk kulit yang luka (Hapsari, 2015). Selain itu alkohol juga mempunyai sifat iritasi pada kulit, mudah terbakar, dan juga meningkatkan infeksi virus pemicu radang saluran pencernaan, karena itu muncul ide untuk memanfaatkan bahan alami yang dapat mengurangi resiko munculnya penyakit gangguan pencernaan (Cahyani, 2014).

Di Indonesia, syarat mutu detergen sintetik cair pembersih tangan diatur berdasarkan SNI-06-2588-1992 yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

No. Jenis Uji Persyaratan
1 Kadar zat aktif Min 5.0%
2 pH 4,5 – 8,0
3 Emulsi cairan Stabil
4 Zat tambahan Sesuai peraturan yang berlaku

Efektivitas hand sanitizer ini dipengaruhi oleh faktor fisik kimia seperti waktu kontak, suhu, konsentrasi, pH, kebersihan peralatan, kesadahan air, dan serangan bakteri (Marriot, 1999). Sanitizer yang ideal menurut Marriot (1999), harus memiliki beberapa hal seperti dibawah ini :

  1. Memiliki sifat menghancurkan mikroba, aktivitas spektrum melawan fase vegetatif bakteri, kapang, dan khamir.

  2. Tahan terhadap lingkungan (efektif pada lingkungan yang mengandung bahan organik, deterjen, sisa sabun, kesadahan air, dan perbedaan pH).

  3. Mampu membersihkan dengan baik.

  4. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.

  5. Larut dalam air dalam berbagai konsentrasi.

  6. Bau dapat diterima.

  7. Konsentrasi stabil.

  8. Mudah digunakan.

  9. Tidak mahal.

  10. Mudah pengukurannya jika digunakan dalam larutan.

Berdasarkan penelitian The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hand sanitizer dengan kandungan alkohol diatas 60% dapat berfungsi sebagai antibakteri maupun antivirus. Walaupun tidak dapat membunuh seluruh jenis bakteri dan virus. Mekanisme kerja dari hand sanitizer, bahan kimia yang mematikan bakteri disebut dengan bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimikrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Dalam menghambat aktivitas mikroba, alkohol 50-70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. (CDC, 2009).

1 Like