Apa yang dimaksud dengan Grounded Theory?

Grounded Theory

Grounded theory (GT) adalah metodologi sistematis dalam ilmu sosial yang melibatkan konstruksi teori melalui pengumpulan metodologikal dan analisis data.

Sebuah studi yang menggunakan pendekatan grounded theory kemungkinan akan dimulai dengan pertanyaan, atau bahkan hanya dengan pengumpulan data kualitatif. Ketika peneliti meninjau data yang dikumpulkan, gagasan, konsep, atau elemen yang berulang menjadi jelas, dan ditandai dengan kode, yang telah diekstraksi dari data.

Semakin banyak data yang dikumpulkan, dan ditinjau kembali, kode dapat dikelompokkan ke dalam konsep, dan kemudian ke dalam kategori. Kategori-kategori inilah yang dapat menjadi dasar bagi teori baru.

Menurut penggagasnya yaitu Barney Glaser dan Anselm Strauss, grounded theory tertulis sebagai … the discovery cfteory from data-which we call grounded theory … Memang betul, ajaran utama pendekatan ini adalah, bahwa teori harus muncul dari data atau dengan kata lain, teori harus berasal (grounded) dalam data (Chamberlain, 1995). Ungkapan grounded theory merujuk pada teori yang dibangun secara induktif dari satu kumpulan data. Bila dilakukan dengan baik, maka teori yag dihasilkan akan sangat sesuai dengan kumpulan data tadi.

Metodologi teori dasar (grounded theory methodology/GTM) menurut Manteufful dalam Emzir (2010: 191) adalah suatu metode analisis komparatif yang umum untuk menemukan teori dengan empat kriteria, yaitu kerja (umum) relevansi (dimengerti), cocok (valid), dan dapat dimodifikasi (dikendalikan). Metodologi teori dasar merupakan salah satu metode interprétatif yang membagi filsafat fenomenologi yang umum.

Definisi Grourdet Theory (teori dasar) menurut Strauss & Corbin dalam Emzir, 2010:191) teori dasar adalah suatu teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian fenomena yangi mewakilinya. Teori tersebut ditemukan, dikembangkan, dan untuk sementara waktu dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis, analisis data yang menyinggung fenomena tersebut. Oleh karena itu, pengumpulan data, analisis data, dan teori berada di dalam hubungan timbal balik satu dengan lainnya. Orang tidak mulai dengan teori, orang mulai dengan suatu area studi dan apa yang berkaitan dengan area tersebut dibiarkan muncul.

Pendekatan te ori dasar adalah suatu metode penelitian kualitatif yang menggunakan suatu prosedur yang sistematis untuk mengembangkan teori secara induktif yang memperoleh teori dasar tentang suatu fenomena. Temuan penelitian merupakan suatu rumusan teoretis menyangkut kenyataan di bawah penyelidikan, bukan terdiri atas serangkaian angka-angka, atau sjatu kelompok yang terlepas berhubungan dengan tematema. Melalui metodologi ini, konsep dan hubungan antarkonsep tidak hanya dihasilkan, tetapi juga untuk sementara diuji (Strauss SCorbin, dalam Emzir, 2010).

Grounded theo ry lebih bersifat induktif jika dibandingkan dengan analisis konten karena teori tersebut muncul dari jata dan belum pernah ada sebelumnya. Menurut Strauss dan Corbin (1994) dalam Cchen (2009), groundedtheory adalah metode umum untuk mengembangkan suatu teori yang berbasis data yang dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis

Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat hal-hal penting tentang grounded t theory sebagai berikut:

  • Teori muncul bukan diuji

  • Teori muncul dari data, bukan sebaliknya

  • Munculnya teori merupakan akibat dari cara pengumpulan data yang sistematik

  • Pola dan teori implisit ada dalam data yang harus ditemukan

Glaser (1996) dalam Gohen (492) mengatakan bahwa memaksakan suatu metodologi itu te lalu kuno, seperti yang terjadi pada penganut positivis. Grounded teori menolak pemaksaan terhadap karakteristik penelitian oleh teori sebelumnya. Oleh karena itu, grounded teori mampu melakukan hal-hal berikut:

  • Toleransi dan terbuka pada data dan apa-apa yang muncul

  • Toleransi terhadap pengaruh dan ketidakpastian (perasan bodoh pada saat teori tidak segera ditemukan)

  • Rentan terhadap formulasi teori yang prematur

  • Mampu melihat data dengan dekat

  • Lebih terhubungan dengan proses kelahiran teori daripada pengujian teori; grounded teori merupakan metodologi eksperimental

  • Mampu bekerja dengan kategori yang muncul daripada kategori yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Galser dan Strauss, metode ini baik digunakan bila peneliti ingin membangun teori, baik teori subtantif maupun teori formal dalam seperangkat kode-kode properti maupun dalam diskusi teoritis. Sedangkan menurut Stren (1994), metode grounded theory paling baik diterapkan pada investigasi hal-hal yang masih belum jelas, atau untuk memperoleh persepsi baru dari hal-hal yang dianggap sudah lumrah.

Menurut Schlegel (1984) dan Stren (1994) ada tiga elemen dasar dari grounded theory , yang masing-masing tidak terpisahkan satu sama lainnya.

(1) Konsep, dimana konsep ini dihasilkan cari konseptualisasi atas data.

(2) Kategorisasi, merupakan level atau tingkatan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dari konsep. Kategori juga merupakan “córner stone” dari pengembangan teori, dimana disini ada proses pengelompokan konsep melalui perbandingan yang sama atau berbeda pada kelompoknya masing-masing.

(3) Proposisi, adalah suatu pernyataan yang menunjukkan pada adanya hubungan yang konseptual.

Cara untuk menghasilkan teori dengan metode grounded theory terdiri dari lima fase yang harus diikut , yaitu: a) desain penelitian, b) pengumpulan data, c.penyusunan data, d) analisis data, dan e) pembandingan dengan literatur. Fase-fase ini masih diturunkan menjadi sembilan langkah, yaitu: a) tinjauan ulang literatur teknis, b) memilih kasus, c) membuat protokol pergumpulan data yang akurat, d) masuk ke lapangan, e) penyusunan data, f) mengana isis data yang berhubungan dengan kasus awal, g) percontohan teoritis, h) mencapai akhir penelitian, dan i) pembandingan teori yang muncul dengan literatur yang telah ada.