Apa yang dimaksud dengan Green House?


Green House merupakan struktur yang terbuat dari kaca tempat tanaman ditanam. Rumah kaca digunakan di daerah beriklim sedang untuk menanam tanaman yang tidak dapat ditanam di luar rumah, baik untuk menanamnya lebih awal (membesarkan bibit untuk ditanam nanti) atau untuk menanam tanaman di luar musimnya (tomat dapat ditanam di rumah kaca selama musim dingin bulan)

Pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut menyebabkan semakin banyak teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah satu teknologi yang telah banyak digunakan adalah teknologi greenhouse. Istilah greenhouse ini diciptakan di Amerika, disebut demikian karena merupakan bangunan tempat menumbuhkan tanaman yang dapat sepanjang tahun hijau terus, meskipun di luar sedang musim gugur atau musim dingin. Atap dan dinding rumah ini dulu terbuat dari kaca, sehingga orang Eropa menyebut bangunan beratap kaca itu glass house (Soeseno, 1991).

Pengertian greenhouse menurut salah satu pakar diartikan sebagai suatu struktur bangunan dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang di bawah lingkungan dan kondisi artifisal (terkendali) yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, intensitas cahaya, photo period, ventilasi, media tanah, pengendalian hama dan penyakit, irigasi, fertigasi dan praktek-praktek agronomi lainnya. Dibandingkan teknologi konvesional, tanaman yang dibudidayakan di lahan atau area terbuka relatif mudah terganggu dengan perubahan iklim yang bersifat mendadak sehingga berdampak pada stress tanaman yang mengakibatkan pada penurunan jumlah dan kualitas hasil panen.

Greenhouse atau bisa disebut rumah kaca umumnya dibangun di wilayah subtropis dan wilayah dengan empat musim. Bangunan ini diperlukan ketika temperatur cuaca diluar ekstream. Dengan adanya greenhouse, tanaman yang di dalam akan terlindungi sehingga mendapatkan temperatur yang cukup untuk pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan cahaya matahari masih dapat menembus atap dan dinding rumah kaca sedangkan panas yang dihasilkan dari elemen-elemen di dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di dalam. Sehingga temperatur di dalam rumah kaca menumpuk dan mengimbangi temperatur dingin di luar sehingga memungkinkan bagi tanaman untuk hidup. Berbeda jika greenhouse dibangun di wilayah tropis, yaitu hanya berfungsi sebagai pelindung tanaman dari gangguan lingkungan yang tidak sesuai seperti melindungi dari serangan hama dan penyakit, angin yang kencang, dan panas yang berlebihan. Berikut perbedaan greenhouse di wilayah tropis dan subtropis.

Tabel 1. Perbedaan Greenhouse di wilayah tropis dan subtropis

Subtropis Tropis
Fungsi: sebagai sarana pertanian, sangat penting pada musim gugur, semi dan dingin Fungsi: melindungi tanaman dari siraman hujan secara langsung dan intensitas cahaya yang berlebihan
Prinsip kerja: menjebak panas sehingga suhu udara dalam greenhouse optimal Prinsip kerja: suhu udara relatif sama dengan luar greenhouse
Konstruksi: lebih kompleks karena memerlukan berbagai sarana kontrol lingkungan Konstruksi: lebih sederhana, saran kontrol relatif sedikit

( sumber: http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id)

Konsep Greenhouse


Budidaya tanaman di dalam greenhouse memiliki keunggulan berupa lingkungan mikro yang lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap tanaman. Rancangan greenhouse berpengaruh besar terhadap lingkungan mikro di dalamnya. Salah satu parameter lingkungan mikro tanaman adalah suhu. Suhu yang tinggi dapat mempercepat evapotranspirasi tanaman yang akan mempercepat kehilangan air dan energi.

Evapotranspirasi merupakan kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi.

Salah satu cara untuk mengendalikan lingkungan mikro tanaman di dalam greenhouse khususnya suhu adalah dengan ventilasi alamiah. Keuntungan pemakaian ventilasi alamiah adalah biaya yang relatif murah dan tidak diperlukan perawatan. Penempatan dan luas bukaan ventilasi sangat menentukan pergerakan udara di dalamnya yang akan membantu penurunan suhu. Letak ventilasi dan bentuk greenhouse akan mempengaruhi pergerakan udara di dalamnya. Pergerakan udara tersebut dimanfaatkan untuk memindahkan udara panas dari dalam greenhouse . Semakin banyak udara panas yang dikeluarkan akan membantu menurunkan suhu udara.

Dalam membangun sebuah greenhouse tidak dapat dilakukan dengan sembarang cara. Bahan yang digunakan pun akan mempengaruhinya. Adapun jenis-jenis greenhouse, tipe, dan bahan penutup yang dapat digunakan yaitu (Sumber : http://kmc.tp.ugm.ac.id) :

Jenis Greenhouse


Jenis greenhouse dibedakan berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan maka akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.

  1. Greenhouse Bambu

    Greenhouse jenis ini umumnya dipakai sebagai greenhouse produksi. Green house ini secara umum adalah jenis greenhouse yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Kelemahan dari greenhouse ini adalah umurnya yang relatif pendek dan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka greenhouse bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.

image
Gambar 1. Greenhouse Bambu

  1. Greenhouse Kayu

    Jenis greenhouse memiliki kualitas yang lebih baik daripada greenhouse bambu. Kayu yang digunakan sebagai material adalah jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Jika diibandingkan dengan greenhouse bambu umur pakai greenhouse kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik. Beberapa jenis greenhouse kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya cukup lebih bervariasi yaitu dengan plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.

image
Gambar 2. Greenhouse Kayu

  1. Greenhouse Besi

    Jenis greenhouse besi tentunya lebih awet, sudah terlihat dari bahan baku yang digunakan yaitu menggunakan besi terlebih besi yang telah diberi perlakuan “ hot dipped galvanis ”. Struktur yang kuat dan kompleks akan mengurangi frekuensi perawatan, walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal. Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan mikrokontrol pengatur dan pembaca kondisi lingkungan dapat dipasangkan, sehingga dapat digunakan secara optimal.

image
Gambar 3. Greenhouse Besi

Tipe Greenhouse


Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam greenhouse . Pada dasarnya tipe greenhouse dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

  1. Tipe Tunnel

    Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk lengkung sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat. Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya sistem ventilasi. Pada daerah tropis dibutuhkan exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan udara dan menurunkan suhu di dalam greenhouse.

image
Gambar 4. Greenhouse Tipe Tunnel

  1. Tipe Piggy back

    Tipe ini termasuk tropical greenhouse . Keunggulan tipe ini memiliki ventilasi udara yang baik. Sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang optimal bagi pertrumbuhan tanaman. Banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini. Tipe ini kurang disarankan pada daerah dengan tiupan angin yang kuat, karena struktur greenhouse rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya greeenhouse type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena dengan material struktur lebih banyak.

image
Gambar 5. Greenhouse Tipe Piggy Back

  1. Tipe Campuran (Single span dan Multispan)

    Tipe ini adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back . Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back . Karena itu, maka tipe greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back , yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal. Kelebihan lainnya adalah beberapa unit greenhouse (Single Span) dapat disatukan menjadi satu blok greenhouse besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada tipe tunnel. Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas, maka type multispan adalah type yang paling sesuai.

image
Gambar 6. Greenhouse Tipe Campuran

Bahan Penutup Greenhouse


Sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation) (Nurdianna, 2018). Karena dengan panjang gelombang tersebut proses fotosintesis bisa terjadi. Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :

  1. Acrylic

    Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca, tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83% cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20 - 40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic adalah mudah terbakar, sangat mahal, dan tidak tahan gores.

image
Gambar 7. Penutup Bahan Acrylic

  1. Polycarbonate

    Polycarbonate memiliki kelebihan lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80% dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).

image
Gambar 8. Penutup Bahan Polycarbonate

  1. Fiberglass Reinforced Polyester (FRP)

    Bahan ini memiliki kelebihan lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.

image
Gambar 9. Penutup Bahan FRP

  1. Polyethylene film
    Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya kurang tahan lama, bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif. Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.

image
Gambar 10. Bahan Penutup Polyethylene film

  1. Polyvinyl cholride film

    Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus rutin dibersihankan agar didapat penghantaran cahaya yang lebih baik.

image
Gambar 11. Bahan Penutup Polyvinyl cholride film

REFERENSI

Nurdiana, Daru. 2018. Penggunaan Beberapa Komposisi Spektrum Led Pada Potensi Dan Hasil Hidroponik Indoor Selada Keriting Hijau. Jurnal Agrosains . 20(1): 1-6.

Pusat Manajemen Pengetahuan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada. 2019. Metode Dalam Membangun Greenhouse . Diakses pada 12 Desember 2020 dari http://kmc.tp.ugm.ac.id .

Soeseno, S. 1991. Bercocok Tanam Secara Hidroponik . PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN. 2001. Bangunan Pertanian Syarat Mutu Rumah Tanaman “Greenhouse”. Diakses pada 12 Desember 2020 dari http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id .

2020-12-15T17:00:00Z

1 Like