Apa yang dimaksud dengan General Affective Aggression Model (GAAM)?

Agresi merujuk pada perilaku yang dimaksudkan untuk membuat objeknya mengalami bahaya atau kesakitan. Agresi dapat dilakukan secara verbal atau fisik. Perilaku yang secara tidak sengaja menyebabkan bahaya atau sakit bukan merupakan agresi.

Apa yang dimaksud dengan General Affective Aggression Model (GAAM) ?

Berbeda dengan pandangan-pandangan sebelumnya, teori modern atas agresi tidak berfokus pada Faktor tunggal sebagai penyebab utama agresi, melainkan memfokuskan kecenderungan terjadinya agresi karena memperhitungkan proses belajar, kognisi, suasana hati, dan keterangsangan.

Teori berkembang sesuai dengan pola fikir ahlinya yaitu Anderson dkk32 . Teori tersebut terkenal dengan sebutan teori GAAM (General affective aggression model).

Dalam faham agresi terjadi karena variable input yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu :

  • Pertama adalah frustasi, bentuk serangan tertentu dari orang lain (mis: penghinaan), munculnya tanda-tanda yang berhubungan dengan agresi (mis: senapan ataupun senjata lainnya), dan semua hal yang dapat menyebabkan individu mengalami ketidak nyamanan, mulai dari suhu udara, lingkungan, bahkan keluarga.

  • Kedua adalah perbedaan individual seperti sikap yang mendorong individu untuk melakukan agresi, sikap dan kepercayaan terhadap belief tertentu terhadap kekerasan dan keterampilan spesifik yang terkait pada agresi.

Menurut GAAM variable situasional dan individual juga berperan dalam menimbulkan agresi terbuka melalui pengaruh masingmasing terhadap tiga proses dasar: pertama keterangsangan (aurosal) – variable-variabel tersebut dapat meningkatkan keterangsangan fisiologis atau antusiasme, yang kedua keadaan afektif- variable -variabel tersebut dapat membangkitkan perasaan hostil dan tanda-tanda yang tampak dari hal ini (misalnya ; ekspresi wajah) serta kognisi –variabel-variabel dapat membuat individu memiliki fikiran hostil atau membawa ingatan hostile ke fikiran. Tergantung interpretasi individu atas situasi yang dihadapi sehingga agresi dapat terjadi atau tidak.

Referensi :

  • Robert, A. Baron dan Donn Byrne, Psikologi Sosial 2,(Jakarta: Erlangga 2003)