General Adaptation Syndrome (GAS) atau Sindrom Adaptasi Umum merupakan respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stres. Konsep Sindrom Adaptasi Umum diperkenalkan oleh Dr. Hans Selye.
Konsep tersebut muncul dari pertanyaan dasar, "Apakah akan tetap berada di tempat dan menghadapi ancaman tersebut (fight), ataukah akan kabur/lari menjauhi ancaman tersebut (flight) ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Dr. Hans Selye, melakukan penelitian dengan menggunakan tikus sebagai hewan percobaan untuk kemudian mengekspos tikus-tikus tersebut dengan stressors .
Stressors adalah faktor-faktor yang memiliki potensi untuk menyebabkan stres.
Dari hasil percobaan tersebut, perubahan-perubahan fisiologis tubuh berhasil dispesifikasi dan beliau menyimpulkan bahwa apapun sumber stresnya, tubuh bereaksi dengan cara yang sama.
Selye merangkum reaktivitas stres sebagai proses tiga fase yang disebut sebagai general adaptation syndrome , yaitu:
Fase 1: Alarm reaction.
Pada tahap ini tubuh menunjukkan karakteristik perubahan-perubahan dari eksposur pertama stressor . Dalam waktu yang sama, resistensi tubuh berkurang namun setelah dihadapi, perubahan-perubahan tadi akan kembali ke semula (titik keseimbangannya). Bila stressor cukup kuat (seperti kebakaran hebat, temperatur yang ekstrim), kematian dapat terjadi.
Fase 2: Stage of resistance .
Resistensi terjadi jika eksposur stressor yang terus terjadi kompatibel dengan adaptasi. Signal-signal karakteristik alarm reaction tubuh secara virtual hilang, dan resistensi meningkat di atas tingkat normalnya.
Fase 3: Stage of Exhaustion .
Menghadapi stressor yang sama terus-menerus, dimana tubuh telah berhasil menyesuaikan diri, pada akhirnya akan membuat energi adaptasi kelelahan (exhausted). Signal-signal alarm reaction muncul kembali, namun saat ini mereka tidak dapat dikembalikan seperti semula (ke titik keseimbangannya), sehingga individu mengalami serious illness yang bisa membawa pada kematian.
Hans Selye mendefinisikan stres sebagai ”the nonspesific response of the body to any demand made upon it”.
Melihat definisi diatas, maka stressor dapat berarti hal yang baik, contohnya promosi jabatan dimana kita harus menyesuaikan diri disebut eustress) atau hal yang buruk, contohnya kematian orang yang kita cintai dimana kita harus menyesuaikan diri (disebut distress ); keduanya melalui proses fisiologis yang sama.