Gatekeeper adalah āindividu ā individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa)ā. Jika diperluas maknanya yang disebut dengan gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape,compact disk dan buku. (John R. Bittner, 1996 dikutip dari penulis Nurudin, 2007)
Penjaga gawang (gate keeper): seorang gatekeeper adalah orang yang dengan memilih, mengubah, dan menolak pesan dapat mempengaruhi aliran informasi kepada seseorang atau sekelompok orang.
Gatekeeper dalam media massa terdiri dari penerbit majalah, editor surat kabar, manager stasiun radio siaran, produser berita televisi, produser film, dan lain ā lain (Vera, 2008).
Variabel ā variable yang menentukan keputusan penjaga gawang yaitu :
-
Ekonomi : media hanya membuat acara/ memuat berita sesuai dengan keinginan konsumen agar tidak gulung tikar.
-
Pembatasan legal : UU yang mengatur suatu penyiaran/ penerbitan. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Periklanan, dan lain-lain.
-
Batas waktu/ deadline :berhubungan dengan aktualitas berita. Karena sesuai dengan ciri dari komunikasi massa maka informasi yang kadaluarsa tentu sudah tidak menarik lagi untuk disebarluaskan.
-
Etika : berhubungan dengan moral dan etika.
-
Kompetisi : persaingan dengan media lain dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan berita mana yang layak dimuat.
-
Nilai berita : insentias suatu berita dibandingkan dengan berita ā berita lain yang tersedia.
-
Reaksi terhadap feedback : apakah informasi yang disampaikan kepada khalayak nantinya akan menimbulkan gejolak atau menyinggung sekelompok orang atau golongan tertentu.
Semua saluran media massa memiliki sejumlah gatekeeper. Mereka memainkan peran dalam beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau mereka bahkan bisa memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka āpintu gerbangā (gate) bagi keluarnya informasi yang lain.
Gatekeeper itu sedemikian penting sehingga menjadi ciri dalam komunikasi massa karena sebagaimana kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa atau data yang menjadi bahan mentah pesan yang akan disiarkan media massa itu beragam dan sangat banyak. Tentu tidak semua akan disiarkan media massa itu. Di sinilah perlu ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan.
Misalnya, televisi sangat berkepentingan untuk melihat gerak isyarat dari para kandidat calon presiden ketika melakukan kampanye. Sementara pihak media cetak hanya bisa menceritakannya, atau didukung oleh foto, tetapi tidak semua bisa diambil. Media cetak perlu memilih mana gerak yang paling menarik. Perbedaan demikian akan mempengaruhi pesan-pesan yang disebarkan.
Fungsi dari gatekeeper yaitu :
-
memilah/ menyeleksi informasi untuk disiarkan;
-
untuk membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan;
-
untuk memperluas kuntitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan
-
untuk mengintepretasikan informasi (John R. Bittner, 1996) yang dikutip dari Nurudin (2007).
Ray Eldon Hiebert (1985) mencoba menguraikan perbedaan antara komunikator dengan gatekeeper (dalam media massa), yakni seseorang yang menciptakan atau membuat sesuatu disebut sebagai komunikator, sedangkan jika seseorang mengevaluasi ciptaan orang lain ia adalah gatekeeper. Jadi, individu yang sama bisa jadi mempunyai dua fungsi, sebagai komunikator dan sebagai gatekeeper dalam waktu yang sama. (Nurudin, 2007).
Gatekeeper mempunyai efek potensial di dalam proses komunikasi massa, khususnya jika media yang seharusnya milik masyarakat itu dikontrol dan dikendalikan oleh kekuatan āelite minoritasā dengan melarang hak publik untuk mengetahui. Misalnya, āelite minoritasā itu adalah pemilik modal. Pemilik modal berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebijakannya.
Gatekeeper selalu memilih berita dengan selektif, aktual dan objektif. Tindakan tersebut dinamakan gatekeeping, atau dalam istilahnya secara luas telah digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan di mana seleksi dibuat dalam kerja media, terutama keputusan mengenai apakah diboleh atau tidak sebuah laporan berita tertentu melewati āpintuā media berita ke dalam saluran berita. (Reese dan Ballinger, 2001) yang dikutip dari McQuail bagian 2 (2011).
Selalu yang dilakukan dalam gatekeeping mencakup memberikan penekanan materi berita tertentu (isi materi berita), memilih fakta dengan beberapa pertimbangan, menyeleksi berita, menambahkan berita, serta penapisan informasi.
Manheim (1998) mengelompokkan pengumpulan berita jurnalistik berdasarkan dua jenis dominan dan dua jenis subside. Jenis pertama adalah āpemburu-pengumpulā, merujuk pada sekumpulan fenomena yang terlihat sebagai berita potensial, dan bahwa ākultivasiāyang merujuk pada sistem yang āberiramaā bagi kumpulan berita yang terencana dan penggunaan yang cerdas atas sumber yang akrab. Hal ini membutuhkan aktivitas positif.
Dua jenis yang lain relative jarang dan merujuk pada jurnalisme āinvestigasiā dan ākomersialā, tetapi jenis ini juga berdasarkan asumsi berita terjadi secara natural. (McQuail, 2011)
Josep A. Devito (1997) menggambarkan proses gatekeeping, sebagai berikut :
Gambar Skema Gatekeeper (Joseph A. Devito, 1997)
Skema di atas menjelaskan pesan-pesan (M1, M2, M3) diterima oleh gatekeeper dari berbagai sumber yang berbeda (S1, S2, S3). Dalam hal ini pesan diseleksi oleh gatekeeper. Selanjutnya gatekeeper selektif menyampaikan pesan- pesan tersebut (MA, MB, MC) kepada komunikan yang berbeda (R1, R2, R3).
Aspek terpenting yang harus diperhatikan melelui proses ini adalah bahwa pesan-pesan yang diterima gatekeepers (M1, M2, M3) tidak sama dengan pesan-pesan yang dikirim oleh gatekeepers (MA, MB, MC). (Nurudin, 2007)