Gambler’s fallacy merupakan penyimpangan dalam judgment; yang terjadi ketika individu memiliki keyakinan bahwa kalau sesuatu yang terjadi secara berturut-turut dinilai menyimpang dari kebiasaan, maka kemungkinkan untuk hal itu terjadi lagi pada masa berikutnya akan lebih kecil dari probabilitas yang sebenarnya. Sebaliknya, sesuatu yang tidak muncul atau tidak terjadi seperti biasanya, individu meyakini bahwa probabilitasnya untuk muncul pada saat berikutnya menjadi lebih besar dari probabilitas yang sebenarnya .
Croson dan Sundali (2005) menyatakan bahwa gambler’s fallacy adalah keyakinan terhadap korelasi negatif dari suatu urutan acak yang tidak berkorelasi. Apabila sesuatu terjadi lebih sering selama beberapa periode, maka kesempatan hal tersebut akan terjadi lagi menjadi lebih kecil di masa mendatang. Atau, jika sesuatu yang jarang terjadi selama beberapa periode, maka akan terjadi lebih sering di masa mendatang. Kesalahan keyakinantersebut menyebabkan investor melakukan investasi lebih sedikit atau banyak berdasarkan observasi dari kejadian pada periode sebelumnya.
Hopfensitz (2009) dalam penelitiannya menyatakan eksistensi gambler’s fallacy pada investor selama proses pengambilan keputusan. Frekuensi dari outcome trading sebelumnya menjadi acuan untuk pengambilan keputusan investasi di masa mendatang. Saat investor telah mendapatkan keuntungan beberapa kali pada periode sebelumnya, maka pada kesempatan investasi berikutnya investor akan mengurangi nilai investasi mereka.
Selain itu, Aminet al. (2009) juga menyatakan bahwa gambler’s fallacy memengaruhi pengambilan keputusan investor yang melakukan trading di bursa saham Pakistan. Salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya gambler’s fallacy adalah pengetahuan dan pemahaman investor terkait pasar modal dan mekanisme kerjanya. Hal ini menunjukkan adanya ketidak rasionalan investor dalam pengambilan keputusan keuangan mereka.
Saat membuat keputusan investasi, investor juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kondisi pasar modal (Odean 1999). Saat uptrend , investor yang mengalami gambler’s fallacy cenderung menghindari untuk membeli saham yang mengalami peningkatan harga pada periode sebelumnya karena investor yakin bahwa probabilitas saham tersebut mengalami penurunan harga akan lebih besar. Demikian juga saat downtrend, investor menganggap bahwa saham-saham yang sebelumnya mengalami penurunan harga akan memiliki probabilitas lebih besar untuk mengalami peningkatan harga.