Apa yang dimaksud dengan Furunkel Pada Hidung ?

Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut hidung yang melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

Apa yang dimaksud dengan Furunkel Pada Hidung ?

Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut hidung yang melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

  1. Bisul di dalam hidung, disertai rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman.
  2. Kadang dapat disertai gejala rinitis.

Faktor Risiko

  1. Sosio ekonomi rendah
  2. Higiene personal yang buruk
  3. Rinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung.
  4. Kebiasaan mengorek rinitisbagian dalam hidung.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut hidung).

Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis Banding:-
Komplikasi

  1. Penyebaran infeksi ke vena fasialis, vena oftalmika, lalu ke sinus kavernosus sehingga menyebabkan tromboflebitis sinus kavernosus.
  2. Abses.
  3. Vestibulitis.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

  1. Non Medikamentosa
    a. Kompres hangat
    b. Insisi dilakukan jika telah timbul abses

  2. Medikamentosa
    a. Antibiotik topikal, seperti salep Bacitrasin dan Polimiksin B
    b. Antibiotik oral selama 7-10 hari, yaitu Amoksisilin 3 x 500 mg/hari, Sefaleksin 4 x 250 – 500 mg/hari, atau Eritromisin 4 x 250 – 500 mg/hari.

Konseling dan Edukasi

  1. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.
  2. Tidak memencet atau melakukan insisi padafurunkel.
  3. Selalu menjaga kebersihan diri. Kriteria Rujukan: -

Prognosis

  1. Ad vitam : Bonam
  2. Ad functionam : Bonam
  3. Ad sanationam : Bonam

Peralatan dan Bahan Medis Habis Pakai

  1. Lampu kepala
  2. Spekulum hidung
  3. Skalpel atau jarum suntik ukuran sedang (untuk insisi)
  4. Kassa steril
  5. Klem
  6. Pinset Bayonet
  7. Larutan Povidon Iodin 7,5%

Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer

Referensi

  1. Adam, G.L. Boies L.R. Higler.Boies.Buku Ajar Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.
  2. Wardani, R.S. Mangunkusumo, E.Infeksi Hidung dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala&Leher. Ed. ke-6. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.