Apa yang dimaksud dengan Fungsi Konsumsi?

Konsumsi

Apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi dalam dunia ekonomi?

Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara konsumsi dengan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Pada teori yang paling sederhana, konsumsi ditentukan oleh disposable income sekarang.
Disposable income adalah pendapatan perorangan bersih, setelah dikurangi pajak, yang merupakan bagian pendapatan rumah tangga yang tersedia untuk untuk konsumsi dan tabungan.

Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain. Besarnya konsumsi selalu berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka konsumsi akan meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan turun maka konsumsi akan turun (Partadireja, 1990).

Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Khusus untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga, ada faktor yang paling penting menentukan diantaranya tingkat pendapatan rumah tangga (Sayuti,1989). Perilaku masyarakat membelanjakan sebagian dari pendapatan untuk membeli sesuatu disebut pengeluaran konsumsi. Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai (disposable income). Dengan kata lain, fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan (Prasetyo, 2011).

Fungsi Konsumsi


Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan. Fungsi konsumsi dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (Huda, 2008) :

C = a + bY

Dimana C adalah besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, a adalah besarnya konsumsi yang tidak tergantung pada jumlah pendapatan atau konsumsi jika tidak ada pendapatan, b adalah hasrat marginal masyarakat untuk melakukan konsumsi, Y adalah pendapatan disposable (pendapatan yang siap dikonsumsi) a > 0 dan 0 < b < 1

Keynes menekankan bahwa bagi suatu perekonomian tingkat pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga bervariasi secara langsung dengan tingkat pendapatan disposable dari rumah tangga tersebut. Hubungan antara konsumsi dan pendapatan ini dikenal dengan fungsi konsumsi dan secara umum ditulis dengan persamaan sebagai berikut (Nanga, 2001).

Y = a + b Yd (a > 0, 0 < b < 1) … 1.1

C dan Yd merupakan pengubah yang masing-masing menunjukkan konsumsi dan pendapatan riil. Parameter a menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi otonom yaitu pengeluaran yang bergantung pada tingkat pendapatan, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit dan standar hidup yang diharapkan. Sementara parameter b menggambarkan kecenderungan mengkonsumsi marjinal, yang merupakan perbandingan antara perubahan dalam konsumsi dengan perubahan dalam pendapatan atau b = MPC = ∆C/∆ Yd, serta memiliki nilai antara 0 dan 1.

Persamaan 1.1. menyiratkan bahwa pada tingkat pendapatan yang rendah, konsumsi akan melebihi pendapatan, sedangkan tingkat pendapatan yang tinggi, konsumsi lebih kecil dari pada pendapatan. Hal ini sejalan dengan hukum psikologis yang mendasar tentang konsumsi dari Keynes yang mengatakan bahwa apabila pendapatan naik, maka konsumsi juga akan naik tapi dengan jumlah yang kecil.

Fungsi konsumsi yang berbentuk linier seperti ditunjukkan oleh persamaan 1.1. diatas dan memiliki implikasi sebagai berikut :

  • Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konstan selama rentan tingkat pendapatan relevan.
  • Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) adalah lebih besar daripada kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC).
  • Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) aakan semakinkecil kalau tingkat pendapatan mengalami kenaikan

Fungsi konsumsi dikenal sebagai kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume atau APC) yaitu perbandingan antara besarnya konsumsi total dengan pendapatan (C/Yd), atau dari persamaan 1.1. besarnya APC = C/Yd = a/ Yd+b atau APC = a/ Yd + MPC.

Fungsi konsumsi adalah satu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (disposabel income) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :

image

Dimana :
C = Tingkat konsumsi
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
b = Kecenderungan konsumsi marginal
Y = Tingkat pendapatan nasional

Dari rumusan yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa besarnya konsumsi sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Namun yang perlu digaris bawahi adalah perubahan (peningkatan) konsumsi yang disebabkan oleh perubahan (peningkatan) pendapatan tidak bersifat proporsional. Oleh karena itu, tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, maka semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang semakin tinggi pada tingkat tabungannya. Kelebihan dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi dapat disisihkan untuk tabungan.

Terdapat dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara disposabel income dengan konsumsi dan disposabel income dengan tabungan yaitu konsep kecenderungan mengkonsumsi dan kecenderungan menabung.

  • Konsep kecenderungan mengkonsumsi
    Kecenderungan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecenderungan mengkonsumsi marginal dan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata. Kecenderungan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan dengan MPC (Marginal Propensity to Consume) yang dapat diartikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposabel yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula :

    image

    Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume) dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposabel ketika konsumsi tersebut dilakukan. Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula:

    image

  • Konsep kecenderungan menabung
    Kecenderungan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecenderungan menabung marginal dan kecenderungan menabung ratarata. Kecenderungan menabung marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel. Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula:

    image

    Kecenderungan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average Propensity to Save), menunjukkan perbandingan di antara tabungan dengan pendapatan disposabel. Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula:

    image

Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan. Sedangkan fungsi tabungan menunjukkan hubungan antara tingkat tabungan dengan tingkat pendapatan (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Fungsi konsumsi dan tabungan dapat dinyatakan dalam persamaan:

  1. Fungsi konsumsi
    C = a + b Y

  2. Fungsi tabungan
    S = -a + (1-b)Y

Dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatannya nol, b adalah kecenderungan mengkonsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi, dan Y adalah tingkat pendapatan. Fungsi konsumsi dan tabungan dapat pula menunjukkan hubungan di antara konsumsi atau tabungan dengan pendapatan disposabel Yd.

Konsep kecenderungan mengkonsumsi bisa dibedakan menjadi dua istilah yaitu kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC) dan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC). Berikut penjelasan mengenai konsep tersebut:

  1. Kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume), atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai MPC, dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposabel (∆Yd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula:
    MPC = ∆C/∆Yd

  2. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume), atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai APC, dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara tingkat konsumsi © dengan tingkat pendapatan disposabel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula:
    APC = C/Yd

Konsep kecenderungan menabung juga bisa dibedakan menjadi dua istilah yaitu kecenderungan menabung marginal (MPS) dan kecenderungan menabung rata-rata (APS). Berikut penjelasan mengenai konsep tersebut:

  1. Kecenderungan menabung marginal (marginal propensity to save), atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai MPS, dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposabel (∆Yd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula:
    MPS = ∆S/∆Yd

  2. Kecenderungan menabung rata-rata (average propensity to save), atau secara ringkas selalu dinyatakan sebagai APS, menunjukkan perbandingan antara tabungan (S) dengan pendapatan disposabel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula:
    APS = S/Yd
    (Sadono Sukirno, 2011)

Referensi

Indriani, Lia. 2015. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, Dan Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY.

Fungsi konsumsi ialah besarnya jumlah konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat sehubungan dengan tingkat pendapatannya. Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat konsumsi dengan pendapatan.

Fungsi konsumsi merupakan suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposabel) perekonomian tersebut.

Dalam konsep konsumsi Keynes, terdapat hubungan empiris yang stabil antara konsumsi dengan pendapatan. Bila jumlah pendapatan meningkat, maka konsumsi secara relatif akan meningkat, tapi dengan proporsi yang lebih kecil daripada kenaikan pendapatan itu sendiri. Hal ini dikarenakan hasrat konsumsi yaitu kecenderungan konsumsi marginal atau konsumsitambahan akan menurun, jika pendapatan meningkat.

Keynes beranggapan bahwa tidak seorangpun yang akan mengkonsumsikan seluruh kenaikan pendapatannya, tapi ia juga menganggap bahwa semakin kaya seseorang tersebut maka akan semakin berkurang konsumsinya. Anggapan mengenai berkurangnya kecenderungan mengkonsumsi secara marginal ialah bagian penting dalam teori keynes.

Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan:

C = a+bY

Dimana:
a = Konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
b = Kecenderungan konsumsi marginal
C = Tingkat konsumsi
Y = Tingkat pendapatan nasional

Terdapat dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposibel dengan konsumsi dan pendapatan diposibel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung.

Hubungan tersebut dideskripsikan menjadi kecenderungan mengkonsumsi, dimana kecenderungan mengkonsumsi dibedakan menjadi kecenderungan mengkonsumsi marginal dan kencenderungan mengkonsumsi rata-rata.

Kecenderungan mengkonsumsi marginal dinyatakan sebagai MPC (Marginal propensity to Consume) yang artinya perbandingan antara pertambahan konsumsi (DC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposibel (Yd) yang diperoleh.

Nilai MPCdihitung dengan menggunakan rumus:

MPC = D𝐶 D𝑌𝑑 (Sadono Sukirno, 2007)

Selanjutnya kecenderungan konsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume), yaitu perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatandisposibel pada kegiatan konsumsi terseut dilakukan (Yd).

Besarnya APC dihitung dengan menggunakan formula:

APC = 𝐶 𝑌𝑑 (Sadono Sukirno, 2007)

Di sisi yang lain, kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan menabung marginal dapat dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) yang diartikan sebagai suatu perbandingan di antara pertambahan tabungan(ΔS) dengan pertambahan pendapatan disposabel (ΔYd). Kemudian kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average Propensity to Save), yang mana menunjukan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd).