Apa yang dimaksud dengan Fraud Diamond Dimension?

Sering sekali pada penelitian psikologi, para peneliti menggunakan Fraud Diamond Dimension untuk menganalisis data yang terkait dengan kecurangan akademik.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Fraud Diamond Dimension?

Fraud Diamond adalah teori kecurangan yang digunakan untuk mengukur tingkat kecurangan. Dalam hal ini terkait kecurangan akademik. Menurut Wolfe dan Hermanson (2004) fraud diamond terdiri dari empat elemen, yaitu: (1) Tekanan; (2) Kesempatan; (3) Rasionalisasi; dan (4) Kemampuan.

1. Tekanan

Tekanan adalah situasi dimana seseorang dirasa perlu melakukan kecurangan (Nursani, 2014). Sesorang yang berperilaku tidak etis bisa dikarenakan adanya tekanan yang berasal dari orang tua, khawatir mendapat nilai buruk, bahkan rasa malu. Hal ini dapat menjadikan seseorang melakukan kecurangan akademik. Semakin tinggi tekanan maka perilaku kecurangan akademik juga semakin tinggi.

2. Kesempatan

Kesempatan adalah situasi yang membuka peluang untuk memungkinkan terjadinya suatu kecurangan dapat terjadi. Seseorang yang melakukan kecurangan akademik dikarenakan adanya kesempatan yang didukung dari lingkungan sekitar, misalnya: pengawasan ujian yang tidak ketat. Kesempatan yang semakin tinggi dapat menyebabkan kecurangan akademik yang dilakukan juga akan semakin tinggi (Nita, 2018).

3. Rasionalisasi

Rasionalisasi diperlukan agar pelaku dapat mencerna perilakunya yang melawan hukum untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya. Setelah kejahatan dilakukan, rasionalisasi ini ditinggalkan karena tidak diperlukan lagi. Seseorang yang memiliki sifat rasionalisasi cenderung akan menganggap bahwa yang dilakukannya adalah suatu hal yang wajar entah itu baik mapun buruk. Rasionalisasi diyakini dapat mempengaruhi perilaku kecurangan akademik karena umumnya, seseorang menganggap bahwa kecurangan yang mereka lakukan adalah sesuatu yang wajar sehingga mereka melakukan kecurangan akademik (Nita, 2018).

4. Kemampuan

Penipuan tidak akan terjadi jika tidak ada orang yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan kecurangan (Wolfe dan Hermanson, 2003). Meskipun orang tersebut memiliki tekanan dan kesempatan, tanpa adanya kemampuan kemungkinan terjadinya kecurangan akan kecil karena orang yang melakukan kecurangan pasti diimbangi dengan adanya kemampuan. Jadi, jika kemampuan yang dimiliki tinggi maka kecurangan akademik yang dilakukan juga akan semakin tinggi (Nita, 2018).

Fraud Diamond sendiri adalah sebuah konsep baru dan pandangan baru yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hemerson (2004). Theory tersebut merupakan bentuk penyempurnaan dari teori sebelumnya yaitu fraud triangle yang dikemukakan oleh Cressy (1953). Fraud diamond terdiri dari empat (4) elemen, yaitu elemen tekanan, elemen kesempatan (peluang), elemen rasionalisasi, dan elemen kemampuan.

Berikut adalah elemen-elemen yang termasuk kedalam fraud diamond dimension, yaitu :

  1. Tekanan
    Fraud Diamond Theory menjelaskan bahwa kecurangan dapat terjadi apabila individu memiliki dorongan atau tekanan untuk melakukannya. Dorongan merupakan motivasi kunci da- lam melakukan kecurangan (Arles, 2014), termasuk kecurangan akademik.

  2. Peluang atau Kesempatan
    Fraud Diamond Theory menjelaskan bahwa peluang merupakan situasi dan kondisi yang memungkinkan mahasiswa melakukan kecurangan. Peluang berpengaruh terhadap kecurangan akademik (Murdiansyah et al., 2017). Berdasarkan Fraud Diamond Theory, peluang memberikan kontribusi dalam terjadinya kecurangan.

  3. Rasionalitas
    Fraud Diamond Theory menjelaskan rasionalisasi sebagai usaha pembenaran hal yang salah menjadi benar didasarkan pada alasan dan perasaan agar dapat diterima oleh akal.

  4. Kemampuan
    Unsur terakhir dalam Fraud Diamond Theory adalah kemampuan. Wolfe & Hermanso, (2014), Abdullahi & Mansor (2015) percaya bahwa kecurangan tidak dapat terjadi apabila pelaku tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya.