Apa yang dimaksud dengan fobia ?

Fobia merupakan bentuk yang spesifik dari takut yang muncul di situasi tertentu, tidak bisa dijelaskan secara rasional, sulit untuk dikontrol dan biasanya situasi yang ditakutkan tersebut selalu dihindari.

Apa yang dimaksud dengan fobia ?

Kata fobia (phobia) berasal dari bahasa serta negeri yunani yaitu phobos, yang berarti takut kepada musuh-musuhnya.

Fobia adalah ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya. (KBBI)

Menurut Davison, Neale & Kring, fobia adalah penolakan yang mengganggu yang diperantarai oleh rasa takut yang tidak proporsional dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar. Dan mengingat tidak ada bahaya objektif juga disertai dengan penderitaan cukup besar untuk mengganggu kehidupan seseorang.

Kesimpulan pengertian dari fobia adalah sebuah masalah psikologis dan atau sebuah masalah kecemasan. Dengan demikian, pengistilahan dan pengertian fobia seharusnya didapat dari diagnosa dan klasifikasi dari pihak yang berkompeten yaitu psikolog atau psikiater, untuk menilai dan menyatakan seseorang penderita psikologis sedang memiliki gejala ketakutan atau kecemasan yang berada di tingkat apa fobianya, dan seberapa menganggu hidupnya terhadap fungsi-fungsi pada dirinya (pekerjaan, sosial, pendidikan, rutinitas).

Jenis Fobia


American Psychiatric Association (APA) memasukan fobia dalam klasifikasi Anxiety Disorder (gangguan kecemasan), dan fobia itu terdiri dari klasifikasi dan pengertian yang berbeda pula, yaitu agoraphobia (agorafobia), social phobia (fobia sosial), dan specific phobia (fobia spesifik).

1. Agorafobia (agoraphobia)

Agorafobia berasal dari kata Latin agora yang berarti pasar di luar ruang, adalah jenis fobia dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik.

Walaupun kebanyakan orang berpikir bahwa Agorafobia adalah ketakutan akan tempat-tempat umum, sekarang dipercaya bahwa Agorafobia berkembang dari komplikasi dari serangan panik.

Akibatnya, orang dengan agorafobia membatasi geraknya sebatas tempat yang dirasa aman, seperti di dalam rumah. Bagaimanapun, ada bukti yang menyatakan bahwa hubungan kausal satu arah antara serangan panik yang spontan dan Agorafobia dalam DSM-IV mungkin tidak tepat

2. Fobia Sosial (Social phobia)

Gangguan kecemasan sosial (Social anxiety disorder), dikenal juga sebagai fobia sosial, adalah rasa ketakutan ekstrem dalam situasi sosial atau yang melibatkan performa tertentu — terutama situasi yang sama sekali asing atau di mana Anda merasa akan diawasi atau dievaluasi oleh orang lain.

Dasar dari gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial adalah ketakutan akan diamati, dinilai oleh mata publik, atau memalukan diri sendiri di depan umum. Anda mungkin takut bahwa orang akan berpikir buruk tentang Anda atau bahwa Anda tidak akan tampil/bekerja sebaik yang diharapkan atau setara dengan orang lain.

Gangguan kecemasan sosial adalah satu jenis dari fobia kompleks. Tipe fobia ini memiliki dampak yang merusak, hingga melumpuhkan, pada kehidupan seseorang yang memilikinya. Gangguan ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan harga diri seseorang, mengganggu hubungan dan kinerja di tempat kerja atau sekolah.

3. Fobia Spesifik (Specific phobia)

Specific phobia (fobia spesifik) secara umum menurut Nevid, Rathus & Greene adalah ketakutan yang berlebihan dan menetap terhadap objek atau situasi spesifik.

American Psychiatric Association (APA) menjelaskan dalam DSM IV-TR, terdapat lima klasifikasi untuk mengklasifikasikan fobia spesifik ini, yaitu:

  • Animal Type (Tipe hewan atau serangga)
    Ini adalah subtipe yang menspesifikan jika ketakutan yang objeknya terhadap dengan hewan atau serangga.

  • Natural Environment Type (Tipe lingkungan alam)
    Ini adalah subtipe yang menspesifikan jika ketakutan yang objeknya terhadap lingkungan alam seperti badai, ketinggian, air, atau sejenisnya.

  • Blood-Injection-Injury Type (Tipe darah, suntikan atau tusukan)
    Ini adalah subtipe yang menspesifikan jika ketakutan yang objeknya terhadap darah, sebuah jarum suntik, ditusuk sesuatu, atau penggunanan prosedur medis lainnya.

  • Situational Type (Tipe situasional)
    Ini adalah subtipe yang menspesifikan jika ketakutan yang objeknya terhadap situasi khusus seperti suatu transportasi publik, terowongan, jembatan, lift, penerbangan, mengemudi, tempat-tempat tertutup, atau sejenisnya.

  • Other Type (Tipe lainnya)
    Ini adalah subtipe yang menspesifikan jika ketakutan yang tidak termasuk dari empat tipe sebelumnya, yang selanjutnya disebut tipe lainnya ini yang objeknya terhadap stimuli lainnya. Stimulus yang mungkin termasuk seperti ketakutan disaat terdesak, saat muntah, tertular penyakit; fobia ruang (seperti individu yang takut melihat ke bawah jika jauh dari dinding atau membutuhkan dukungan terhadap fisiknya); dan ketakutan anak-anak terhadap suara-suara, keras atau karakter-karakter yang yang berkostum, atau yang lainnya.

Fobia adalah rasa takut yang tidak normal dan irasional (sulit dijelaskan alasannya) terhadap sesuatu (baik benda maupun situasi) secara berlebihan.

Kata fobia sendiri berasal dari bahasa Yunani “phobos” (φόβος), yang artinya “fear” (ketakutan). Pertama kali kata fobia diperkenalkan sebagai istilah kedokteran oleh Celsus, seorang Romawi pencipta ensiklopedi. Ia hidup dalam abad pertama S.M., namun kata fobia sendiri baru muncul dalam literatur psikiatri pada abad 19. Pada tahun 1895, Henry Maudsley (1835-1918), seorang psikiater dan penulis asal Inggris menganjurkan untuk memberi nama khusus untuk setiap fobia.

Fobia berbeda dengan ketakutan yang biasa. Fobia adalah ketakutan yang hebat, di luar proporsi tuntutan situasi. Fobia tidak memiliki alasan yang rasional dan di luar kontrol si penderitanya.

Banyak orang tidak suka dengan ular atau laba-laba, tapi beberapa orang memiliki ketakutan yang berlebihan. Bahkan sebuah gambar atau pikiran tentang ular atau laba-laba membuat penderita fobia ini mengalami peningkatan tekanan darah, jantung berdebar, dan peningkatan sekresi hormon kortisol.

Fobia bisa diderita oleh siapa saja tanpa batasan usia dan jenis kelamin. Penderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak beralasan dan berlebihan, namun ia sendiri tidak berdaya untuk mengatasinya. Pada tingkat yang ekstrim, penderita fobia akan merasa ia akan menjadi gila karena ketakutan yang membayanginya.

Sebagian fobia disebabkan karena pengalaman traumatis, yang seringkali terjadi pada masa kanak-kanak. Seorang anak yang digigit oleh anjing mungkin di kemudian hari akan takut dengan semua anjing, meskipun si anak bahkan sudah lupa dengan pengalaman itu.

Ada sebuah perbedaan sudut pandang antara pengamat fobia (orang yang dalam satu kasus tidak mengidap fobia) dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan logikanya, sedangkan pengidap fobia tidak. Bagi si pengamat fobia, seekor laba-laba mungkin hanya seekor binatang kecil berkaki 8 yang akan mati dalam sekali pukul, namun bagi pengidap fobia, hadirnya seekor laba-laba di depan dirinya adalah ketakutan terbesar dalam hidupnya.

Reaksi paling umum dari seorang yang mengidap fobia adalah menghindari (avoid) objek/situasi yang mereka takuti. Namun bukan tidak mungkin seorang pengidap fobia justru melawan. Misalnya untuk kasus fobia terhadap laba-laba, yang umum dilakukan penderita fobia laba-laba adalah memeriksa seluruh sudut ruangan yang ia masuki, memastikan tidak ada laba-laba baru ia dapat merasa aman, dan jika ada laba-laba, ia akan pergi menghindari laba-laba itu.

Tapi ada beberapa penderita yang justru dengan histeris mendatangi laba-laba itu dan membunuhnya tanpa ampun sampai benar-benar yakin kalau laba-laba yang ia lihat sudah mati. Namun reaksi ini lebih jarang terjadi, pada umumnya penderita fobia lebih memilih menghindar daripada melawan.

Secara umum, penyebab fobia biasanya adalah:

  • Suatu peristiwa yang menyebabkan trauma.
    Contoh: Seseorang pernah dicakar kucing sewaktu kecil dan menjadi pengalaman yang traumatis. Ketika sudah dewasa, ia menjadi fobia terhadap kucing.

  • Budaya dan keyakinan.
    Contoh: Seseorang memegang budaya/keyakinan yang mengatakan bahwa warna putih adalah warna yang tidak baik karena melambangkan kematian. Selanjutnya orang ini menunjukkan ketakutan berlebihan (fobia) terhadap warna putih.

  • Pola asuh yang keliru.
    Contoh: Seseorang ketika kecil terlalu diproteksi oleh orang tuanya (orang tuanya over protective). Orang tuanya tidak pernah mengijinkan anaknya memegang jarum dengan alasan berbahaya. Akibatnya karena ini berlangsung terus-menerus, ketika si anak besar ia menjadi fobia terhadap jarum suntik.

  • Permodelan dan pengkondisian.
    Contoh : Orang tua seseorang memiliki fobia terhadap lebah dan menunjukkan sikap ketakutan ketika ada lebah di dekatnya. Hal ini terus dilihat oleh anaknya, sehingga anaknya ikut menganggap bahwa lebah adalah hewan yang menakutkan dan menjadi fobia lebah.

Berdasarkan buku DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th edition, Text Revision), fobia diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu :

1. Agorafobia.

Agorafobia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “rasa takut di tempat umum”. Agorafobia adalah ketakutan akan keramaian dan tempat terbuka. Beberapa sumber memasukkan Agorafobia ke dalam kategori fobia sosial.

Penderita agorafobia akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Situasi seperti antri di tempat umum, makan di tempat umum, naik kendaraan umum dan sejenisnya akan menjadi sangat menakutkan. Tidak hanya tempat umum yang banyak orang, penderita agorafobia juga takut terhadap tempat terbuka (misalnya jalan kosong, lapangan kosong).

Mereka merasa lebih nyaman jika dikelilingi oleh sesuatu (misalnya pohon). Pada tingkat yang tidak terlalu parah penderitanya hanya akan merasa tidak nyaman, namun pada tingkat yang lebih parah, penderitanya bisa mengalami serangan panik. Untuk kasus penderita tingkat berat mereka akan mengurung diri mereka di rumah dan tidak mau keluar.

2. Fobia Sosial

Fobia Sosial yaitu ketakutan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini mengakibatkan orang tersebut menghindari situasi sosial. Situasi yang menjadi menakutkan bagi pengidapnya misalnya berbicara di depan umum, pentas di depan umum, dan sebagainya.

Seseorang dapat didiagnosa memiliki fobia sosial dengan kriteria :

  1. Memiliki ketakutan terhadap situasi sosial dimana ia menjadi merasa asing dan seakan diawasi. Penderita fobia ini takut kalau tindakannya akan memalukan.
  2. Berhadapan dengan situasi sosial yang ditakuti akan mengakibatkan kecemasan dan mudah terserang Panic Attack.
  3. Orang itu sadar bahwa ketakutannya berlebihan dan tidak masuk akal namun tidak mampu mengatasinya.
  4. Menghindari situasi sosial dengan kecemasan yang sangat kuat.
  5. Untuk usia 18 tahun ke bawah, hal ini berlangsung selama setidaknya 6 bulan.
  6. Ketakutan tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misalnya obat) atau gangguan mental lainnya.

3. Fobia Spesifik

Fobia Spesifik yaitu ketakutan tidak rasional terhadap objek atau situasi tertentu. Pada kasus yang serius, seseorang memiliki sejumlah fobia yang mengganggu banyak aspek kehidupannya dan mungkin berjalinan dengan perilaku obsesif atau kompulsif. Contoh: fobia labalaba, ular, ruangan sempit, dan sebagainya.

Fobia spesifik diklasifikasikan lagi menjadi beberapa sub-tipe, yaitu :

  1. Animal Type: ketakutan disebabkan oleh hewan.
  2. Natural Environment Type: ketakutan disebabkan oleh lingkungan alam seperti guntur, air, dan sebagainya.
  3. Blood-Injection-Injury Type: ketakutan disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan darah dan rasa sakit.
  4. Situational Type: ketakutan yang disebabkan oleh suatu situasi yang spesifik.
  5. Other Type: ketakutan disebabkan oleh suatu objek yang tertentu.

Fobia terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu fobia sederhana (simple phobia) dan fobia kompleks (complex phobia). Perbedaannya adalah:

  • Fobia kompleks (complex phobia)
    Fobia kompleks berhubungan dengan banyak pemicu. Jenis fobia ini biasanya merupakan gejala dari beberapa masalah psikologis yang belum terselesaikan. Misalnya orang yang fobia berbicara di depan umum, masalah utama sebenarnya adalah rendah diri, minder dan kurangnya percaya diri akibat mempunyai pengalaman memalukan di depan umum dan mengaitkan emosi negatif tersebut ketika berbicara di depan umum. Yang termasuk dalam jenis fobia kompleks adalah agorafobia dan fobia sosial.

  • Fobia sederhana (simple phobia)
    Fobia sederhana adalah jenis fobia yang muncul karena satu pemicu saja yang berupa objek atau situasi yang spesifik. Fobia spesifik termasuk ke dalam jenis fobia sederhana.

Fobia adalah rasa takut yang kuat dan tetap terhadap objek, situasi atau kejadian yang muncul pada situasi tertentu, tidak dapat dijelaskan secara rasional, sulit untuk dikontrol dan biasanya situasi yang ditakutkan tersebut selalu dihindari.

Ciri-ciri gangguan fobia

Berdasarkan DSM IV, gangguan fobia memiliki ciri-ciri:

  • Ketakutan/kecemasan yang menghasilkan perubahan fisiologis seperti tangan berkeringat, pusing atau jantung berdebar.

  • Melarikan diri atau menghindari situasi dimana rasa takut sering muncul.

  • Perilaku tersebut mengganggu kehidupan individu.

Jenis Fobia

Terdapat dua jenis fobia yaitu :

  • Simple phobia/Specific phobia (fobia sederhana): fobia yang muncul karena satu pemicu saja. Misalnya fobia kucing, perasaan takut hanya terbatas pada kucing dan tidak pada binatang lain.

  • Complex phobia (fobia kompleks): fobia ini berhubungan dengan banyak penyebab, biasanya fobia ini bukan masalah utama dan merupakan symptom dari satu atau lebih masalah psikologis yang belum terselesaikan. Misalnya fobia berbicara di depan umum, masalah utama fobia ini sebenarnya adalah harga diri yang rendah, masalah ini mengakibatkan seseorang tidak percaya diri sehingga tidak berani atau takut berdiri di depan orang banyak.

Marks (dalam Morris dkk, 1987) mengatakan bahwa fobia merupakan bentuk yang spesifik dari takut yang muncul di situasi tertentu, tidak bisa dijelaskan secara rasional, sulit untuk dikontrol dan biasanya situasi yang ditakutkan tersebut selalu dihindari. Fobia adalah rasa takut yang menetap terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya (Nevid, 2005). Selanjutnya Neale, dkk (2001) mengatakan bahwa fobia yaitu perasaan takut dan menghindar terhadap objek atau situasi yang realita atau kenyataannya tidak berbahaya.

Berdasarkan uraian di atas, fobia adalah rasa takut yang kuat dan tetap terhadap objek, situasi atau kejadian yang muncul pada situasi tertentu, tidak dapat dijelaskan secara rasional, sulit untuk dikontrol dan biasanya situasi yang ditakutkan tersebut selalu dihindari.

Ciri-ciri gangguan fobia

Berdasarkan DSM IV (dalam Martin & Pear, 2003), gangguan fobia memiliki ciri-ciri:

  • Ketakutan/kecemasan yang menghasilkan perubahan fisiologis seperti tangan berkeringat, pusing atau jantung berdebar.

  • Melarikan diri atau menghindari situasi dimana rasa takut sering muncul.

  • Perilaku tersebut mengganggu kehidupan individu

Jenis Fobia

Ada dua jenis fobia menurut Gunawan (2006) yaitu:

  • Simple phobia/Specific phobia (fobia sederhana): fobia yang muncul karena satu pemicu saja. Misalnya fobia kucing, perasaan takut hanya terbatas pada kucing dan tidak pada binatang lain.

  • Complex phobia (fobia kompleks): fobia ini berhubungan dengan banyak penyebab, biasanya fobia ini bukan masalah utama dan merupakan symptom dari satu atau lebih masalah psikologis yang belum terselesaikan. Misalnya fobia berbicara di depan umum, masalah utama fobia ini sebenarnya adalah harga diri yang rendah, masalah ini mengakibatkan seseorang tidak percaya diri sehingga tidak berani atau takut berdiri di depan orang banyak.

Menurut Dadang Hawari, fobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi tertentu yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya.

Sedangkan, David Lewis mengatakan bahwa fobia adalah suatu perasaan ketakutan yang ditimbulkan oleh sesuatu yang tidak memperlihatkan ancaman yang sejati terhadap kelangsungan hidup.

Fobia dapat menyebabkan seseorang mengalami ketakutan yang luar biasa terhadap apa yang dianggap oleh orang lain sebagai suatu hal biasa dan tidak perlu ditakuti. Sementara bagi diri penderita fobia, merupakan hal yang perlu dihindari dan terkadang jika dihadapi, emosi penderita fobia sering tidak terkendali.

Penderita fobia terkadang merasa sedih karena kekhawatiran dan kecemasan membatasi hidup mereka, menghalangi untuk melakukan apa yang menjadi kegemaran mereka dan melenyapkan kesenangan mereka.

Jenis-jenis Fobia

Adapun macam-macam fobia yang cenderung banyak terjadi dan beberapa macam sumber ketakutan menurut David Lewis adalah sebagai berikut:

  1. Ketakutan akan api ( Firphobia )

  2. Ketakutan akan benda tinggi ( Batophobia )

  3. Ketakutan akan bepergian ( Homophobia )

  4. Ketakutan akan binatang ( Zoophobia ).

  5. Ketakutan akan kondisi gelap ( Nyctophobia ).

Penyebab Timbulnya Fobia

Linda L Dovidoff menyatakan pandangan modern mengenai fobia yang diterima oleh kebanyakan spesialis dan didukung oleh banyak bukti klinis maupun riset. Dia menyatakan bahwa hal itu diakibatkan oleh proses pembelajaran yang patut disayangkan namun seluruhnya normal.

Kartini Kartono merumuskan mengenai faktor penyebab terjadinya gangguan fobia di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pernah mengalami ketakutan hebat, pengalaman traumatis sehingga mengalami shock (tekanan batin yang hebat).

  2. Pengalaman asli disertai perasaan malu dan bersalah lalu ditekan kedalam ketidaksadaran untuk melupakannya.

  3. Jika mengalami rangsangan yang serupa, menimbulkan ketakutan yang bersyarat walaupun pengalaman aslinya sudah dilupakan.

  4. Pola pendidikan yang keliru. Rasa takut dapat muncul akibat cara mendidik yang keliru, sebagai contoh ketika orang tua sering menakuti anaknya yang tidak mau tidur dengan cerita-cerita hantu/ menyeramkan. Kebiasaan ini tanpa disadari telah membuat anak-anaknya mengembangkan rasa takut berlebihan terhadap adanya hantu.

  5. Faktor genetik (keturunan). Artinya, seseorang yang mengidap fobia memiliki kemungkinan menurunkan fobia kepada anak cucunya. Belum ada penelitian tentang seberapa besar kemungkinan gen menyebabkan seseorang menjadi pengidap fobia.

Definisi Fobia

Marks (dalam Morris dkk, 1987) mengatakan bahwa fobia merupakan bentuk yang spesifik dari takut yang muncul di situasi tertentu, tidak bisa dijelaskan secara rasional, sulit untuk dikontrol dan biasanya situasi yang ditakutkan tersebut selalu dihindari. Fobia adalah rasa takut yang menetap terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya (Nevid, 2005). Selanjutnya Neale, dkk (2001) mengatakan bahwa fobia yaitu perasaan takut dan menghindar terhadap objek atau situasi yang realita atau kenyataannya tidak berbahaya.

Berdasarkan uraian di atas, fobia adalah rasa takut yang kuat dan tetap terhadap objek, situasi atau kejadian yang muncul pada situasi tertentu, tidak dapat dijelaskan secara rasional, sulit untuk dikontrol dan biasanya situasi yang ditakutkan tersebut selalu dihindari.

Ciri-ciri gangguan fobia

Berdasarkan DSM IV (dalam Martin & Pear, 2003), gangguan fobia memiliki ciri-ciri:

a. Ketakutan/kecemasan yang menghasilkan perubahan fisiologis seperti tangan berkeringat, pusing atau jantung berdebar.

b. Melarikan diri atau menghindari situasi dimana rasa takut sering muncul.

c. Perilaku tersebut mengganggu kehidupan individu.

Jenis Fobia

Ada dua jenis fobia menurut Gunawan (2006) yaitu:

a. Simple phobia/Specific phobia (fobia sederhana)

Fobia yang muncul karena satu pemicu saja. Misalnya fobia kucing, perasaan takut hanya terbatas pada kucing dan tidak pada binatang lain.

b . Complex phobia (fobia kompleks)

Fobia ini berhubungan dengan banyak penyebab, biasanya fobia ini bukan masalah utama dan merupakan symptom dari satu atau lebih masalah psikologis yang belum terselesaikan. Misalnya fobia berbicara di depan umum, masalah utama fobia ini sebenarnya adalah harga diri yang rendah, masalah ini mengakibatkan seseorang tidak percaya diri sehingga tidak berani atau takut berdiri di depan orang banyak.

Definisi specific phobia

Specific Phobia adalah kecemasan yang signifikan terhadap objek atau situasi yang menakutkan, dan sering menampilkan perilaku menghindar terhadap objek atau situasi tertentu (Miltenberger, 2004). Durand & Barlow (2005) mengatakan bahwa specific phobia adalah ketakutan yang tidak beralasan terhadap suatu objek atau situasi tertentu. Ketakutan ini bisa disebabkan oleh darah, luka, situasi (seperti di dalam pesawat, lift dan ruangan yang tertutup), hewan, dan lingkungan yang natural (seperti ketinggian dan air).

Specific Phobia menurut Wenar dan Kerig (2006) adalah ketakutan yang bertahan, berlebihan dan tidak masuk akal tehadap suatu objek atau situasi tertentu. Menurut Nevid (2005) Specific Phobia adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek atau siuasi spesifik. Orang yang mengalami ketakuatan dan reaksi fisiologis yang tinggi bila bertemu dengan objek fobia akan menimbulkan dorongan kuat untuk menghindar atau melarikan diri dari situasi atau menghidari stimulus yang menakutkan.

Haugaard (2008) mengatakan bahwa specific phobia dikarakteristikkan dengan kecemasan yang sering terjadi karena disebabkan oleh benda atau situasi tertentu. Selanjutnya juga dikatakan bahwa ketakutan dan kecemasan ini tetap ada walaupun tidak berhubungan langsung dengan objek atau situasi yang ditakuti dan dapat mengganggu anak dalam hal akademis dan interaksi sosialnya.

Berdasarkan uraian di atas, specific phobia adalah ketakutan dan kecemasan yang bertahan, berlebihan dan tidak masuk akal terhadap suatu objek atau situasi tertentu, sehingga menimbulkan dorongan kuat untuk menghindar atau melarikan diri dari objek atau situasi tersebut, dan dapat mengganggu anak dalam hal akademis dan interaksi sosialnya.

Referensi

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38358/Chapter%20II.pdf;sequence=4