Apa yang dimaksud dengan flap gingiva?

Flap gingiva tidak pernah dibuat melebihi pertautan mukogingiva.
Apa yang dimaksud dengan flap gingiva?

Flap gingiva adalah kuretase sub-gingiva yang dikerjakan dengan pisau. Bagian yang terletak lebih dalam (epitel, perlekatan epitel dan jaringan granulomatus) pada poketperiodontal dieksisi dan jaringan gingiva yang tersisa dilekatkan kembali ke permukaan akargigi yang telah dibersihkan, agar membentuk perlekatan baru selama proses penyembuhan. Flap gingiva tidak pernah dibuat melebihi partautan mukogingiva. Jadi, gingiva tetap melekatke tulang alveolar.

A. Indikasi

Flap gingiva diindikasikan untuk keadaan sebagai berikut :

Poket subraboni dengan kedalaman dangkal hingga moderat (5 mm atau kurang) dapat memiliki lebar serta ketebalan jaringan berkeratin yang cukup.

Regio anterior, dimana estetik menjadi pertimbangan dan diperlukan akses yang baik kepermukaan akar untruk melakukan root planing.

B. Kontraindikasi

Flap gingiva merupakan kontraindikasi apabila terdapat kondisi seperti :

  1. Zona jaringan berkeratin yang tersedia tidak mencukupi.
  2. Terdapat cacat tulang yang memerlukan koreksi.
  3. Terdapt poket palsu yang memerlukan koreksi.

C. Prosedur Pembedahan

Setelah pasien dapat menjalankan pengendalian plak yang baik dan fase pengendalian bakteritelah selesai dilaksanakan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

  1. Anestesi daerah yang akan dibedah.

  2. Buat insisi internal dengan bevel menggunakan pisau bedah dari mulai tepi jaringan gingiva ke arah apikal hingga mencapai puncak tulang alveolar.

  3. Gerakkan pisau bedah ke arah interproksimal baik pada aspek fasial dan lingual sedemikian rupa, hingga papila interdental dapat dipertahankan sebanyak mungkin.Maksud dari langkah ini adalah untuk memotong bagian dalam dinding jaringan lunak poket, di sekeliling permukaan gigi. Flap tidak dilepaskan seluruhnya dari perlekatannya ke tulang alveolar (berbeda dari flap mukoperiosteal atau flap mukosa).

  4. Insisi sekunder dibuat dari dasar poket melewati serabut puncak tulang alveolar ke arah puncak tulang alveolar dan ke arah interproksimal melewati serabut transeptal.

  5. Buang jaringan yang telah dieksisi dengan kuret.

  6. Bersihkan semua sementum nekrotik dengan cermat. Permukaan akar harus menjadi kerasdan halus, bebas dari plak dan kalkulus. Serabut jaringan ikat yang mendukung lebarbiologis dan masih melekat ke permukaan gigi sekitar 1-2 mm koronal terhadap puncak alveolar tidak boleh dihilangkan.

  7. Bilas daerah operasi dengan air steril atau larutan normal saline steril, kemudian periksa kembali permukaan akar, apakah masih ada plak atau kalkulus yang tertinggal dan hilangkan bekuan darah yang terlampau besar.

  8. Lekatkan kembali tepi flap ke permukaan akar. Apabila tepi-tepi tersebut tidak dapat beradaptasi dengan baik, bentuklah tulang di bawahnya hingga tercapai perlekatan tepiflap yang baik.

  9. Jahit di bagian interproksimal dengan jahitan terputus atau matras vertikal.

  10. Tekan bagian fasial dan lingual daerah operasi selama 2-3 menit. Gunakan kain kasa yangtelah direndam larutan saline, agar bekuan darah yang terbentuk diantara gigi dan jaringan lunak berukuran sekecil mungkin.

  11. Pasang dresing periodontal menutupi daerah operasi, jaga jangan sampi dresing masuk diantara gigi dan jaringan.

  12. Lepaskan dresing dan buka jahitan pada hari ke 7 hingga ke 10, dan poles daerah tersebut.

  13. Ulangi instruksi pengendalian plak di daerah operasi pada pasien. Latih pasien untuk menyikat gigi dan menggunakan benang gigi di daerah tersebut dengan cermat dan hati-hati. Teknik menyikat gigi roll dan penggunaan benang gigi di daerah tepi gingiva selama periode penyembuhan awal dapat memberikan kontrol plak yang baik tanpa mengganggu proses penyembuhan jaringan gingiva terhadap permukaan gigi. Kebersihan bergantung pada pengendalian plak selama masa kritis 4 minngu pertama proses penyembuhan.

  14. Poles permukaan gigi seminggu sekali, selama 4 minggu pascaoperasi.

  15. Jangan lakukan probing selama waktu 3 bulan pascaoperasi, agar perlekatan epitel dan serabut jaringan ikat ke permukaan gigi terbentuk dengan sempurna.