Apa yang dimaksud dengan fitnah Dajjal?

Dajjal adalah seorang tokoh dalam eskatologi Islam yang akan muncul menjelang kiamat. Dajjal dikatakan kafir dan jahat, pembawa fitnah terbesar dan tidak ada ujian yang terbesar selain itu.

Apa yang dimaksud dengan fitnah Dajjal ?

Fitnah adalah senjata yang paling ampuh yang dimiliki Dajjal dan pengikutnya untuk menghancurkan umat Islam. Untuk menghancurkan umat Islam, sebagian umat Islam yang lemah imannya menjadi sasaran untuk dipengaruhi dan difitnah. Oleh karena itu, seorang muslim sejati tidak mudah gampang terkena provokasi setan dan al-Masih ad-Dajjal, yaitu para penipu yang menampakkan wajah suci, atau para penipu yang mengatasnamakan imam Mahdi, padahal di balik dadanya ada kebencian yang lebih besar dari apa yang diucapkannya.

Orang-orang yang mengumbar fitnah kepada orang lain kata-katanya amat menarik, pandai membawakan diri, seakan-akan dia mengerti atau menaruh perhatian atas segala persoalan yang penting, seakan-akan ikut memikirkan keselamatan manusia dan mempunyai cita-cita yang baik. Perilaku yang semacam ini adalah sebagaimana yang dilakukan oleh orang- orang munafik.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan persaksiannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia penentang yang paling keras” (QS. Al-Baqarah: 204).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami” (QS. An-Naml: 82).

Sebagaimana telah disebut dalam ayat di atas menunjukkan adanya gerakan yang dilakukan oleh Dajjal dan pengikutnya. Yang dimaksud dari kalimat “Daabbatan minal ardhi” (binatang melata) adalah suatu jaringan konspirasi, gerakan rahasia dari suatu kaum yang membawa ajaran sesat, dalam hal ini adalah pengikut Dajjal yang mencoba menebarkan fitnah di muka bumi.

Gerakan al-Masih Dajjal tersebut telah berlangsung sangat lama, bahkan sejak sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu pada saat imperium Romawi yang sangat memuja matahari dan mistik yang menguasai separo belahan bumi.

Dari hadits di bawah ini menunjukkan informasi aktual, khususnya peringatan kepada umat Islam untuk bersatu padu dalam satu gerakan yang kokoh (ittihadul ‘ummah) untuk menghadapi al-Masih Dajjal yang semakin tampak tanda-tandanya, yaitu: Anas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Tiada seorang Nabi pun melainkan telah memperingatkan umatnya dari si buta sebelah dan pendusta. Ingatlah kami bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya dan Tuhan kamu tidak buta. Tertulis di antara mata Dajjal itu kafir”(HR. Bukhari dan Muslim).

Fitnah Dajal adalah fitnah terbesar di akhir zaman yang menggoncang pikiran orang-orang yang berakal. Semoga Allah Subhaanahu wata’aala menyelamatkan kita. Nabi Salallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Tidak ada satupun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya hari kiamat makhluk yang lebih besar dari pada Dajjal”. Dalam riwayat lain disebutkan fitnah yang lebih besar daripada fitnah dajjal.

Bahasan Pertama: Tanda-tanda Dajjal

Dajjal memiliki berbagai tanda yang telah disebutkan di dalam sebagian hadits-hadits di antaranya:

Hadits Abdullah bin Umar Radhiallohu’anhuma Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam bersabda,

“Ketika aku sedang tidur aku bermimpi melakukan thowaf di Baitullah (Ka’bah) lalu aku melihat seorang laki-laki yang berkulit putih kemerah-merahan. Rambutnya lurus dan kepalanya basah. Aku bertanya siapakah orang ini? Beliau menjawab, “Dialah Isa Ibnu Maryam”. Kemudian aku pergi sambil menoleh aku melihat seorang laki-laki bertubuh kekar berkulit kemerahan, berambut keriting dan matanya buta sebelah dan matanya seperti buah anggur yang masak (Tak bersinar/kabur).“ Para sahabat berkata Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Quthun seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah.

Dan dari Anas Radhiallahu’anhu Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah Salallohu’alaihi Wasallam bersabda,

“Sesungguhnya dajjal itu buta sebelah mata dan sesungguhnya Rabb kalian tidak buta. Dan di antara kedua mata dajjal tertulis ‘kaafir’.”

Dari Rib’i bin Khiarsy rahimahullah ia menceritakan, pernah Abu Mas’ud Radhiallohu’anhuma dan Khudzaifah Radhiallahu’anhu berkumpul, lalu Khudzaifah Radhiallahu’anhu mengatakan sesungguhnya dajjal itu akan keluar dan sungguh beserta dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat manusia sebagai air maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat manusia sebagai api maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa di antara kalian yang menjumpai keadaan seperti itu, sementara dia ingin minum maka hendaknya dia minum yang dia lihat sebagai api karena dia akan mendapatinya berupa air. Abu Mas’ud Radhiallohu’anhuma mengatakan beginilah yang aku dengar dari Nabi Salallohu’alaihi Wasallam setelah itu Abu Mas’ud mengatakan, saya pun benar-benar telah mendengar yang seperti itu.

Dari Anas Radhiallohu’anhu Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam bersabda,

“Dajjal itu buta terulis di kedua matanya kaafir, kemudian Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam mengejanya ‘ka-fa-ra’ di mana setiap muslim bisa membacanya”.

Dari Khudzaifah Radhiallahu’anhu Ia meriwayatkan bahwa Rasulullah Salallohu’alaihi Wasallam bersabda,

“Bahwa dajjal itu buta mata kirinya, berambut lebat, ia membawa syurga dan neraka, nerakanya adalah syurga dan syurganya adalah neraka.”

Seharusnya bagi seorang muslim lebih semangat untuk mengetahui hadits-hadits seperti ini yang memberikan gambaran jelas tentang tanda-tanda dajal untuk bekal agamanya sehingga ia memiliki pengetahuan dalam setiap urusan.

Bahasan Kedua: Pahala Orang yang Terbunuh Ditangan Dajal

Apabila api fitnah ini menyala dan sikap manusia berbeda ada yang meneri dan ada pula yang menolak, Allah Subhaanahu wata’aala menetapkan dengan karuniaNya, barangsiapa yang dikehendaki bagi hamba-hambanya yang ikhlas.

Dari Abu Saudri Radhiaallahu’anhu ia mengatakan Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Dajjal muncul lalu seseorang dari kalangan kaum mumminin menuju kearah nya, kemudian balatentara dajjal yang bersenjata menemuinya dan mereka bertanya engkau hendak kemana kemudian mukmin itu menjawab aku hendak menemui orang yang muncul itu mereka bertanya apakah kamu tidak beriman kepda tuhan kami? Mukmin itu menjawab Rabb kami tidaklah samar, lalu mereka berkata bunuh dia, lalu mereka mengatakan satu sama lainnya bukan kah tuhan kita melarang membunuh seorangpun selain izinnya? merekapun membawanya menuju dajjal, saat orang mukmin melihatnya ia berkata ; wahai sekalian manusia inilah dajjal yang disebutkan Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam, lalu dajjal pun memerintahkan agar di pukul kepalanya dan ia berkata ambil dan pukul kepalanya, lalu dajjal bertanya; apa engkau tidak beriman kepadaku dan mukmin itu menjawab; engkau adalah almasih yang pendusta, lalu dajjal memerintahkannya untuk digergaji dari kepala sampai pertengahan antara kedua kaki setelah itu dajal berjalan diantara kedua potongan tubuh itu dan berkata; berdirilah lalu tubuh itupun berdiri, selanjutnya dajjal bertanya lagi; apakah kamu beriman kepada ku dan iapun menjawab ; justru aku semakin mengetahui hakekat dirimu lalu dajjal mengambil nya untuk disembelih, antara leher dan tulang selangkangannya diletakkan tembaga hingga dajjal tidak mampu membunuhnya, kemudian kedua tangan dan kaki nya diambil, lalu dilemparkan, orang-orang mengiranya ia telah dilemparkan keneraka, tapi sesungguhnya ia dilemparkan ke syurga,”

setelah itu Rasulullah Salallohu’alaihi wasallam bersabda;

“Dialah manusia yang paling kesaksiannya paling agung disisi Rabbul’alamiin”.

Untuk selamat dari keburukan fitnah dajal ada beberapa amalan yang seyogyanya bagi setiap muslim untuk segera mengamalkannya selama masih ada umur dan kesempatan, di antaranya yang paling penting adalah:

1. Berlindung kepada Allah dari fitnah dajal didalam sholat

Dari Aisha Radhiallahu’anha bahwasanya Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam selalu berdoa dalam sholatnya:

“Yaa Allah aku meminta perlindungan padaMu dari siksa kubur, aku memohon perlindunganMu dari cobaan Almasihi dajal, aku memohon perlindunganMu dari musibah ketika hidup dan mati, Aku memohon perlindungan Mu dari perbuatan dosa dari terlilit utang.”

Lalu ada yang berkata pada beliau Salallahu’alaihi wasallam; “Mengapa engkau sering memohon perlindungan dari terlilit hutang?” Rosulullah Salallahu’alaihi wasallam menjawab,

“Jika orang yang berhutang berkata dia akan sering berdusta, jika ia berjanji dia akan mengingkari.”

Dari Aisha Radhiallohu’anha bahwa ia mengatakan aku telah mendengar Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam didalam sholatnya meminta perlindungan dari fitnah dajjal. Untuk memastikan memohon pelindungan setelah tasyahud akhir.

Do’a memohon perlindungan ini lebih ditekankan setelah tasyahud akhir sebelum salam, sebagimana dalam hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud akhir memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari empat perkara: neraka jahanam, azab kubur, ftnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan dan kejahatan Dajjal, lalu berdoa untuk dirinya apa yang dia kehendaki.”

2. Menghafal Sepuluh Ayat pertama dari Surat Al-Kahfi

Yaitu firman Allah Subhanahu wata’ala QS Al Kahfi ayat 1 – 10:

(1) Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
(2) Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
(3) Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
(4) Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”.
(5) Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
(6) Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).
(7) Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
(8) Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
(9) Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
(10) (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.

Berdasarkan hadits Abu Darda radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Barang siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka akan selamat dari fitnah dajjal.

Imam Su’bah rahimahullah mengatakan: ‘Dari sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi,’ Imam Hammam rahimahullah menjawab: ‘Dari awal surat Al-Kahfi’

Imam Nawawi rahmahullahu ta’ala menjelaskan disebutkan sebab yang demikian itu karena ayat- ayat yang pertama mengandung keajaiban dan tanda-tanda yang luar biasa, barang siapa yang mentadaburi nya dan memahaminya, maka tidak akan termakan fitnah dajjal, demikan juga yang ada di akhir ayatnya dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.“ QS Al-Kahfi ayat 102

Dari Nawas bin Sam’aan Alkilaabii radhiallahu‘anhu, ia mengatakan Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam menyebutkan tentang dajjal: “Jika dajal telah muncul di antara kalian sedangkan aku masih bersama kalian, maka cukuplah aku jadi pembela kalian dari ancamannya. Namun jika dia muncul sedangkan aku telah tiada, maka setiap orang menjadi pembela dirinya sendiri, dan Allah adalah

Khalifahku atas setiap muslim. Barang siapa di antara kalian bertemu dengannya hendaklah dia membaca permulaan surat Al-Kahfi, sebab bacaan tersebut menjadi benteng bagi kalian dari fitnahnya.”

Kami bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah berapa lama dia hidup dan tinggal di muka bumi?” beliau bersabda: “Selama 40 hari, sehari seperti satu tahun, sehari laksana satu bulan, sehari seperti satu pekan, lalu seluruh harinya seperti hari kalian”, lalu kami bertanya : “Wahai Rasulullah, sehari yang seperti satu tahun itu apakah kita cukup sholat sehari saja?,” Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam menjawab : “Tidak! tapi ukurlah seperti hari-hari biasa, kemudian Isa ibnu Maryam, turun di menara putih sebelah timur di damaskus, lalu dia mendapati dajjal di pintu Luth lalu dia membunuh dajjal.”

Maka hendaknya seorang muslim bersemangat untuk meminta perlindungan kepada Allah dari fitanh almasihi dajjal dalam setiap sholat mengikuti sunnah Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, dan juga untuk menghafal sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi dn menyuruh anak anak dan orang orang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk menghafalnya juga, demikian guru baik laki- laki maupun perempuan hendaknya menganjurkan murid muridnya untuk menghafalnya, dan juga menyemangati mereka itu untuk menghafal dengan mengadakan musyabaqah atau kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan hafalan seraya mengingata hadits Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam:

“Barang siapa yang menyuruh kepada suatu petunjuk kebaikan , maka baginya pahala seperti pahala orang – orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi pahala pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa yang menyuruh kepada kesesatan maka – maka atasnya dosa seperti dosa- dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa – dosa mereka sedikitpun.”

Dan sabda Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam:

“Barangsiapa yang mencontohkan suatu perbuatan baik di dalam islam maka dia akan memperoleh pahalanya dan orang-orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barangsiapa mencontohkan suatu perbuatan buruk di dalam islam maka dia akan memperoleh dosa dan dosa orang-orang yang mngamalkan setelah tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka.”

Yang Patut Diketahui dalam Masalah Ini: Dajjal tidak mampu masuk ke kota Mekah dan Madinah. Dari Anas Bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Tidak ada satu negeri pun melainkan akan di datangi oleh dajjal kecuali hanya Mekkah dan Madinah. Tidak ada satupun lorong lorong Mekah dan Madinah melainkan disitu ada para malaikat yang berbaris rapat melindunginya, kemudian dajjal turun di satu tanah yang berpasir, lalu kota Madinah bergoncang sebanyak tiga kali goncangan dan dari goncangan – goncangan itu Allah akan mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik.”

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Dajjal datang sehingga dia pergi ke sudut kota Madinah, kemudian kota Madinah bergoncang sebanyak tiga kali goncangan, lalu keluar darinya setiap orang kafir dan munafik“.

Dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu yang meriwayatkan Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Rasa takut dari almasihi dajajl tidak akan masuk ke dalam kota Madinah pada hari itu ada tujuh pintu, pada setiap pintu dijaga oleh dua malaikat.”

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu yang mengatakan Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Dalam setiap sudut sudut Madinah ada malaikat yang menjaganya sehingga penyakit ta’un dan dajjal tidak bisa memasukinya.”

Maka sudah sepantasnya bagi kita suadaraku dan saudariku untuk mengamalkan amalan amalan tersebut dalam rangka menghindarkan diri dari terjatuh ke dlam kesengsaraan fitnah ini, karena kita tidak tahu kemungkinan fitnah itu telah dekat atau sebentar lagi akan terjadi. Dan tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib kecuali Allah Subhana wa Ta’ala.

Sumber : Dr. Hamad bin Nasr bin Abdurrahman Al-Amr, Menangkal berbagai macam fitnah dengan al-qur’an dan sunnah. Diterjemahkan Oleh Isnan Efendi Abu Abdus Syahid