Apa yang dimaksud dengan Fimosis ?

Fimosis, dari bahasa Yunani phimos, merupakan kondisi penis yang kulupnya tidak dapat ditarik seluruhnya melewati kepala penis. Istilah ini juga dapat merujuk pada fimosis klitoral pada perempuan, yaitu kondisi klitoris yang selubungnya tidak dapat ditarik sehingga membatasi paparan ujung klitoris.

Apa yang dimaksud dengan Fimosis ?

Fimosis adalah kondisi dimana preputium tidak dapat diretraksi melewati glans penis. Fimosis dapat bersifat fisiologis ataupun patalogis. Umumnya fimosis fisiologis terdapat pada bayi dan anak-anak. Pada anak usia 3 tahun 90% preputium telah dapat diretraksi tetapi pada sebagian anak preputium tetap lengket pada glans penis sehingga ujung preputium mengalami penyempitan dan mengganggu proses berkemih. Fimosis patologis terjadi akibat peradangan atau cedera pada preputium yang menimbulkan parut kaku sehingga menghalangi retraksi.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

Keluhan umumnya berupa gangguan aliran urin seperti:

  1. Nyeri saat buang air kecil
  2. Mengejan saat buang air kecil
  3. Pancaran urin mengecil
  4. Benjolan lunak di ujung penis akibat penumpukan smegma.

Faktor Risiko

  1. Hygiene yang buruk
  2. Episode berulang balanitis atau balanoposthitis menyebabkan skar pada preputium yang menyebabkan terjadinya fimosis patalogis
  3. Fimosis dapat terjadi pada 1% pria yang tidak menjalani sirkumsisi

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

  1. Preputium tidak dapat diretraksi keproksimal hingga ke korona glandis
  2. Pancaran urin mengecil
  3. Menggelembungnya ujung preputium saat berkemih
  4. Eritema dan udem pada preputium dan glans penis
  5. Pada fimosis fisiologis, preputium tidak memiliki skar dan tampak sehat
  6. Pada fimosis patalogis pada sekeliling preputium terdapat lingkaran fibrotik
  7. Timbunan smegma pada sakus preputium

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisis

Diagnosis Banding
Parafimosis, Balanitis, Angioedema

Komplikasi
Dapat terjadi infeksi berulang karena penumpukan smegma.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

  1. Pemberian salep kortikosteroid (0,05% betametason) 2 kali perhari selama 2-8 minggu pada daerah preputium.
  2. Sirkumsisi

Rencana Tindak Lanjut
Apabila fimosis bersifat fisiologis seiring dengan perkembangan maka kondisi akan membaik dengan sendirinya

Konseling dan Edukasi
Pemberian penjelasan terhadap orang tua atau pasien agar tidak melakukan penarikan preputium secara berlebihan ketika membersihkan penis karena dapat menimbulkan parut.

Kriteria Rujukan
Bila terdapat komplikasi dan penyulit untuk tindakan sirkumsisi maka dirujuk ke layanan sekunder.

Peralatan
Set bedah minor

Prognosis
Prognosis bonam bila penanganan sesuai

Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer

Referensi

  1. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Salurankemihdanalatkelaminlelaki. Buku Ajar Imu Bedah.Ed.2. Jakarta: EGC,2004.
  2. Hayashi Y, Kojima Y, Mizuno K, danKohri K. Prepuce: Phimosis, Paraphimosis, and Circumcision. The Scientific World Journal. 2011. 11, 289–301.
  3. Drake T, Rustom J, Davies M. Phimosis in Childhood. BMJ 2013;346:f3678.
  4. TekgülS,Riedmiller H, Dogan H.S, Hoebeke P, Kocvara R, NijmanR,RadmayrChr, danStein R. Phimosis. Guideline of Paediatric Urology. European Association of Urology. 2013. hlm 9-10