Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Sistem berfikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham materialisme dialektika Karl Marx. Dalam kritik yang dilontarkan pada Hegel tentang manusia sebagai esensi dari jiwa. Marx menyanggah bahwa manusia adalah makhluk alamiah dalam obyek alamiah.
Dasar pemikiran materialisme sejarah Marx berasal dari karya Ludwig Feuerbach (1804-1872). Menurut Marx, Feuerbach telah berhasil membangun materialisme sejati dan ilmu pengetahuan yang positif dengan menggunakan hubungan sosial antarmanusia sebagai prinsip dasar teorinya.
Michel Curtis dalam Watloly menjelaskan bahwa materialisme sejarah Marx adalah materialisme dalam arti filosofis, bukan materialisme praktis yang mengartikan materi sebagai kebenaran, dan tidak bermakna. Materialisme sejarah Marx akan menunjukkan, bahwa di balik materi ada kesadaran yang menggerakkan arah sejarah sehingga materialisme sejarah harus difahami sebagai gerak materi yang menyejarah.
Materi di sini dalam arti metode pemikiran. Materi memiliki daya transformatif yang menyejarah. Marx memandang bahwa hanya dalam kerja ekonomi itulah, manusia mengubah dunia.
Pandangan Marx yang menjadikan materi sebagai primer di atas, dikenal dengan konsep materialisme historis. Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kedudukan materi, bukan pad aide karena ide adalah bagian dari materi.
Marx memetakan materialisme ke dalam materialisme historis dan materialisme dialektis.
Materialisme historis merupakan pandangan ekonomi terhadap sejarah. Kata historis ditempatkan Marx dengan maksud untuk menjelaskan berbagai tingkat perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi sepanjang zaman. Sedangkan materialisme yang dimaksud Marx adalah mengacu pada pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok. Marx tetap konsekuen memakai kata historical materialisme untuk menunjukkan sikapnya yang bertentangan dengan filsafat idealisme.
Filsafat materialisme beranggapan bahwa kenyataan berada di luar persepsi manusia, demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir dari ide. Sedangkan filsafat idealisme menegaskan bahwa segenap kesadaran didasarkan pada ide-ide dan mengingkari adanya realitas di belakang ide-ide manusia.
Terdapat empat konsep sentral dalam memahami pendekatan materialisme historis menurut Morisson dalam Damsar, yaitu:
-
Means of Production (cara produksi) yaitu sesuatu yang igunakan untuk memproduksi kebutuhan material dan untuk mempertahankan keberadaan.
-
Relations of Production (hubungan produksi), yaitu hubungan antara cara suatu masyarakat memproduksi dan peranan sosial yang terbagi kepada individu-individu dalam produksi.
-
Mode of Production (mode produksi), yaitu elemen dasar dari suatu tahapan sejarah dengan memperlihatkan bagaimana basis ekonomi membentuk hubungan sosial.
-
Force of Production (kekuatan produksi), yaitu kapasitas dalam benda-benda dan orang yang digunakan bagi tujuan produksi.
Materialisme Dialektika, merupakan ajaran Marx yang menyangkut hal ihwal alam semesta secara umum. Menurut Marx, perkembangan sejarah manusia tunduk pada watak materialistik dialektika. Jika teori ini diterapkan pada masyarakat, maka dalam pemikiran Marx disebut dengan materialisme historis. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa yang menentukan struktur masyarakat dan perkembangan dalam sejarah adalah kelas-kelas sosial.
Kelas-kelas itu bukan suatu kebetulan, melainkan merupakan upaya manusia untuk memperbaiki kehidupan dengan mengadakan pembagian kerja. Prinsip dasar teori ini “bukan kesadaran manusia untuk menentukan keadaan sosial, melainkan sebaliknya keadaan sosiallah yang menentukan kesadarn manusia.”
Lebih lanjut Marx berkeyakinan bahwa untuk memahami sejarah dan arah perubahan, tidak perlu memerhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia, tetapi bagaimana dia bekerja dan berproduksi. Dengan melihat cara manusia itu bekerja dan berproduksi, dapat menentukan cara manusia itu berpikir.
Sumber : Irzum farihah, Filsafat materialisme Karl Marx (epistimologi dialectical and historical materialism), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
Referensi :
- Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2011).
- Daniel L Pals, Seven Theories of Religion (New York: Oxford University Press, 1996).
- T.Z. Lavine, Pertualangan Filsafat dari Socrates ke Sartre (Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2002).
- Aholiab Watloly, Sosio-Epistemologi Membangun Pengetahuan Berwatak Sosial (Yogyakarta: Kanisius, 2013).