Fatuous Love adalah teori cinta yang diusung oleh Stemberg. Stemberg kemudian mendefinisikan cinta terdiri dari tiga komponen, yaitu intimacy, passion, dan commitment (Sternberg, 1986). Intimacy yang merupakan komponen emosional, adalah perasaan dekat, terikat, dan lekat yang dirasakan seseorang dalam hubungan romantis. Passion yang merupakan komponen motivasional, adalah dorongan yang mengarah pada percintaan, ketertarikan fisik, penyempurnaan seksual. Sedangkan commitment yang merupakan komponen kognitif, adalah keputusan seseorang untuk mencintai seseorang (jangka pendek) dan mempertahankan cinta tersebut (jangka panjang).
Berikut ini komponen cinta, yaitu :
1. Intimacy
Intimacy adalah perasaan dekat, terikat, dan lekat yang dirasakan seseorang dalam hubungan romantis (Sternberg, 1986). Intimacy juga menunjuk pada perasaan kehangatan, pemahaman, komunikasi, dukungan dan adanya hal berbagi dengan pasangan (Miller dan Perlman, 2009). Menurut Stemberg dan Grajek (1984, dalam Stemberg, 1986) komponen Intimacy tidak hanya dapat terjadi pada hubungan romantis melainkan dapat terjadi pada hubungan dengan orang tua, kakak-adik, atau teman dekat. Dari salah satu sudut pandang, komponen Intimacy dapat dilihat sebagai sesuatu yang “hangat”. Selama tahap awal hubungan, Intimacy mulai dengan tingkat yang rendah namun akan meningkat dengan cepat ketika pasangan meluangkan waktu untuk berkomunikasi dan terbuka satu sama lain.
Stemberg (1986) mengindikasikan beberapa hal yang terdapat dalam komponen intimacy yaitu sebagai berikut :
- Adanya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pasangan yang dicintai.
- Mengalami kebahagiaan bersama pasangan yang dicintai.
- Sangat menghargai pasangan yang dicintai.
- Dapat diandalkan ketika pasangan yang dicintai membutuhkan
- Saling pengertian dengan pasangan yang dicintai
- Saling berbagi tentang diri dan kepemilikan dengan orang yang dicintai.
- Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai
- Memberikan dukungan emosional pada orang yang dicintai
- Adanya komunikasi yang intim dengan orang yang dicintai
- Menghargai orang yang dicintai dalam kehidupannya.
2. Passion
Passion adalah dorongan yang mengarah pada percintaan, ketertarikan fisik, penyempurnaan seksual (Sternberg, 1986). Dari salah satu sudut pandang, passion dilihat sebagai sesuatu yang ‘panas’. Menurut Haldfied dan Walster (1981, dalam Sternberg, 1986) passion adalah keadaan dimana seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk bernama pasangan. Sternberg dan Grajek (1984, dalam Sternberg 1986) mengatakan bahwa komponen passion cenderung terbatas yakni hanya untuk hubungan romantis. Dalam hubungan romantis, kebutuhan seksual merupakan hal yang mendominasi dalam passion. Akan tetapi keinginan dan kebutuhan seperti self-esteem, pertolongan, pengasuhan, afiliasi, dominasi, kepatuhan serta aktualisasi diri juga merupakan pengalaman yang ada di dalam passion (Sternberg, 1986. Seperti intimacy, pada awal hubungan, passion meningkat dengan cepat bahkan lebih cepat daripada intimacy.
3.Commitment
Commitment adalah keputusan seseorang untuk mencintai seseorang (jangka pendek) dan mempertahankan cinta tersebut (jangka panjang) (Sternberg 1986). Komponen commitment dapat dilihat sebagai komponen yang ‘dingin’. Banyak orang yang berkomitmen dalam suatu hubungan tanpa mengakui bahwa dirinya mencintai pasangannya. Sama seperti komponen intimacy, menurut Sternberg dan Grajek (1984, dalam Sternberg, 1986) komponen commitment. Dalam sepanjang hubungan romantis pasti selalu terjadi ‘naik-turun’ oleh sebab itu commitment sangat dibutuhkan dalam mempertahankan hubungan tersebut. tidak seperti intimacy dan passion, commitment meningkat dengan lambat pada awal hubungan. Seiring berjalannya waktu, pasangan akan membuat keputusan untuk mencintai satu sama lain dan saling berkomitmen. Commitment merupakan komponen cinta yang paling akhir mencapai puncak.