Apa yang dimaksud dengan Failure Mode Effect Analysis ?

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah salah satu metode analisa failure/potensi kegagalan yang diterapkan dalam pengembangan produk, system engineering dan manajemen operasional.

Apa yang dimaksud dengan Failure Mode Effect Analysis ?

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). FMEA digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab dari suatu masalah kualitas. Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan/kegagalan dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang telah ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk itu.

Terdapat dua penggunaan FMEA yaitu dalam bidang desain (Desain FMEA) dan dalam proses (FMEA Proses).

FMEA Desain akan membantu menghilangkan kegagalan-kegagalan yang terkait dengan desain, misalnya kegagalan karena kekuatan yang tidak tepat, material yang tidak sesuai, dan lain-lain. FMEA Proses akan menghilangkan kegagalan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam variabel proses, misal kondisi diluar batas-batas spesifikasi yang ditetapkan seperti ukuran yang tidak tepat, tekstur dan warna yang tidak sesuai, ketebalan yang tidak tepat, dan lain-lain.

Para ahli memiliki beberapa definisi mengenai failure modes and effect analysis, definisi tersebut memiliki arti yang cukup luas dan apabila dievaluasi lebih dalam memiliki arti yang serupa. Definisi failure modes and effect analysis tersebut disampaikan oleh :

  • Menurut Roger D. Leitch, definisi dari failure modes and effect analysis adalah analisa teknik yang apabila dilakukan dengan tepat dan waktu yang tepat akan memberikan nilai yang besar dalam membantu proses pembuatan keputusan dari engineer selama perancangan dan pengembangan. Analisa tersebut biasa disebut analisa “bottom up”, seperti dilakukan pemeriksaan pada proses produksi tingkat awal dan mempertimbangkan kegagalan sistem yang merupakan hasil dari keseluruhan bentuk kegagalan yang berbeda.

  • Menurut John Moubray, definisi dari failure modes and effect analysis adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk kegagalan yang mungkin menyebabkan setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan pengaruh kegagalan berhubungan dengan setiap bentuk kegagalan.

Didalam mengevaluasi perencanaan sistem dari sudut pandang reliability, failure modes and effect analysis (FMEA) merupakan metode yang vital. Sejarah FMEA berawal pada tahun 1950 ketika teknik tersebut digunakan dalam merancang dan mengembangkan sistem kendali penerbangan. Sejak saat itu teknik FMEA diterima dengan baik oleh industri luas.

FMEA merupakan salah satu alat dari Six Sigma untuk mengidentifikasi sumber-sumber atau penyebab dari suatu masalah kualitas. Menurut Chrysler (1995), FMEA dapat dilakukan dengan cara :

  1. Mengenali dan mengevaluasi kegagalan potensi suatu produk dan efeknya.
  2. Mengidentifikasi tindakan yang bisa menghilangkan atau mengurangi kesempatan dari potensi terjadinya kegagalan.
  3. Pencatatan proses (document the process).

Terdapat banyak variasi didalam rincian failure modes and effect analysis (FMEA), tetapi semua itu memiliki tujuan :

  1. Mengenal dan memprediksi potensial kegagalan dari produk atau proses yang dapat terjadi.

  2. Memprediksi dan mengevalusi pengaruh dari kegagalan pada fungsi dalam sistem yang ada.

  3. Menunjukkan prioritas terhadap perbaikan suatu proses atau sub sistem melalui daftar peningkatan proses atau sub sistem yang harus diperbaiki.

  4. Mengidentifikasi dan membangun tindakan perbaikan yang bisa diambil untuk mencegah atau mengurangi kesempatan terjadinya potensikegagalan atau pengaruh pada sistem.

  5. Mendokumentasikan proses secara keseluruan.

Langkah Dasar FMEA

Terdapat sepuluh langkah dasar dalam proses FMEA, yaitu :

  • Peninjauan Proses;
  • Brainstorming berbagai bentuk kemungkinan kesalahan/kegagalan proses;
  • Membuat daftar dampak tiap-tiap kesalahan;
  • Menilai tingkat dampak (severity) kesalahan;
  • Menilai tingkat kemungkinan terjadinya (occurence) kesalahan;
  • Menilai tingkat kemungkinan deteksi dari tiap kesalahan dan dampaknya;
  • Hitung tingkat prioritas risiko (RPN) dari masing-masing kesalahan dan dampaknya;
  • Urutkan prioritas kesalahan yang memerlukan penanganan lanjut;
  • Lakukan tindakan mitigasi terhadap kesalahan tersebut;
  • Hitung ulang nilai RPN yang tersisa untuk mengetahui hasil dari tindak lindung yang dilakukan.

Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah salah satu metode analisa potensi kegagalan yang diterapkan dalam pengembangan sebuah produk dan manajemen operasional. Metode ini merupakan salah satu tool yang digunakan dalam metode Lean Six Sigma dalam menganalisis sebuah risiko.

Awalnya, FMEA digunakan di industri manufaktur dalam siklus DMAIC dalam proyek Lean Manufacturing. Kini penggunaan metode Failure Mode and Effects Analysis telah meluas ke industri jasa (service). Secara umum, sebelum melakukan FMEA, tim perlu mengidentifikasi beberapa informasi mengenai:

  • Produk / barang / jasa
  • Fungsi
  • Efek dari kegagalan / kesalahan
  • Penyebab kesalahan
  • Kontrol yang dilakukan saat ini untuk mencegah kesalahan
  • Cara penanggulangan yang direkomendasikan
  • Detail-detail lain yang relevan.

Langkah yang diperlukan dalam melakukan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) yaitu:

  • Kumpulkan seluruh anggota tim
  • Tetapkan aturan dasar
  • Kumpulkan informasi yang relevan dan lakukan review
  • Identifikasi item atau proses yang akan dianalisa
  • Identifikasi fungsi, kegagalan, efek, penyebab, dan kontrol dari setiap item atau proses yang dianalisa
  • Evaluasi resiko berkaitan dengan isu atau potensi yang teridentifikasi melalui analisa
  • Prioritaskan dan rumuskan aksi / solusi
  • Lakukan tindakan pembetulan dan evaluasi ulang resiko yang ada
  • Distribusikan, review dan update analisa sesuai kebutuhan.

Prosedur FMEA adalah cara yang sangat efektif untuk mengevaluasi proses, layanan atau produk. Ini sangat berharga untuk mengungkapkan area yang membutuhkan perbaikan karena ini untuk membimbing pengembangan proses baru.

Ini adalah cara logis dan terstruktur untuk mengidentifikasi area yang menjadi perhatian sambil mengurangi waktu dan biaya pengembangan. Ini juga berharga bila maksudnya adalah menerapkan proses (satu persatu) tertentu dari satu produk atau layanan ke layanan lainnya. Ini telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan area di mana kinerja mungkin tertinggal, seperti penjualan atau peringkat kepuasan pelanggan atau biaya tinggi untuk rasio pendapatan, misalnya.

Salah satu manfaat yang paling penting, bagaimanapun, adalah bagaimana FMEA memungkinkan identifikasi awal titik kegagalan tunggal dan masalah antarmuka sistem yang dapat menghambat keberhasilan dan keamanan dampak.

FMEA adalah pendekatan sistematik yang membantu untuk mengidentifikasi dan menilai pemicu (modes), probabilitas kejadian, serta dampak (effects) dari kegagalan dalam suatu sistem. FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem.

Sebagai alat yang terintegrasi dengan Six Sigma Methodology, FMEA dapat membantu mengidentifikasi dan mengeliminasi keraguan pada awal pengembangan sebuah proses atau layanan pengantar. Ini merupakan sebuah cara sistematis untuk memeriksa sebuah proses secara prospektif terhadap adanya kemungkinan terjadinya kegagalan, untuk kemudian mendesain kembali proses tersebut sehingga model yang baru dapat mengeliminasi kemungkinan terjadi kegagalan. Bila digunakan dengan tepat, FMEA dapat membantu dalam mengembangkan kepuasaan secara menyeluruh dan tingkat keamanan.

Terdapat tiga tipe utama FMEA yaitu:

  • System FMEA – Digunakan untuk menganalisa keseluruhan sistem atau sub-sistem pada saat
    penyusunan konsep di fase Design (dalam siklus DMAIC)
  • Design FMEA – Digunakan untuk menganalisa rancangan produk sebelum dirilis/diproduksi oleh
    manufaktur.
  • Process FMEA – Jenis yang paling sering digunakan, dan di banyak kasus merupakan metode
    yang paling mudah diterapkan dibanding dua jenis lainnya.

Secara keseluruhan prosesnya, metode FMEA terdiri dari langkah-langkah berikut ini:

  • Langkah 1: Mengidentifikasi potensial pemicu kegagalan teknologi informasi.
  • Langkah 2: Menentukan tingkat nilai keparahan (severity number) sesuai dengan rentang skala.
  • Langkah 3: Menentukan tingkat nilai probabilitas (ocurrance number) sesuai dengan rentang
    skala.
  • Langkah 4: Menentukan tingkat nilai kontrol risiko (detection number) sesuai dengan rentang
    skala.
  • Langkah 5: Menentukan nilai RPN (Risk Priority Number)
  • Langkah 6: Menentukan Level Risiko

Sumber :

Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah pendekatan langkah demi langkah untuk mengetahui segala kemungkinan adanya kesalahan di desain, adanya kesalahan manufaktur, atau kesalahan di dalam sebuah produk atau layanan. FMEA ini juga mendokumentasikan pengetahuan atau informasi dan aktivitas yang telah dimiliki mengenai resiko adanya kegagalan, yang nantinya digunakan untuk perkembangan lebih lanjut. FMEA biasanya digunakan di awal-awal proses untuk menghindari adanya kegagalan. Kemudian FMEA juga bisa digunakan untuk mengontrol sebelum dan ketika proses dari operasional tersebut sudah berjalan.