Ekspresi Emosi
1. Definisi Ekspresi Emosi
Ekspresi emosi menurut Gross (1998) mengacu pada bagaimana seseorang menyampaikan pengalaman emosio melalui kedua perilaku verbal dan nonverbal. White, Hayes, and Livesey (2013) memaparkan ekspresi emosi mengacu pada pembelajaran kapan, dimana dan bagaimana menampilkan emosi yang tepat dan / atau diharapkan. Fridlund dan Rime (dalam Lin, Tov, dan Qiu, 2014) menyatakan ekspresi emosi mengacu pada kecenderungan untuk berbagi emosi.
Berbeda dengan Chaplin (2011) yang mendefinisikan ekspresi emosi dalam pandangan fisiologis, yakni perubahan-perubahan dalam otot kelenjar yang mendalam dan tingkah laku yang berasosiasi dengan emosi.
Berdasarkan uraian di atas, ekspresi emosi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan untuk berbagi emosi melalui perilaku verbal atau non-verbal ketika individu tersebut merasakan emosi tertentu.
2. Dimensi Ekspresi Emosi
White, Hayes, and Livesey (2013) membagi dimensi ekspresi emosi menjadi lima bagian, yakni:
-
Latency: dari waktu stimulasi ke waktu ekspresi dimulai
-
Onset: periode latency ke tingkat maksimum ekspresi
-
Apex: periode dimana ekspresi dipertahankan pada kekuatan maksimal
-
Offset: dari puncak sampai ekspresi menghilang.
-
Intensitas: mencerminkan kedalaman dan kekuatan dari pengalaman merasa
3. Jenis Ekspresi Emosi
Muhammad (2011) mengurutkan beberapa jenis ekspresi emosi, yaitu ekspresi wajah, ekspresi vokal, perubahan fisologis, gerak dan isyarat tubuh, serta tindakan-tindakan emosional, yakni :
Aristoteles (dalam Carol Wade & Carol Tavris, 2007) menulis, “terdapat beberapa ekspresi wajah tertentu yang mengikuti rasa marah, takut, rangsangan erotis, dan semua perasaan kuat lainnya”. Emosi bahagia dan sedih dapat dilihat dari raut wajah. Melalui wajah seseorang, dapat dilihat emosi apa yang sedang ia alami, baik itu marah, sedih, bahagia, takut ataupun terkejut.
Nada suara seseorang akan berubah mengiringi emosi yang ia alami. Orang yang sedang marah, nada suaranya akan meninggi. Begitupun pada orang yang sedang berbahagia, pada umumnya nada suara mereka lebih lepas dan lancar. Berbeda dengan orang yang sedang bersedih, ia akan terbata-bata saat berbicara.
Secara fisiologis, jika sedang mengalami emosi tertentu maka akan ada perubahan pada detak jantung yang cenderung meningkat, kaki serta tangan yang bergetar bahkan sampai bulu kuduk merinding, otot wajah menegang hingga berkeringat.
Emosi dapat diekspresikan melalui gerak dan isyarat tubuh. Hal ini bisa terlihat pada orang yang gugup ataupun sedang jatuh cinta. Orang yang sedang gugup akan menjadi tidak hati-hati, banyak melakukan gerakan yang tidak perlu, sering melakukan kesalahan dan berkeringat. Orang yang sedang jatuh cinta akan menatap yang dicintainya lebih sering, duduk condong padanya, dan tersenyum lebih lebar.
- Tindakan-Tindakan Emosional
Beberapa tindakan emosional antara lain, memukul, menangis, diam, meringkuk di bawah meja, melempar barang dan tindakan lain yang menampakkan dengan jelas emosi yang sedang dialami.
Selain hal di atas, Ekman dan Friesen (dalam Rostomyan, 2013) menyebutkan ada empat bentuk ekspresi emosi individu yang dibentuk dari kondisi individu tersebut berada. Bentuk ekspresi emosi tersebut adalah :
-
Cultural display rules, yaitu kebiasaan yang diikuti oleh anggota sosial masyarakat kecuali orang yang dianggap asing. Dalam hal ini individu yang mengekspresikan emosinya meniru budaya yang ada disekitarnya, seperti menunjukkan kesedihan pada saat di pemakaman, menampilkan kegembiraan di pesta pernikahan atau ulang tahun.
-
Personal display rules, Pembentukan ekspresi emosi berasal dari keluarga dimana hal ini memungkinkan ekspresi emosi tertentu individu satu berbeda dengan ekspresi emosi individu dari keluarga yang berbeda. Seperti individu yang keluarganya mengajarkan agar menahan diri ketika marah, hal ini berbeda dengan individu yang keluarganya mengajarkan lebih ekspresif dalam pengungkapan emosi marahnya.
-
Vocational requirement, yaitu seseorang mengekspresikan berdasarkan dengan cara tertentu sesuai dengan profesi mereka. Seperti seorang pramugari yang tetap menyimpan eksresi emosinya dan melayani pelanggan walau pelanggan yang dia layani mencaci makinya.
-
Need of the moments, yaitu seseorang yang mengekspresikan emosinya karena memilih waktu tertentu untuk mengekspresikan emosinya tersebut. Sebagaimana penjahat yang berpura-pura bersalah ketika diinterogasi oleh polisi.