Apa yang dimaksud dengan Erosi yang dapat ditoleransi ?

Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya suatu tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air

Apa yang dimaksud dengan Erosi yang dapat ditoleransi ?

1 Like

Laju erosi yang masih dapat ditoleransikan adalah laju erosi yang dinyatakan dalam mm/tahun atau ton/ha/tahun yang terbesar yang masih dapat ditoleransikan agar terpelihara suatu kedalaman tanah yang cukup bagi pertumbuhan tanaman/tumbuhan yang memungkinkan tercapainya produktivitas yang tinggi secara lestari (Susanto, 1992).

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan nilai erosi yang masih dapat ditoleransikan adalah: kedalaman tanah, ciri ciri fisik dan sifat sifat tanah lainnya yang mempengaruhi perkembangan perakaran, pencegahan erosi parit, penyusutan kandungan bahan organik, kehilangan unsur hara dan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sedimen di lapangan. Susanto (1992).

Tujuan penetapan batas laju erosi yang dapat ditoleransi adalah agar dapat menurunkan laju erosi yang terjadi pada suatu lahan baik pertanian maupun non pertanian terutama pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan yang berlereng. Secara teori dapat dikatakan bahwa laju erosi harus seimbang dengan laju pembentukan tanah, namun dalam prakteknya sangat sulit untuk mencapai keadaan yang seimbang tersebut (Nurpilihan, dkk., 2011).

Penetapan batas tertinggi laju erosi yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan adalah perlu, oleh karena tidaklah mungkin menekan laju erosi menjadi nol dari tanah-tanah yang diusahakan untuk pertanian terutama pada tanah-tanah yang berlereng. Akan tetapi suatu kedalaman tanah tertentu harus dipelihara agar didapat suatu volume tanah yang cukup, baik bagi tempat berjangkarnya akar tanaman dan untuk tempat menyimpan air serta unsur hara yang diperlukan oleh tanaman (Arsyad, 2010).

Thompson (1957) menyarankan sebagai pedoman penetapan nilai Etol dengan menggunakan kedalaman tanah, permeabilitas lapisan bawah dan kondisi substratum. Selanjutnya, Arsyad (2010) menyatakan bahwa di Indonesia pada daerah- daerah yang masa tumbuhnya lebih dari 270 hari kecepatan pembentukan tanah dapat mencapai lebih dari 2 mm per tahun.

Hammer (1981), menggunakan konsep kedalaman ekivalen (equivalent depth) dan umur guna (resources life) tanah untuk menetapkan nilai Etol suatu tanah. Kedalaman ekivalen adalah kedalaman tanah yang setelah mengalami erosi produktivitasnya berkurang dengan 60% dari produktivitas tanah yang tidak tererosi. Menurunnya produktivitas tanah oleh erosi disebabkan oleh menurunnya kandungan unsur hara tanah dan atau memburuknya sifat-sifat fisik tanah.

Nilai Etol juga dapat dihitung dengan kriteria yang digunakan oleh Thompson (1957), dengan menentukan Etol maksimum untuk tanah yang dalam, dengan lapisan bawah yang permeable, di atas bahan (substratum) yang telah melapuk (tidak terkonsolidasi) sebesar 2,5 mm/th, dan dengan menggunakan nisbah nilai untuk berbagai sifat dan stratum tanah, maka nilai Etol seperti tertera pada Tabel di bawah disarankan untuk menjadi pedoman penetapan nilai Etol tanah-tanah di Indonesia.

Tabel Pedoman Penetapan Nilai Etol untuk tanah-tanah di Indonesia.
image

Catatan:
mm x Berat isi x 10 ton/ha/th
Berat isi tanah berkisar antara 0,8 sampai 1,6 g/cm3 akan tetapi pada umumnya tanah-tanah berkadar liat tinggi mempunyai berat isi antara 1,0 sampai 1,2 g/cm3
Sumber : Thompson (1957)

Erosi yang dapat ditoleransi (Etol) juga dapat dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Wood dan Dent (1983, dalam Banuwa, 2008) yang memperhitungkan kedalaman minimum tanah, laju pembentukan tanah, kedalaman ekuivalen (equivalent depth), dan umur guna tanah (resources life). Adapun persamaannya adalah sebagai berikut :

image

Keterangan :

De = kedalaman ekuivalen, kedalaman efektif tanah (mm) x faktor kedalaman tanah
Dmin = kedalaman tanah minimum (mm)
UGT = umur guna tanah (th)
LPT = laju pembentukan tanah (mm/th)

Analisis Agroteknologi

Pemilihan agroteknologi untuk setiap satuan penggunaan lahan dilakukan berdasarkan erosi yang diprediksi dengan menggunakan model USLE (Wischmeier dan Smith (1978).
Pemilihan agroteknologi ditetapkan berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menetapkan nilai CP maksimum yang dijadikan alternatif agroteknologi adalah nilai CP yang mengakibatkan erosi lebih kecil atau sama dengan erosi yang dapat ditoleransi.

Kriteria tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

image

1 Like