Apa yang dimaksud dengan Ergonomi?

Apa yang dimaksud dengan Ergonomi ?
Apa yang dimaksud dengan Ergonomi ?

Ditinjau dari asal katanya, ergonomi berarti bidang studi yang mempelajari tentang hukum-hukum pekerjaan (dalam bahasa yunani, ergos = pekerjaan, nomos = hukum). Namun, bila didefinisikan secara bebas, ergonomi adalah bidang studi multidisiplin yang mempelajari prinsip-prinsip dalam mendesain peralatan, mesin, proses, dan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia yang menggunakannnya. Ergonomi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan, baik dalam hal mempernyaman penggunaan, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, akan menambah nilai-nilai kemanusian yang diinginkan, seperti meningkatkan keselamatan kerja, mengurangi 24 kelelahan/stres akibat kerja, meningkatkan kepuasan kerja, dan memperbaiki kualitas hidup (Ridwan, 2008).

Ergonomi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang mengkaji keterbatasan, kelebihan, serta karakteristik manusia, dan memanfaatkan informasi tersebut dalam merancang produk, mesin, fasilitas, lingkungan, dan bahkan sistem kerja, dengan tujuan utama tercapainya kualitas kerja yang terbaik tanpa mengabaikan aspek kesehatan, keselamatan, serta kenyamanan manusia penggunanya. Mengacu pada definisi ini, dapat dikatakan bahwa hampir semua objek rancangan yang berhubungan dengan manusia memerlukan ilmu ergonomi (Irridiastadi dan Yassierli, 2015). Menurut Kuswana (2014),

Ergonomi merupakan studi bersifat multidisiplin ilmu yang berakar mulai dari neurologi, anatomi, fisiologi, kinesiologi, dan biomekanika tubuh manusia, psikologi, higiene, antropometri, matematika komputasi, tempat (alam atau buatan), rekayasa, pemrograman dan seni yang berorientasi pada proses dan produk secara sinergis dengan alat atau mesin yang dimanfaatkan secara aman, nyaman, dan memberikan kepercayaan adanya keselamatan kerja yang tinggi, melalui metode tertentu. Istilah lain yang berkembang di Amerika Serikat, dikenal dengan “human factor” atau “human factor engineering”, yang intinya mempelajari pengetahuan teknik, kinerja dan perilaku manuasia.

Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Kata “ergonomi” berasal dari kata Yunani yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti hukum alam, dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan dan desain (Nurmianto, 1996).

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004).

Menurut International Ergonomics Association (IEA), Ergonomi (atau human factor) adalah disiplin ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan elemen lainnya di dalam sebuah sistem, dan profesi yang mengaplikasikan prinsip-prinsip teori, data dan metode untuk mendesain kerja yang mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan.

Ergonomi adalah disiplin yang berorientasi sistem, yang sekarang berlaku untuk semua aspek kegiatan manusia. Fokus ergonomi melibatkan tiga komponen utama yaitu manusia, mesin dan lingkungan yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi tersebut menghasilkan suatu sistem kerja yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya yang dikenal dengan istilah worksystem (Bridger, 2003).

Manfaat Ergonomi

Menurut Pheasant (2003) ada beberapa manfaat ergonomi, yaitu :

  1. Peningkatan hasil produksi, yang berarti menguntungkan secara ekonomi. Hal ini antara lain disebabkan oleh:
  • Efisiensi waktu kerja yang meningkat.
  • Meningkatnya kualitas kerja.
  • Kecepatan pergantian pegawai (labour turnover) yang relatif rendah.
  1. Menurunnya probabilitas terjadinya kecelakaan, yang berarti:
  • Dapat mengurangi biaya pengobatan yang tinggi. Hal ini cukup berarti karena biaya untuk pengobatan lebih besar daripada biaya untuk pencegahan.
  • Dapat mengurangi penyediaan kapasitas untuk keadaan gawat darurat
  1. Dengan menggunakan antropometri dapat direncanakan atau didesain:
  • Pakaian kerja
  • Workspace
  • Lingkungan kerja
  • Peralatan/ mesin
  • Consumer product

Prinsip Ergonomi

Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari keserasian kerja dalam suatu sistem (worksystem). Sistem ini terdiri dari manusia, mesin dan lingkungan kerja (Bridger, 2003). Pada penerapannya jika pekerjaan menjadi aman bagi pekerja/manusia dan efisiensi kerja meningkat maka tercapai kesejahteraan manusia. Keberhasilan aplikasi ilmu ergonomi dilihat dari adanya perbaikan produktivitas, efisiensi, keselamatan dan diterimanya sistem desain yang dihasilkan (mudah, nyaman dan sebagainya) (Pheasant, 1999).

Ergonomi dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan produksi yang kompleks. Hal ini berlaku dalam industri sektor informal. Dengan mengetahui prinsip ergonomi tersebut dapat ditentukan pekerjaan apa yang layak digunakan agar mengurangi kemungkinan keluhan dan menunjang produktivitas.

Penerapan ergonomi dapat dilakukan melalui dua pendekatan (Anies, 2005), yaitu:

  1. Pendekatan Kuratif
    Pendekatan ini dilakukan pada suatu proses yang sudah atau sedang berlangsung. Kegiatannya berupa intervensi, modifikasi atau perbaikan dari proses yang telah berjalan. Sasaran dari kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja. Dalam pelaksanaannya terkait dengan tenaga kerja dan proses kerja yang sedang berlangsung.

  2. Pendekatan konseptual
    Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan sistem dan akan sangat efektif dan efisien jika dilakukan pada saat perencanaan. Jika terkait dengan teknologi, sejak proses pemilihan dan alih teknologi, prinsipprinsip ergonomi telah diterapkan. Penerapannya bersama-sama dengan kajian lain, misalnya kajian teknis, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Pendekatan holistik ini dikenal dengan pendekatan teknologi tepat guna.

Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan masalah. Pertama, melakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Kedua, menentukan prioritas masalah dan masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Kemudian dilakukan analisis untuk menentukan alternatif intervensi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan ergonomi (Anies, 2005) :

  1. Kondisi fisik, mental dan sosial harus diusahakan sebaik mungkin sehingga didapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
  2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
  3. Lingkungan kerja harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota tubuh sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien.
  4. Pembebanan kerja fisik dimana selama bekerja peredaran darah meningkat 10 s/d 20 kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.
  5. Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapan yang dipergunakan, diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan.

Ergonomi adalah Ilmu terapan tentang gerak dan pekerjaan manusia yang menggunakan pengetahuan fisiologi, biomekanik, dan teknologi industri dan desain peralatan untuk mengurangi ketegangan dan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan orang-orang di tempat kerja.

Sumber
  • The Cambridge Dictionary of Psychology (2009)