Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera, umumnya satu bola mata.
Apa yang dimaksud dengan Episkleritis ?
Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera, umumnya satu bola mata.
Apa yang dimaksud dengan Episkleritis ?
Episkleritis merupakan reaksi radang pada episklera, yaitu jaringan ikat vaskular yang terletak di antara konjungtiva dan permukaan sklera. Penyakit ini termasuk dalam kelompok “mata merah dengan penglihatan normal”. Tidak ada data yang spesifik mengenai tingkat insiden episkleritis di Indonesia. Episkleritis umumnya terjadi pada usia 20-50 tahun dan membaik dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Umumnya, episkleritis bersifat ringan, namun dapat pula merupakan tanda adanya penyakit sistemik, seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, dan systemic lupus erythematosus (SLE).
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Episkleritis terbagi menjadi dua tipe, yaitu nodular dan simpel. Secara umum, tanda dari episkleritis adalah:
Kemerahan hanya melibatkan satu bagian dari area episklera. Pada penyinaran dengan senter, tampak warna pink seperti daging salmon, sedangkan pada skleritis warnanya lebih gelap dan keunguan.
Kemerahan pada episkleritis disebabkan oleh kongesti pleksus episklera superfisial dan konjungtival, yang letaknya di atas dan terpisah dari lapisan sklera dan pleksus episklera profunda di dalamnya. Dengan demikian, pada episkleritis, penetesan Fenil Efedrin 2,5% akan mengecilkan kongesti dan mengurangi kemerahan; sesuatu yang tidak terjadi pada skleritis.
Pada episkleritis nodular, ditemukan nodul kemerahan berbatas tegas di bawah konjungtiva. Nodul dapat digerakkan. Bila nodul ditekan dengan kapas atau melalui kelopak mata yang dipejamkan di atasnya, akan timbul rasa sakit yang menjalar ke sekitar mata.
Hasil pemeriksaan visus dalam batas normal.
Dapat ditemukan mata yang berair, dengan sekret yang jernih dan encer. Bila sekret tebal, kental, dan berair, perlu dipikirkan diagnosis lain.
Pemeriksaan status generalis harus dilakukan untuk memastikan tanda- tanda penyakit sistemik yang mungkin mendasari timbulnya episkleritis, seperti tuberkulosis, reumatoid artritis, SLE, eritema nodosum, dermatitis kontak. Kelainan sistemik umumnya lebih sering menimbulkan episkleritis nodular daripada simpel.
Gambar Tampilan episkleritis simpel (a) dan nodular (b)
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis sebagaimana dijelaskan dalam bagian sebelumnya.
Diagnosis banding:
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Medikamentosa
Dokter perlu memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya, serta memberikan reassurance dan informasi yang relevan, di antaranya tentang natur penyakit yang ringan, umumnya self- limited, dan hal-hal yang pasien dapat lakukan untuk menyembuhkan penyakitnya.
Peralatan
Prognosis
Referensi