Apa yang dimaksud dengan Entrepreneur?

image

Entrepreneur merupakan seorang individu yang memiliki atribut seperti kreativitas, inisiatif, pengambilan risiko, dan pemecahan masalah.

Entrepreneur merupakan seseorang yang mendirikan bisnis atau perusahaan yang kreatif inovatif dan beresiko.

Referensi : Louise Kelly & Chris Booth, 2004, Dictionary of Strategy: Strategic Management, SAGE Publications, Inc.

Entrepreneur adalah seorang individu yang mempunyai kemampuan entrepreneurial. J. Schumpeter (1934), dalam bukunya, Theory of Economic Develepment, mengemukakan bahwa seorang entrepreneur, yang juga dapat disebut sebagai seorang inovator, merupakan seorang yang mampun menciptakan peluang keuntungan dengan merancang produk baru, proses produksi baru, atau strategi pemasaran baru.

Scumpter menyarankan (1942) bahwa ;

  • Fungsi entrepreneurial adalah memberikan keinginan kepada seorang entrepreneur untuk melakukan tindakan dalam rangka memperkenalkan sebuah inovasi pada suatu kegiatan ekonomi,
  • Kepemimpinan entrepreneurial merupakan sumber energi kreatif untuk inovasi
  • Keuntungan entrepreneurial adalah keuntungan sementara atas kegiatan monopoli yang didapat dari kegiatan pribadi seorang entrepreneur.

Schumpeter (1965) mendefinisikan “entrepreneur sebagai individu yang memanfaatkan peluang pasar melalui inovasi teknis dan / atau inovasi organisasi”. Knight (2005) dan Drucker (1985) menyebutkan bahwa “entrepreneurship adalah tentang mengambil risiko”.

Seorang entrepreneur merupakan individu (pemilik bisnis) yang berupaya untuk selalu menghasilkan nilai pada produk atau jasa yang diberikan, melalui penciptaan atau perluasan kegiatan ekonomi, dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi produk atau jasa, proses, atau pasar baru.

Tugas seorang entrepreneur adalah melakukan identifikasi terhadap adanya peluang komersialisasi yang didapatkan dari proses inovasi dan mengubah peluang tersebut menjadi sebuah produk atau layanan baru.

Peluang entrepreneurial adalah peluang ekonomi yang tidak terduga dan belum dinilai. Peluang entrepreneurial muncul karena aktor yang berbeda akan memiliki ide yang berbeda terhadap nilai relatif suatu sumber daya. “Peluang” tidak tersedia di pasar manapun, sehingga kita tidak dapat membeli “peluang” tersebut, sehingga seorang entrepreneur harus mampu untuk melakukan eksploitasi dan atau eksplorasi terhadap peluang-peluang yang ada. Seorang entrepreneur juga harus selalu mengembangkan kemampuannya untuk mendapatkan, mengatur dan memanfaatkan peluang tersebut.

Berikut perbedaan antara seorang entrepreneur dan manajer,

Entrepreneur Manajer
Karakteristik Menemukan (eksplorasi) dan eksplotasi peluang Administrasi dan mengelola sumber daya
Seorang pencipta yang memulai dan memotivasi adanya proses perubahan Seorang administrator
Perilaku Bersedia mnerima risiko Menghindari atau mengalihkan risiko
Menggunakan intuisi, waspada, mengeksplorasi bisnis baru Membuat keputusan secara “Rasional”, mengeksploitasi bisnis yang ada
Kepemimpinan, memulai cara yang baru Menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif
Melakukan identifikasi peluang bisnis Menciptakan kepercayaan untuk meningkatkan kerja sama
Penciptaan Perusahaan baru Pengawasan proses administrasi

Studi Tentang Entrepreneur


Seperti disebutkan diatas, aktivitas sentral seorang entrepreneur adalah penciptaan bisnis yang memungkinkan terjadinya pengembangan bisnis, dengan cara mempelajarinya secara individu atau kelompok melalui pendidikan formal, lingkungan maupun keluarga atau dengan cara melakukan analisis terkait dengan aspek lingkungan ekonomi, sosial dan budaya.

  • Studi tentang entrepreneur sebagai individu dilakukan dengan cara melakukan analisis variabel yang menjelaskan penampilan mereka, seperti karakteristik pribadi, baik variabel psikologis, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kapasitas untuk mengendalikan sesuatu, toleransi pada ambiguitas dan kecenderungan untuk mengambil risiko dll maupun variabel non-psikologis, seperti pendidikan, pengalaman, jaringan kneksi, keluarga, dll.

    Fokus studi yang dilakukan ada pada individu, dengan kata lain, tindakan entrepreneurial dipahami sebagai atribut manusia, seperti kesediaan untuk menghadapi ketidakpastian (Kihlstrom dan Laffont, 1979), menerima risiko, kebutuhan untuk pencapaian (McClelland, 1961), dimana atribut-atribut tersebut membedakan membedakan seorang entrepreneur dengan non-entrepreneur.

  • Studi tentang variabel sosial-budaya dan kelembagaan menggarisbawahi peran perubahan sosial sebagai motivator fungsi entrepreneurial dalam kelompok minoritas atau terpinggirkan.

    Fokus studi sosial-budaya terkait dengan berfungsinya institusi, budaya dan nilai-nilai sosial. Pendekatan ini tidak eksklusif (Eckhardt dan Shane, 2003), mengingat bahwa aktivitas entrepreneurial juga merupakan aktivitas manusia dan tidak terjadi secara spontan semata-mata hanya karena lingkungan ekonomi atau perubahan teknologi, normatif atau demografis.

  • Studi tentang variabel lingkungan menekankan budaya atau nilai-nilai bersama dalam masyarakat, institusi yang terkait dengan kerangka hukum, variabel-variabel yang berkaitan denga lingkungan ekonomi (permintaan) dan finansial (modal ventura dan biaya), bersama-sama dengan lingkungan spasial (kelompok dan ekonomi aglomerasi).

    Fokus studi ini berkaitan dengan faktor ekonomi, lingkungan yang memotivasi dan memungkinkan kegiatan wirausaha, seperti dimensi pasar, dinamika perubahan teknologi (Tushman dan Anderson, 1986), struktur pasar - normatif dan demografis - (Acs dan Audretsch , 1990) atau dinamika industri.

Referensi
  • Acs, Z.J. & Audretsch, D.B. (1990). Innovation and Small Firms. Cambridge, MA: MIT Press.
  • Alvarez, S.A. and Busenitz, L.W. (2001), The entrepreneurship of resource-based theory. Journal of Management, 27, pp. 755-775
  • Cuervo, A., Ribeiro,D. and Roig,S. (2007), Entrepreneurship: Concepts, Theory and Perspective. Introduction, pp:1-20.
  • Drucker, Peter F. (1985). Innovation and Entrepreneurship. Practices and principles, New York: Harper & Row
  • Eckhardt, J.T. & Shane, S.A. (2003). Opportunities and entrepreneurship. Journal of Management, 29, 333-349.
  • Kihlstrom, R.E. & Laffont, J.J. (1979). General equilibrium entrepreneurial theory of firm formation based on risk aversion. Journal of Political Economy, 87, 719-748.
  • Knight, F. (1921) Risk, uncertainty and profit. Boston, MA: Houghton Mifflin.
  • Knight, Frank Hyneman. (2005). Risk, Uncertainty and Profit. Cosimo, Inc. ISBN 978-1-59605-242-0.
  • Lee, S.M. & Peterson, S.J. (2000). Culture, entrepreneurial orientation, and global competitiveness. Journal of World Business, 35, 401-416.
  • McClelland, D.C. (1961). The achieving society. Princeton, NJ: Van Nostrand.
  • Miller, D. (1983). The correlates of entrepreneurship in three types of firms. Management Science, 29, 770-791.
  • Reynolds, P.D. (2005). Understanding business creation: Serendipity and scope in two decades of business creation studies. Small Business Economics, 24, 359-364.
  • Schumpeter, J.A. (1934). The theory of economic development. Cambridge: Harvard University Press.
  • Schumpeter, J.A. (1942). Capitalism, socialism and democracy. New York: Harper
  • Schumpeter, J. A. (1965). Economic Theory and Entrepreneurial History. In: Aitken HG (ed) Explorations in enterprise. Harvard University Press,
  • Cambridge, MA.
  • Shane, S.A. & Venkataraman, S. (2000). The promise of entrepreneurship as a field of research. Academy of Management Review, 25, 217-226.
  • Stevenson, H.H. & Jarillo, J.C. (1990). A paradigm of entrepreneurship research: Entrepreneurial management. Strategic Management Journal, 11, 17-27.
  • Tushman, M.L. & Anderson, P. (1986). Technological discontinuities and organizational environments. Administrative Science Quarterly, 31, 439-465.

Entrepreneurship adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar (Suryana, 2001).

Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti ( Kasmir, 2010).

Ciri-ciri dan Karakteristik Entrepreneur


Seorang entrepreneur haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat kedepan dan berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seorang harus memiliki ciriciri sebagai berikut:

Menurut Scarborough dan Zimmerer mengemukakan delapan karakteristik entrepeneur meliputi:

  1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

  2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu mengindari risiko yang rendah dan menghindari risiko yang tinggi.

  3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

  4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.

  5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginanya demi masa depan yang lebih baik.

  6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

  7. Skilll at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

  8. Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang (Suryana ,2001)

Entrepreneurship adalah sifat bisnis, termasuk kemampuan untuk melihat peluang dan menentukan keputusan kritis. Dalam bukunya Be a Smart and Good Entrepreneur, Hendro & Chandra W.W.(2006) menjelaskan entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga bisa meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang.

Menurut Hisrich (2004), entrepreneurship adalah proses membuat sesuatu yang baru dengan nilai dari konsumsi waktu dan daya yang diperlukan, memperkirakan keuangan, fisik, dan resiko sosial, dan mendapatkan penghargaan hasil dari moneter dan kepuasan personal dan kebebasan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan untuk melihat, mengelola dan menentukan keputusan pada setiap peluang dan memanfaatkannya sehingga mampu meningkatkan taraf hidup dimasa depan.

Sifat-sifat entrepreneur


Alma (2008), adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki seorang entrepreneur agar berhasil adalah sebagai berikut :

  1. Percaya diri
    Sifat utama dari percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang ambing oleh pendapat dan saran orang lain, melainkan menggunakan sebagian saran tersebut sebagai masukan.

  2. Berorientasi pada tugas dan hasil
    Sifat seorang entrepreneur tidak mengutamakan prestige dahulu melainkan fokus kepada prestasi yang ingin di capai.

  3. Pengambilan resiko
    Ciri pengambilan resiko berpengaruh penting dalam dunia wirausaha yang penuh dengan resiko dan tantangan.Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa bagaimana seorang entrepreneur mengambil sebuah resiko dengan penuh pertimbangan.

  4. Kepemimpinan
    Dalam diri seorang entrepreneur mutlak memiliki jiwa kepemimpinan.Seorang pemimpin yang baik harus mendengar saran dan kritik dari bawahannya demi kemajuan kinerja perusahaan.

  5. Keorisinilan
    Yang dimaksud dengan orisinil disini adalah seorang entrepreneur tidak hanya mengekor kepada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ide yang orisinil dan mampu merealisasikan ide tersebut.

  6. Berorientasi kepada masa depan
    Seorang entrepreneur haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan.Sebab, sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara tetapi untuk selamanya.Untuk menyiapkan visi yang jauh kedepan, entrepreneur perlu menyusun perencanaan dan strategi yang matang.

  7. Kreativitas dan inovasi
    Kreativitas merupakan kemampuan mengembangkan ide yang baru, dan menemukan cara yang baru dalam melihat peluang ataupun problem yang akan dihadapi. Inovasi adalah kemampuan untuk menggunakan solusi kreatif dalam mengisi peluang sehingga dapat membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat.

Karakter entrepreneur


Terdapat beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur , yaitu :

  1. Creation, menciptakan suatu peluang bisnis dari peluang yang ada.

  2. Innovation, mengembangkan inovasi dalam lingkup bisnisnya yang meliputi produk baru, proses, market, material dan organisasi.

  3. Risk Undertake, setiap entrepreneur menerima dan mengambil resiko bahwa bisnis yang dijalankannya mungkin akan mengalami kerugian atau kegagalan.

  4. General Management, pemilik bisnis harus dapat mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya yang terbatas,

  5. Performance intention, menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan menghasilkan laba ( Yulianto, 2009 ).