Apa yang dimaksud dengan Enterprise Architecture Planning?

Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk merencanakan arsitektur enterprise yang memfokuskan pada arsitektur data, arsitektur aplikasi serta arsitektur teknologi yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana cara implementasi arsitektur yang dibuat sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi

Apa yang dimaksud dengan Enterprise Architecture Planning ?

Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan suatu pendekatan yang dibuat oleh Steven H. Spewak untuk membangun arsitektur enterprise dengan berdasarkan dorongan data dan dorongan bisnis. Enterprise Architecture Planning adalah proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Spewak, 1992).

Menurut EAP Steven H Spewak, dinyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran atau model. Pada dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi mendefinisikan kebutuhan bisnis dan arsitekturnya. Semua arsitektur tersebut dibutuhkan untuk mendukung bisnis yang diselenggarakan oleh enterprise. Kata “mendefinisikan” menurut pengertian Spewak adalah mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan arsitektur.

Jadi EAP bukan suatu perancangan tetapi pendefinisian. Sedangkan kata “rencana” secara umum adalah membicarakan tentang definisi arsitektur apa yang dibutuhkan dan rencana dukungan diartikan sebagai kapan arsitektur tersebut akan diimplementasikan (Spewak, 1992).

Definisi ini mengandung tiga kata kunci:

  1. Pendefinisian
    Pendefinisian berarti melakukan pendefinisian arsitektur sistem bukan merancang sistem tersebut. Arsitektur enterprise mendefinisikan arsitektur, sedangkan perancangan sistem merupakan tanggung jawab perancang.

  2. Arsitektur
    Arsitektur merujuk ke tiga arsitektur yang didefinisikan yaitu: arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini dimaksudkan layaknya cetak biru, penggambaran atau model.

  3. Rencana
    Arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan dan rencana mendefinisikan kapan mengimplementasikannya.

Langkah-langkah dalam EAP memberikan panduan praktis dalam membuat arsitektur dari dua baris dan tiga kolom pertama kerangka kerja Zachman (Surendro, 2009).

Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja untuk memetakan hubungan antara komponen enterprise terhadap level arsitektur yang menjadi perhatian pihak-pihak yang berkepentingan dengan enterprise architecture. Hubungan antara kerangka kerja Zachman dan EAP adalah proses mendefinisikan dua level atas kerangka kerja Zachman. Sehingga jika dipetakan ke dalam kerangka kerja Zachman, EAP akan berada di baris pertama dan baris kedua yang merupakan perspektif perencana dan pemilik. Sedangkan aspek yang dibahas dalam EAP berada pada tiga kolom dari kerangka kerja Zachman, yaitu meliputi data, fungsi dan jaringan dari arsitektur sistem informasi.

Cakupan EAP ke dalam kerangka kerja Zachman dinyatakan dalam Gambar di bawah ini.

image
Gambar Cakupan EAP dalam Kerangka Kerja Zachman. (Surendro, K, 2009)

Enterprise Architecture Planning memiliki 7 (tujuh) komponen utama yang menunjukkan tahapan untuk menentukan dan merencanakan implementasi arsitektur sistem informasi. Tujuh komponen utama ini dikelompokkan menjadi 4 (empat) lapisan (Spewak, 1992), yang terlihat pada Gambar di bawah ini.

Komponen dan Lapisan Enterprise Architecture Planning
Gambar Komponen dan Lapisan Enterprise Architecture Planning

Lapisan pada EAP terdiri dari empat lapisan sebagai berikut:

1. Inisialisasi Perencanaan

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai aturan-aturan yang menjadi rujukan di perguruan tinggi terkait dengan perencanaan arsitektur enterprise untuk pengembangan sistem informasi guna penentuan ruang lingkup enterprise, visi, misi, pengadopsian metodologi perencanaan serta membentuk tim perencanaan agar proyek EAP terarah, selesai tepat waktu dan memiliki anggota tim yang berkualifikasi.

2. Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini

Pada lapisan ini terdapat dua tahap yaitu:

  • Pemodelan Proses Bisnis
    Tahap ini bertujuan untuk membangun suatu basis pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang digunakan enterprise saat ini. Tahap ini merupakan proses untuk mendefinisikan bisnis guna menyediakan model mengenai bisnis enterprise yang konsisten, komprehensif dan lengkap sehingga dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur-arsitektur serta rencana implementasi. Pemodelan bisnis dilakukan dengan mengidentifikasi dan mendokumentasikan struktur organisasi, mengidentifikasi dan mendefinisikan area bisnis utama dengan menggunakan model rantai nilai (value chain) untuk menyoroti aktivitas di dalam bisnis.

    Pada tahap ini juga dibuat suatu matriks relasi antara fungsi bisnis dengan unit organisasi guna mengetahui tanggung jawab dari masing-masing unit organisasi terhadap suatu fungsi bisnis.

  • Sistem dan Teknologi Saat Ini
    Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang digunakan enterprise dalam mendukung fungsi bisnis saat ini karena enterprise yang telah berjalan pada umumnya telah memiliki sistem dan teknologi untuk aplikasi-aplikasi sistem informasinya. Hasil dokumentasi disebut sebagai Katalog Sumber Daya Informasi (Information Resource Catalog atau IRC) atau disebut juga Systems Inventory. IRC tidak menjabarkan setiap sistem secara terperinci, melainkan hanya ringkasannya saja.

3. Tinjauan Rencana Enterprise di Masa Depan

Pada lapisan ini terdapat tiga tahap yaitu:

  • Arsitektur Data
    Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis- jenis data utama atau entitas data yang diperlukan bagi enterprise guna mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefinisikan pada tahap pemodelan bisnis kemudian merelasikan entitas data tersebut dengan fungsi bisnis enterprise. Arsitektur data merupakan salah satu arsitektur enterprise untuk arsitektur sistem informasi, yaitu kolom data (what) pada kerangka kerja Zachman.

    Berikut langkah-langkah yang dilakukan pada perancangan arsitektur data:

    1. Membuat daftar kandidat entitas data. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan semua entitas data potensial yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan data dari masing-masing business process yang telah didefinisikan.

    2. Membuat diagram hubungan antar entitas data. Suatu entitas data dapat mendukung lebih dari satu area fungsi bisnis dan tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki ketergantungan dan hubungan dengan entitas data lainnya. Pendekatan EAP mengambil ketergantungan dan hubungan antar entitas data ini untuk melandasi pembangunan enterprise architecture. Hal ini mempertimbangkan bahwa aplikasi-aplikasi berkaitan erat dengan basis-basis data sedangkan suatu basis data terdiri dari kumpulan entitas data dengan hubungan dan ketergantungannya, oleh karena itu entitas-entitas data perlu dirangkai sesuai dengan ketergantungan dan hubungannya dalam konteks area fungsi yang didukungnya. Pemodelan untuk menggambarkan hubungan antar entitas data menggunakan Entity-Relationship Diagram (E-RD). Hasil pemodelan E-RD untuk tiap area fungsi melengkapi kerangka kerja Zachman pada baris perspektif pemilik dan kolom data.

    3. Merelasikan entitas data dengan fungsi bisnis. Setiap entitas data yang telah didefinisikan dihubungkan dengan area fungsi bisnis. Hubungan antara entitas data dengan area fungsi bisnis adalah dalam hal pengolahan dan penggunaan data untuk keperluan pemenuhan tujuan fungsi bisnis. Hubungan ini didefinisikan melalui sebuah matriks hubungan antara entitas data dengan fungsi bisnis. Masing-masing sel dalam matriks untuk menentukan data entitas yang di create (C) yaitu fungsi untuk membuat data, read/reference (R) yaitu fungsi yang menggunakan data dan update (U) yaitu fungsi yang mengubah atau meng-update data.

  • Arsitektur Aplikasi
    Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis- jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise, kemudian merelasikan aplikasi dengan fungsi bisnis enterprise. Arsitektur aplikasi bukan rancangan sistem tetapi merupakan pendefinisian aplikasi apa saja yang dibutuhkan untuk mengelola data dan menyediakan informasi bagi user untuk melakukan fungsi bisnis.

    Adapun langkah-langkah pada perancangan arsitektur aplikasi adalah:

    • Membuat daftar kandidat aplikasi dan definisi aplikasi. Setelah fungsi- fungsi bisnis didefinisikan dan arsitektur data untuk masa depan dibangun maka dorongan bisnis dan dorongan data diarahkan untuk menentukan dan mendefinisikan aplikasi-aplikasi. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasikan setiap kemungkinan aplikasi yang dibutuhkan bagi pengelolaan data dan dukungan fungsi bisnis. Langkah awal dalam tahap ini adalah menginventarisasikan kandidat-kandidat aplikasi yang diperlukan untuk mendukung business process dan mengelola data untuk masa depan. Kandidat-kandidat aplikasi dapat diperoleh dengan meninjau katalog sumber daya informasi dan mengakomodasi berbagai masukan kebutuhan aktual dari unit-unit enterprise maupun dengan mengadaptasi perkembangan aplikasi sistem informasi.

    • Merelasikan aplikasi dengan fungsi bisnis. Langkah ini bertujuan untuk menentukan fungsi bisnis yang langsung didukung atau diakomodasi oleh aplikasi.

    • Melakukan analisis dampak pada aplikasi yang ada saat ini. Langkah ini merupakan penentuan atas pilihan-pilihan untuk tetap menggunakan aplikasi, memodifikasi, atau mengganti sistem legacy.

  • Arsitektur Teknologi.
    Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan prinsip teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan yang mendukung aplikasi pada arsitektur aplikasi yang disusun sebelumnya dalam mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Arsitektur teknologi merupakan definisi dari teknologi yang akan mendukung fungsi bisnis dengan menyediakan lingkungan sharing data.

    Berikut langkah-langkah pada perancangan arsitektur teknologi:

    • Mengidentifikasikan prinsip teknologi yang akan digunakan. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan bagi pemilihan platform teknologi yang dibutuhkan enterprise.

    • Konfigurasi konseptual teknologi. Langkah ini dibangun berdasarkan pada kebutuhan strategi distribusi data dan aplikasi serta kebutuhan sharing data diantara unit-unit organisasi dengan memperhatikan lokasi bisnis.

4. Rencana Implementasi

Tahap ini bertujuan untuk menyusun dan menyiapkan suatu rekomendasi untuk rencana pengimplementasian yang berdasarkan pada arsitektur yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah pada tahap rencana implementasi adalah:

  1. Menentukan urutan prioritas pengembangan aplikasi.
    Langkah ini diimplementasikan dari sekian banyak aplikasi yang telah didefinisikan dengan menggunakan prinsip aplikasi yang menciptakan (create) data terlebih dahulu diimplementasikan sebelum aplikasi yang mengubah (update) data atau menggunakan (reference) data.

  2. Membuat estimasi-estimasi pelaksanaan implementasi.
    Langkah ini bertujuan untuk memperkirakan kebutuhan pada saat implementasi dilaksanakan.

  3. Membuat kesimpulan perencanaan.
    Kesimpulan perencanaan merupakan laporan akhir dari perencanaan arsitektur enterprise berupa cetak biru.