Apa yang dimaksud dengan Enlightenment?

Enlightenment

Enlightenment merupakan istilah umum yang diterapkan pada gerakan pembebasan intelektual yang berkembang di Eropa Barat dari akhir abad ke-17 hingga akhir abad ke-18 (periode yang sering disebut ‘Age of Reason’), khususnya di Prancis dan Swiss.

Enlightenment memuncak dengan tulisan Jean-Jacques Rousseau dan *encyclopedistes, filosofi Immanuel Kant, dan cita-cita politik dari revolusi Amerika dan Prancis. Sementara pelopornya dalam sains dan filsafat yaitu Bacon, Descartes, Newton, dan Locke. Ide utamanya adalah kebutuhan (dan kapasitas) akal manusia untuk menghapus takhayul kuno, prasangka, dogma, dan ketidakadilan. Kant mendefinisikan enlightenment sebagai emansipasi manusia dari ketidakdewasaan yang ditimbulkannya sendiri.

Pemikiran enlightenment mendorong penyelidikan ilmiah yang rasional, toleransi kemanusiaan, dan gagasan hak asasi manusia universal. Dalam agama, biasanya melibatkan penolakan skeptis terhadap takhayul, dogma, dan wahyu yang mendukung ‘deisme’—kepercayaan yang terbatas pada doktrin universal yang dianggap umum untuk semua agama, seperti keberadaan Yang Maha Pencipta.

Para pendukung enlightenment cenderung menempatkan keyakinan mereka pada kemajuan manusia yang dibawa oleh penyebaran bertahap prinsip-prinsip rasional, meskipun pendukung besar mereka, Voltaire, lebih militan dan kurang optimis, melancarkan kampanye pahit melawan penyalahgunaan rezim kuno di bawah slogan yang hampir tidak dapat diterjemahkan.

Di Inggris, enlightenment ditemukan pada akhir abad ke-18, dalam sejarawan Edward Gibbon dan penulis politik Thomas Paine dan William Godwin, serta dalam karya feminis Mary Wollstonecraft. Berkembangnya filsafat dan sains di Edinburgh dan Glasgow pada abad ke-18 dikenal sebagai Scottish enlightenment; tokoh-tokoh utamanya termasuk David Hume dan Adam Smith.

Sumber:
The Concise Oxford Dictionary of Literary Terms (2001)