Apa yang dimaksud dengan efektifitas didalam organisasi ?

Efektifitas

Efektifitas dapat diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Apa yang dimaksud dengan efektifitas didalam organisasi ?

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.

Kata efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena keduanya memilki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi pengunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan. Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektifitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal serta pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Berikut definisi efektivitas menurut beberapa ahli :

  • Menurut Harbani Pasolong, efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

  • Menurut Robbins, efektivitas merupakan tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka penjang. Maksudnya adalah efektivitas merupakan suatu standar pengkuran untuk menggambarkan tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

  • Menurut The Liang Gie dalam bukunya Ensiklopedia Administrasi (1998), efektivitas merupakan suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek/akibat yang dikehendaki.

  • Menurut H. Emerson, efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya.

  • Menurut Georgopolous dan Tannenbaum dalam bukunya yang berjudul Efektivitas Organisasi (1985), efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan”.

Efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektif harus terkait dengan pencapaian tujuan dan sasaran suatu tugas dan pekerjaan dan terkait juga dengan kinerja dari proses pelaksanaan suatu pekerjaan.

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk, atau manajemen organisasi. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi masukan (input) maupun keluaran (output).

Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur, sedangkan efektif bila kegiatan bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan dapat memberikan hasil yang bermanfaat.

Selanjutnya Martani dan Lubis (1987), menyatakan bahwa :

“Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain suatu organisasi disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya”.

Oleh karena itu, efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai dengan rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap apa yang diinginkan atau diharapkan.

Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Menurut Hari Lubis dan Martani Huseini (1987), terdapat 3 (tiga) pendekatan utama dalam pengukuran efektifitas organisasi, yaitu :

  1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

  2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

  3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.

Dari ketiga pendekatan tersebut dapat dikemukakan bahwa efektivitas organisasi merupakan suatu konsep yang mampu memberikan gambaran tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya.

Menurut Adam I Indrawijaya (1989), terdapat 3 hal untuk menilai efektivitas suatu organisasi, yaitu :

  1. Efektivitas organisasi sama dengan prestasi organisasi secara keseluruhan. Menurut pandangan ini efektivitas organisasi dapat diukur berdasarkan berapa besar hasil / keuntungan yang didapatkan oleh organisasi tersebut

  2. Efektivitas organisasi dihubungkan dengan tingkat kepuasan anggota organisasi.

  3. Efektivitas organisasi mencakup aspek intern organisasi dan ekstern organisasi yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapai tujuan secara efektif atau tidak, sebagaimana yang dikemukakan oleh S.P Siagian (1987) yaitu:

  1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
  2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
  3. Proses analisis dan perumusan kebijakanaan yang mantap
  4. Penyusunan program yang matang
  5. Penyusunan program yang mantap
  6. Tersedianya sarana dan prasarana
  7. Pelaksanaan efektif dan efisien
  8. Sistem pengawasan yang bersifat mendidik

Menurut David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam bukunya “Individual and Society”, ukuran efektivitas adalah sebagai berikut :

  1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output).

  2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

  3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.

  4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.

Efektivitas dipandang sebagai tujuan akhir oleh sebagian besar organisasi. Karenanya organisasi harus memperhatikan semua aspek terpenting yang menunjang dari keseluruhan proses pencapaian efektivitas. Konsep “ effectiveness ” pada dasarnya juga menyangkut pencapaian tujuan organisasi secara sukses yang diartikan sebagai suatu ukuran bahwa tindakan yang dilakukan pimpinan adalah benar. Suatu organisasi dikatakan efektif apabila tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

Effectiveness could be defined as the degree to which an organization realized its goals”. Robbins (2004)

Dalam hal ini effectiveness diartikan sebagai tingkat pelaksanaan berbagai tujuan, mencerminkan sumbangan yang diberikan kepada organisasi. Dalam buku lainnya, Robbins menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu keberhasilan dalam memenuhi tuntutan pelanggan dengan penggunaan input/biaya yang rendah. Dengan kata lain efektivitas adalah keberhasilan pencapaian tujuan dengan tingkat produktivitas yang bergantung pada efisien.

“Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan manajer yang baru mau melihat dan memperhatikan bawahannya manakala perusahaan sudah mencapai tujuannya, hal yang semacam ini kecil kemungkinannya untuk dapat mencapai produktivitas yang tinggi.” Likert

Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit sosial yang efektif dan efisien. Efektivitas diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, sedangkan efisiensi organisasi dikaji dari segi jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu unit keluaran. Ahli lain menekankan efektivitas dari segi pengambilan keputusan secara efektif. Pengambilan keputusan secara efektif memerlukan seleksi secara rasional arah tindakan. Oleh karena itu, kondisi tertentu perlu ditinjau sebelum bertindak secara rasional yaitu :

  • Berusaha mencapai tujuan yang tidak bisa didapatkan tanpa tindakan positif

  • Mempunyai pengertian yang jelas mengenai arah-arah alternatif dengan mana suatu tujuan dapat dicapai dalam keadaan dan batasan- batasan yang ada.

  • Mempunyai informasi dan kemampuan untuk menganalisis dan menilai alternatif dari sudut tujuan yang mau dicapai

  • Mempunyai keinginan untuk mencapai penyelesaian yang paling baik dengan menyeleksi yang paling memuaskan pencapaian cita-cita.

Menurut Hersey dan Blanchard, Efektivitas tidak hanya berkaitan erat dengan penggunaan sumber daya, dana, sarana dan prasarana saja, tetapi juga dengan pencapaian tujuan dalam batas waktu yang telah ditentukan (jangka pendek dan jangka panjang), dengan tetap memperhatikan variabel-variabel antara (kondisi sumber daya manusia) dan variabel-variabel keluaran (produktivitas).

Jadi, pengertian efektivitas di samping dapat dipandang sebagai keberhasilan dalam pencapaian tujuan, juga merupakan tolok ukur keberhasilan dari suatu organisasi.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional dijelaskan bahwa produktivitas adalah sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input), yang mempunyai dua dimensi yaitu efektivitas : mengarah kepada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi yang kedua adalah efisiensi, berkaitan dengan upaya membandingkan input yang direncanakan dengan input realisasi. Suatu efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran sejauhmana target dapat dicapai. Umar menyatakan :

“Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas, maka bilamana terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensinya meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah merupakan fungsi perbandingan antara efektivitas yang menghasilkan output dengan efisiensi menggunakan input.”

Dari beberapa pengertian efektivitas di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas organisasi adalah: pencapaian sasaran yang sesuai dengan keinginan semua pihak yang ada di dalam organisasi dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Referensi :

  • Rensis Likert, 1986, Organisasi Manusia: Nilai dan Manajemen, Terj., Jakarta, Erlangga.
  • Harold Koontz, Cyrill O’Donnell, dan Heinz Weichrich, 1986, Essential of Management , Fourth Edition, New York – USA, McGraw-Hill Book.
  • Husein Umar, 2001, Strategic Management in Action , Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama

Definisi efektif menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

  • Efektivitas mengadung arti terjadi suatu efek atau akibat yang dikehendaki, jadi perbuatan seseorang yang efektif ialah suatu perbuatan yang dapat menimbulkan akibat sebagaimana yang diharapkan. The Liang Gie (1981)

  • Efektivitas merupakan keadaan yang menunjukkan sejauh mana yang akan direncanakan atau diinginkan dapat terlaksana atau tercapai, dalam arti semakin banyak rencana yang dapat dilaksanakan maka semakin efektif pula suatu kegiatan. Hendyat Soetopo dan Westy Soemanto

  • (1984)

  • Efektivitas adalah penggunaan dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. H.Emeron (1995)

Untuk lebih memahami pengertian dari efektivitas yang diuraikan oleh beberapa ahli diatas, dalam menentukan keberhasilan organisasi, Sondang P. Siagian (2003) mengungkapkan ukuran aktivitas itu sendiri yang banyak digunakan adalah :

  1. Kemampuan menyelesaikan tugas pada waktunya.

  2. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

  3. Mengerti dengan apa yang akan dikerjakan pegawai dalam menerima perintah dan atas hubungan dengan tugas yang akan dikerjakan harus benar-benar memahami sistem dari perintah yang diberikan.

  4. Kemampuan dalam merealisasi masalah yang maksimal tumbuh dalam suatu organisasi
    dapat diselesaikan dengan baik.

Efektivitas kerja merupakan pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi apabila sasaran atau tujuan itu tidak tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan maka pekerjaan itu tidak efektif. Oleh karena itu, efiktivitas kerja
mengandung pengertian sebagai berikut, sesuai dengan urutannya :

  1. Berdaya tepat atau berhasil guna untuk menyebutkan bahwa sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target telah tercapai.

  2. Ekonomi (hemat dan ekonomis) untuk menyatakan di dalam pencapaian efektivitas itu, maka biaya yang telah dikeluarkan sehemat-hematnya sesuai dengan rencana, pemborosan ditengah jalan dapat dikikis dan dihindari.

  3. Efisiensi, yaitu berdaya guna untuk menunjukan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan ekonomis baru dikatakan efisien.

Soetopo (2012) menjelaskan bahwa efektivitas atau keefektifan adalah ketepatan sasaran dari suatu proses yang berlangsung untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara itu yang dimaksud dengan keefektifan organisasi adalah ketepatan sasaran suatu proses yang terjadi pada lembaga formal yang menyelenggarakan suatu kerjasama dengan komponen-komponen yang saling dikoordinasikan untuk mencapai tujuan. Sehingga keefektifan tidak bisa dipandang dari sisi keberhasilan pencapaian tujuan saja, tetapi juga dipandang dari proses yang dialami seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan dan sistem komunikasi yang diterapkan pemimpinnya.

Gibson dalam Sahmawi (2013) mendefinisikan efektivitas adalah sejauh mana sebuah organisasi dapat mewujudkan tujuannya, lebih lanjut menjelaskan untuk memahami konsep efektivitas organisasi perlu mengetahui perspektif efektivitas sebagai tingkat unit analisis dalam suatu organisasi sebagai berikut:

  1. Efektivitas organisasi individual, yaitu tingkat yang paling dasar yang menentukan pada kinerja tugas diri individu tertentu dalam organisasi.

  2. Efektivitas kelompok yaitu kontribusi efektivitas individu dalam mengerjakan suatu kegiatan tertentu.

  3. Efektivitas organisasi, yaitu keseluruhan kinerja individu maupun kelompok yang secara sinergi pada suatu ukuran prestasi tertentu.

Selanjutnya Sutrisno (2010), menjelaskan keberhasilan organisasi pada umumnya diukur dengan konsep efektivitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai efektivitas organisasi, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang menjadi ukuran efektivitas organisasi yaitu, produksi, efisiensi, kepuasan, adaptasi, dan perkembangan.

Emitai, E dalam Sahmawi (2013) mengemukakan bahwa efektifitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Masih dari sumber yang sama Komaruddin (1994) juga mengungkapkan efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajeman dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Cara mengukur Efektivitas Organisasi

Terdapat beberapa macam indikator atau kriteria yang dapat digunakan utnuk mengukur efektivitas organisasi. Campbell dalam Sutrisno (2010) mengatakan terdapat 21 kriteria untuk mengukur efektivitas:

  1. Efektivitas keseluruhan, yaitu sejauh mana organisasi melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuannya.

  2. Kualitas, yaitu kualitas jasa atau produk utama yang dihasilkan oleh organisasi.

  3. Produktivitas, yaitu kuantitas atau volume produk atau jasa utama yang dihasilkan oleh organisasi.

  4. Kesiapsiagaan, yaitu penilaian menyeluruh mengenai kemungkinan bahwa organisasi mampu menyelesaikan suatu tugas khusus dengan baik ketika diminta.

  5. Efisiensi, yaitu suatu rasio yang mencerminkan perbandingan beberapa aspek satuan prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi itu.

  6. Laba, merupakan penghasilan atas penanaman modal yang digunakan untuk menjalankan organisasi dilihat dari segi pemilik.

  7. Pertumbuhan, yaitu pertumbuhan hal-hal seperti tenaga kerja, fasilitas pabrik, laba dan penemuan baru.

  8. Pemanfaatan lingkungan, yaitu sejauh mana organisasi dengan sukses berinteraksi dengan lingkungannya yaitu, dapat memeperoleh sumberdaya yang langkah yang diperlukan untuk operasi secara efektif.

  9. Stabilitas, yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumberdaya sepanjang waktu, khususnya dalam periode-periode sulit.

  10. Perputaran atau keluar masuknya karyawan.

  11. Absenteisme, yaitu banyaknya kemangkiran kerja.

  12. Kecelakaan, yaitu banyaknya kecelakaan dalam pekerjaan yang mengakibatkan kerugian waktu untuk turun mesin atau waktu perbaikan.

  13. Semangat kerja, yaitu kecenderungan anggota organisasi untuk berusaha lebih keras dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

  14. Motivasi, yaitu kekuatan atau dorongan seseorang untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan yang diarahkan pada sasaran atau tujuan dalam pekerjaan.

  15. Kepuasan, yaitu tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

  16. Internalisasi tujuan organisasi, yaitu diterimanya tujuan-tujuan organisasi oleh setiap orang dalam unit-unit organisasi.

  17. Konflik kohesi, yaitu dimensi kohesi yang merujuk pada perasaan saling suka satu sama lain, kerja sama, berkomunikasi penuh dan terbuka. Sedangkan dimensi konflik yang merujuk pada perselisihan dalam bentuk kata-kata, fisik, koordinasi jelek dan komunikasi yang tidak efektif.

  18. Fleksibilitas adaptasi, yaitu kemampuan suatu organisasi untuk mengubah standar prosedur operasi dalam menanggapi tantangan lingkungan utnuk mencegah terjadinya kebekuan dalam menghadapi rangsangan lingkungan.

  19. Penilaian pihak luar, yaitu penilaian terhadap unit-unit organisasi dari seseorang atau lembaga dalam lingkungannya yang menaruh kepentingan.

  20. Iklim, merupakan lingkungan di dalam organisasi.

  21. Kualitas kehidupan kerja, yaitu kualitas yang berhubungan dengan karyawan dengan lingkungan kerjanya.