Apa yang dimaksud dengan Efek Plasebo?

plasebo

Fenomena dimana terapi palsu dapat meningkatkan kesehatan pasien, hanya karena mereka percaya akan hal itu, telah membingungkan para dokter selama bertahun-tahun. review percobaan medis yang diuji pada obat nyeri selama 25 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa dalam uji coba obat di Amerika, kemampuan penyembuhan dari placebo menjadi lebih kuat.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami kemampuan pikiran dalam meningkatkan kesehatan dan bagaimana bias beberapa pasien lebih mudah terpengaruh efek placebo dari pasien lainnya. Kendatipun, belum ada penjelasain yang pasti untuk menjelaskan hal tersebut.

Sumber:

Efek placebo merupakan pengaruh positif yang ditimbulkan oleh pemikiran dan ekspektasi positif. Dr. Henry Beecher, seorang dokter tentara Amerika pada saat perang dunia I menemukan bahwa banyak tentara yang meninggal bukan akibat dari tertembak ataupun terkena ranjau, namun meninggal karena ketakutan yang hebat. Pikiran mengenai kematian yang akan dialami karena berada di medan perang mengakibatkan perubahan biologis yang luar biasa, yang berujung pada kematian (Gunawan, 2012).

Hasil penelitian Bacheer didapatkan bahwa hampir semua rasa sakit dapat dikendalikan dan dihilangkan dengan keyakinan bahwa suntikan air garam dapat menghilangkan rasa sakit, pada saat itu suntikan air garam dipercaya memili efek seperti morfin. Bacheer menemukan bahwa terapi dan pengobatan dipengaruhi oleh keyakinan seseorang, bukan obat yang memberi kesembuhan, tetapi pikiran positif dan pengharapan untuk sembuh atau tidak merasakan sakit lagi, memberikan kontribusi kesembuhan sebesar 35% (Gunawan, 2012)

Penelitian Bacheer didukung dengan penelitian yang lainnya yaitu penelitian yang dilakukan di American Medical Associatition (AMA). Pasien dengan lymphosarcoma dengan tumor berada pada ketiak, leher, lipatan paha, dada dan perut, dengan pembengkakan pada limpa secara masif dan telah difonis usianya tinggal beberapa hari lagi dapat sembuh total dan menjalani aktivitas dengan lancar setelah disuntikkan obat yang masih dalam uji coba, sedangkan pasien lain yang kondisi sakitnya lebih ringan justru mengalami kondisi yang semakin parah. Pasien tersebut beberapa bulan kemudian mengaami kondisi sama persis seperti semula, ketika mendengar berita bahwa obat yang sedang dalam uji coba tersebut tidak memberikan efek apapun pada pasien lain.

Dokter kemudian meyakinkan pada pasien tersebut bahwa ada obat yang lebih efektif dibandingkan yang sebelumnya, pasien tersebut sangat yakin bahwa dirinya akan sembuh total jika diberikan obat tersebut, ternyata dokter hanya menyuntikkan air biasa pada pasien tersebut, namun setelah mendapat suntikan obat, pasien tersebut sembuh total dan tidak tersisa sama sekali gejala sebelumnya. Pasien tersebut kemudian kembali di rawat dan ahirnya meninggal, setelah beberapa bulan sembuh total, ternyata sebelum kondisinya drop pasien tersebut mendengarkan berita di televisi bahwa obat yang diberikan oleh dokter tersebut tidak memberi efek apapun. Dokter menarik kesimpulan bahwa tanpa diberi obatpun pasien tersebut ternyata tanpa diberi obat pun bias berubah dari kondisi sakit keras dan sembuh total, selanjutnya dari kondisi sehat menjadi sakit parah hanya dalam sekejap. Kisah ini membuktikan bahwa betapa dahsyatnya pikiran dalam mempengaruhi tubuh.

Sebuah study yang dilakukan oleh The American Journal of Psychiatry melaporkan bahwa 38% penderita depresi melaporkan perubahan mood yang positif dan bertahan lama setelah diberi obat yang sebenarnya hanya tablet biasa. Hasil scanning otak pasien menunjukkan adanya peningkatan aliran darah dan aktivitas fisik. Efek placebo dalam beberapa kasus tingkat keberhasilannya mencapai 80%. Riset juga menemukan bahwa 55% dari semua obat analgesic yang diteliti 55% merupakan efek dari placebo. Efek placebo terjadi karena tiga faktor, yaitu :

  • Keinginan seseorang untuk sembuh

  • Pengharapan bahwa mereka ingin disembuhkan, atau bahwa sesuatu yang positif dan baik akan segera terjadi.

  • Keyakinan mereka bahwa mereka akan disembuhkan, baik karena mereka percaya pada obat yang mereka gunakan atau mereka percaya pada keahlian dokter yang merawat mereka.

Efek placebo memberikan efek yang positif dan nosebo memberikan efek yang berkebalikan. Efek nosebo merupakan pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh pemikiran dan ekspektasi negatif. Nosebo bekerja dalam beberapa situasi, misalnya dokter yang memberitahu pasiennya bahwa pil biru membawa efek mual muntah, dan pil merah membuat tubuh lebih sehat, delapan puluh persen dari pasien yang meminum pil biru bereaksi mual dan muntah, padahal tidak ada perbedaan antara kedua pil tersebut. Norman Cousin mengatakan bahwa placebo adalah dokter yang ada dalam diri (Gunawan, 2012)

1 Like