Apa yang dimaksud dengan efek Korosi pada Sistem Geothermal?

korosi

Definisi korosi adalah kerusakan material oleh aksi kimia atau elektrokimia dari lingkungan sekitar. Apa yang dimaksud dengan efek Korosi pada Sistem Geothermal?

Efek korosi fluida geotermal pada permukaan logam tergantung dari komposisi kimia fluida tersebut dan material logam. Kerugian langsung akibat korosi berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Laju korosi adalah kecepatan logam terurai pada lingkungan tertentu, laju korosi memiliki satuan mm/year atau mpy (mils per year). Laju korosi tergantung dari kondisi lingkungan dan kondisi logam yang terpapar ke lingkungan tersebut.

Kontaminan dalam fluida geotermal ditambah dengan adanya oksigen maka akan secara drastis meningkatkan korosi permukaan dari banyak alloy. Serangan korosi pada baja berkurang ketika pH naik. Temperatur memiliki efek yang penting dalam laju korosi. Jika pH rendah dan korosi dikontrol oleh adanya ion hidrogen, kehilangan logam akan meningkat tajam dengan kenaikan temperatur.

Scaling dapat dipengaruhi oleh korosi dari permukaan logam. Scale kalsium karbonat terkadang diendapkan secara sengaja untuk menyediakan perlindungan terhadap korosi. Yang lebih sering terjadi adalah scale mempercepat laju korosi. Endapan scale iron sulfida secara umum menyebabkan permasalahan korosi yang parah. Iron sulfida adalah katodik terhadap besi, menciptakan kondisi galvanik yang menyebabkan pitting yang parah.

Proses korosi dan scaling adalah proses yang kompleks dan berhubungan. Untuk alasan inilah, tidak ada test satu-satunya atau indeks yang sangat cocok untuk dijadikan indikator untuk kedua proses ini. Jika air geotermal telah jenuh atau supersaturated karena kalsit, scaling kalsit akan terjadi dengan laju korosi yang menengah. Nilai pH dapat digunakan untuk indikator semikuantitatif dari serangan korosi, juga indikator kecenderungan air untuk menyebabkan scaling dari pada korosi. Air dengan pH dibawah 6.5 lebih korosif terhadap logam. Air ditas pH 7.5 memberikan efek korosi tingkat menengah ke logam. Scaling bisa saja terjadi di pH yang tinggi, terutama di permukaan logam.

Air yang jenuh dengan kalsium karbonat cenderung untuk mengendapkan scale yang mungkin dapat memproteksi melawan korosi. Derajat saturasi dari kalsit adalah indeks berguna dalam menganalisa potensi korosi dan scaling. Indeks saturasi Langelier dipertimbangkan untuk menjadi tools kualitatif tambahan yang esensial dan mendukung yang akan menghasilkan nilai positif untuk air yang korosif. Indeks stabilitas yang diusulkan oleh Ryznar adalah indikator yang lebih kuantitatif. Tetapi indeks Ryznar dan indikasi lainnya berdasarkan kejenuhan kalsit tidak digunakan untuk memprediksi terjadinya korosi (tidak ada hubungan yang berarti antara korosi dan indeks Ryznar).

Referensi
  • Rizky Ayu Trisnaningtyas. 2012. Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java. Jurusan Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
  • Douglas P. Riemer. 2005. A Mathematical Model For the Cathodic Protection of Tank Bottoms. Jurnal Corrosion Science hal. 849-868.
  • Power Generation University. Cathodic Protection for Power Plant Piping- Protecting People and the Environment.
  • Subir K. Sanyal. 2005. Classification Of Geothermal System – A Possible Scheme. Thirtieth Workshop on Geothermal Reservoir Engineering Stanford University. California
  • Per Olav Gartland. 2004. Internal Corrosion Of Dry Gas Pipelines During Upsets. Paper No. 04199 NACE.
  • Kevin Rafferty. 1999. SCALING IN GEOTHERMAL HEAT PUMP SYSTEMS. U.S. Department of Energy Idaho Operations Office