Apa yang dimaksud dengan Dynamic System Development Method (DSDM) ?

Dynamic System Development Method (DSDM) adalah suatu kerangka dalam pengembangan project perangkat lunak. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan iteratif dan inkremental yang mencakup prinsip-prinsip pembangunan Agile, termasuk keterlibatan pengguna atau pelanggan secara terus-menerus.

Apa yang dimaksud dengan Dynamic System Development Method (DSDM) ?

Dynamic System Development Method (DSDM) adalah sebuah kerangka kerja yang mengutamakan keterlibatan pengguna secara berkesinambungan dengan pendekatan pengembangan secara berulang dan bertambah, yang menangani proyek secara efektif dan efisien.

DSDM memfasilitasi sebuah kerangka kerja untuk mengembangkan fungsi dengan cara yang lebih baik, memberikan fungsionalitas secara efisien dan efektif, dan memenuhi kebutuhan yang nyata dari suatu projek.


Gambar Siklus hidup Dynamic System Development Method (DSDM)

DSDM dikembangkan dalam 5 fase, antara lain:

1. Feasibility Study

Kesesuaian proyek awal dinilai dalam fase ini. Fase ini membantu untuk mengidentifikasi jawaban untuk beberapa pertanyaan seperti :

  • Apakah DSDM berlaku untuk proyek ini ?
  • Apa saja kebergantungan yang muncul dalam proyek ini?
  • Apakah ada tantangan teknis?
  • Apakah ada keterbatasan sumber daya?
  • Apakah ada masalah organisasi yang berdampak dalam proyek?
  • Apakah ada risiko yang muncul, Jika demikian apa saja resiko tersebut?
  • Bagaimana perkiraan tingkat tinggi dari skala waktu dan biaya ?

Ruang lingkup dari studi kelayakan adalah untuk mengumpulkan rincian yang diperlukan tentang apakah terdapat solusi yang layak atau tidak. Analisis rinci dilakukan pada tahap selanjutnya. Laporan kelayakan (Feasibility report) adalah laporan tingkat tinggi yang memungkinkan komite pengarah proyek untuk memutuskan masa depan proyek, dan studi kelayakan lebih lanjut.

2. Business Study

Setelah melakukan analisis kelayakan pada langkah 1, langkah selanjutnya adalah menganalisis karakteristik bisnis dan teknologi. Studi Bisnis memberikan dasar untuk semua karya – karya berikutnya. Fase ini mengarah pada proses bisnis yang terkena dampak secara rinci dan informasi-informasi yang mereka butuhkan.

Fase ini mencoba menjawab beberapa pertanyaan kunci, seperti:

  • Apa Ruang Lingkup Proyek?
  • Adakah risiko yang harus ditinjau kembali?
  • Apa saja kebutuhan non-fungsionalnya (kinerja, kendala, subyektif)?
  • Bagaimana Prototype produk di masa yang akan datang ?
  • Bagaimana dasar perkembangan teknologi ?
  • Apa saja prioritas persyaratan yang diidentifikasi pada langkah 1 dan langkah 2 ?

Fase ini menghasilkan beberapa definisi, antara lain ; definisi area bisnis, kebutuhan prioritas, definisi arsitektur sistem dan rencana pengembangan.

3. Functional Model Iteration

Fase ini memiliki tujuan untuk memberikan model fungsional yang terdiri dari kedua prototipe perangkat lunak yang bekerja dan model statis. Fase ini menghasilkan pengolahan informasi yang diperoleh dalam penelitian bisnis.

Fase ini menghasilkan model fungsional, non fungsional, time box plan, dan functional model review records.

4. Design and Build Iteration

Fase ini menyempurnakan prototype fungsional yang dikembangkan pada langkah 3 untuk memenuhi kebutuhan fungsional. Pada fase ini secara utama mengembangkan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Sebuah produk uji coba adalah hasil utama dari fase ini. Iterasi desain dan build ini terdiri dari empat kegiatan.

  • Mengidentifikasi persyaratan modul.
  • Merencanakan dan melakukan rencana sesuai dengan kebutuhan.
  • Mengembangkan modul, dan
  • Validasi fungsi modul.

Design and Iteration Build tercapai dalam sebuah rencana kotak waktu (time box plan), sistem yang diuji, prototipe desain, dan catatan pengujian.

5. Implementation Phase

Fase ini meliputi transisi dari lingkungan pengembangan untuk lingkungan operasional. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menempatkan sistem yang diuji ke dalam lingkungan pengguna dan melatih individu – individu untuk menggunakannya.