Apa yang dimaksud dengan dukungan sosial atau social support?

Dukungan sosial

Dukungan sosial adalah keyakinan individu akan ketersediaan dukungan yang berasal dari keluarga, teman dan orang-orang terdekat (significant others) sewaktu ia membutuhkan (Zimet, Dahlem, Zimet & Farley, 1988)

Apa yang dimaksud dengan Dukungan sosial?

Secara luas Cohen, Gottlieb, dan Underwood (2000 dalam Haber, Cohen, Lucas, Baltes, 2007) mendefinisikan social support atau dukungan sosial sebagai

“a broad term encompassing a variety of more specific characteristics of an individual’s social world that might promote well-being and/or increase resistance to health problems.”

Berdasarkan definisi tersebut melihat bahwa dukungan sosial merupakan hasil dari interaksi sosial antara individu dengan orang lain atau lingkungannya yang dapat meningkatkan kesejahteraan (well-being) dan dapat meningkatkan ketahanan terhadap masalah kesehatan. Hal ini juga ditegaskan oleh House, Landis, dan Umberson (1988 dalam Haber, dkk., 2007) bahwa terdapat hubungan yang erat antara proses dukungan sosial dengan kesehatan mental dan fisik.

Dukungan sosial adalah keyakinan individu akan ketersediaan dukungan yang berasal dari keluarga, teman dan orang-orang terdekat (significant others) sewaktu ia membutuhkan (Zimet, Dahlem, Zimet & Farley, 1988). Sarafino (2006) mendefinisikan dukungan sosial sebagai suatu kesenangan yang dirasakan sebagai perhatian, penghargaan atau pertolongan yang diterima dari orang lain atau suatu kelompok. Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, kepedulian, penghormatan, atau bantuan untuk invidu yang tersedia dari orang lain atau kelompok (Uchino 2004, dalam Sarafino & Smith, 2011).

Selain itu, menurut Taylor, Peplau, dan Sears (2000) dukungan sosial adalah suatu pertukaran interpersonal dimana seorang individu memberikan bantuan kepada individu lain. Hal yang serupa disampaikan oleh Shumaker dan Brone yang berpendapat bahwa dukungan sosial merupakan pertukaran bantuan antara dua individu yang berperan sebagai pemberi dan penerima (Duffy & Wong, 2003). Rock (Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah satu fungsi dari hubungan sosial yang menggambarkan tingkat dari kualitas umum hubungan interpersonal yang melindungi individu dari konsekuensi stress. Dukungan sosial yang diterima individu mampu membuat individu merasa tenang, merasa diperhatikan, menimbulkan rasa percaya diri dan kompetensi individu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dukungan sosial adalah suatu dukungan yang dirasakan sebagai perhatian, penghargaan, kepedulian, atau bantuan yang tersedia dari keluarga, teman, atau orang-orang terdekat.

Dimensi Dukungan Sosial


Menurut Zimet dkk (1988) dukungan sosial terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:

  1. Dukungan Keluarga (family support) yaitu dukungan yang diberikan oleh keluarga terhadap individu, seperti membantu dalam kebutuhan emosional ataupun dalam membuat keputusan.

  2. Dukungan Teman (friend support) yaitu dukungan yang diberikan oleh teman-teman yang dimiliki oleh individu, seperti membantu dalam kegiatan sehari-hari.

  3. Dukungan Orang terdekat (significant others support) yaitu dukungan yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti dalam kehidupan individu, seperti membuat individu merasa nyaman dan merasa dihargai.

Menurut Sarafino (2006) bentuk-bentuk dukungan sosial dibagi dalam empat bentuk, yaitu:

  1. Dukungan Emosional (Emotional/Esteem Support)
    Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengar keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.

  2. Dukungan Instrumental (Instrumental/Tangible Support)
    Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang bagi individu atau menghibur saat individu mengalami stres. Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya.

  3. Dukungan Informatif (Informational Support)
    Dukungan informatif mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat, dan petunjuk.

  4. Dukungan Persahabatan (Companionship Support)
    Dukungan persahabatan mencakup kesediaan waktu orang lain untuk menghabiskan waktu atau bersama dengan individu, dengan demikian akan memberikan rasa keanggotaan dari suatu kelompok yang saling berbagi minat dan melakukan aktivitas sosial bersama.

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Dukungan Sosial


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dukungan sosial menurut Stanley (1992) adalah:

  1. Kebutuhan fisik, kebutuhan fisik ini mencangkup sandang, pangan serta papan. Apabila kebutuhan fisik tidak tercukupi maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut kurang dalam mendapatkan dukungan sosial.

  2. Kebutuhan sosial, yakni melalui aktualisasi diri yang baik pada seseorang maka orang tersebut akan lebih kenal masyarakat dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Seseorang dengan aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan sebuah pengakuan di dalam masyarakat.

  3. Kebutuhan Psikis, kebutuhan ini seperti perasaan, baik rasa aman atau religiusitas maupun rasa ingin tau yang tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apabila seseorang dihadapkan pada masalah baik ringan maupun berat, mereka akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang lain sehingga akan muncul rasa diperhatikan, dihargai serta perasaan dicintai pada dirinya.

1 Like

Dukungan Sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik (King, 2012). Sedangkan menurut Ganster, dkk., dalam Apollo dan Cahyadi, 2012) dukungan sosial adalah tersedianya hubungan yang bersifat menolong dan mempunyai nilai khusus bagi individu yang menerimanya.

Selanjutnya, dukungan sosial menurut Cohen & Syme (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) adalah sumber-sumber yang disediakan orang lain terhadap individu yang dapat mempengaruhi kesejahteraan individu yang dapat mempengaruhi kesejahteraan individu bersangkutan. Lebih lanjut dukungan sosial menurut House & Khan (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) adalah tindakan yang bersifat membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumen, dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya. Menurut Cohen & Hoberan dukungan sosial mengacu pada berbagai sumber saya yang disediakan oleh hubungan antar pribadi seseorang.

Bentuk Dukungan Sosial


Beberapa bentuk dukungan sosial menurut Cohen & Hoberan, yaitu :

  1. Appraisal Support
    Yaitu adanya bantuan yang berupa nasihat yang berkaitan dengan pemecahan suatu masalah untuk membantu mengurangi stressor.

  2. Tangiable Support
    Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik dalam menyelesaikan tugas.

  3. Self esteem support
    Dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan kompeten atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian dari sebuah kelompok dimana para anggotanya memiliki dukungan yang berkaitan dengan self-esteem seseorang

  4. Belonging support
    Menunjukkan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu kelompok dan rasa kebersamaan.

Jenis-jenis Dukungan Sosial


Dukungan sosial memiliki tiga jenis manfaat, yaitu bantuan yang nyata, informasi, dan dukungan emosional menurut Taylor (dalam King, 2012) :

  1. Bantuan yang nyata
    Keluarga dan teman dapat memberikan berbagai barang dan jasa dalam situasi yang penuh stres. Misalnya, hadiah makanan seringkali diberikan setelah kematian keluarga muncul, sehingga anggota keluarga yang berduka tidak akan memasak saat itu ketika energi dan motivasi mereka sedang rendah. Bantuan instrumental itu bisa berupa penyediaan jasa atau barang selama masa stres.
    Sedangkan menurut Apollo & Cahyadi (2012) bantuan yang nyata disebut dengan bentuk bantuan instrumental, yaitu berupa bantuan uang dan kesempatan.

  2. Informasi
    Individu yang memberikan dukungan juga dapat merekomendasikan tindakan dan rencana spesifik untuk membantu seseorang dalam copingnya dengan berhasil. Teman-teman dapat memerhatikan bahwa reka kerja mereka kelebihan beban kerja dan menganjurkan cara-cara baginya untuk mengelola waktu lebih efisien atau mendelegasikan tugas lebih efektif. Bantuan informasi ini bisa beruba memberikan informasi tentang situasi yang menekan, seperti pemberitahuan tentang informasi mengenai pelaksanaan tes, dan hal tersebut akan sangat membantu. Informasi mungkin sportif jika ia relevan dengan penilaian diri, seperti pemberian nasihat tentang apa yang harus dilakukan. Sedangkan menurut Apollo & Cahyadi (2012) dukungan informatif yang dimaksudkan adalah berupa nasihat, sugesti, arahan langsung, dan informasi.

  3. Dukungan emosional
    Dalam situasi penuh stres, individu seringkali menderita secara emosional dan dapat mengembangkan depresi, kecemasan, dan hilang harga diri. Teman-teman dan keluarga dapat menenangkan seseorang yang berada dibawah stres bahwa ia adalah orang yang berharga yang dicintai oleh orang lain. Mengetahui orang lain peduli memungkinkan seseorang untuk mendekati stres dan mengatasinya dengan keyakinan yang lebih besar.

    Dukungan emosional berupa penghargaan, cinta, kepercayaan, perhatian, dan kesediaan untuk mendengarkan. (Apollo & Cahyadi, 2012). Perhatian emosional yang diekspresikan melalui rasa suka, cinta atau empati, misalnya ketika dalam pertengkaran dengan seseorang yang dicintai, maka ekspresi perhatian dari kawan sangatlah membantu. (Taylor, dkk, 2009).

Kemudian terdapat satu tambahan lagi dari bentuk-bentuk dukungan sosial, yaitu Modifikasi lingkungan. Modifikasi lingkungan berupa bantuan penilaian positif berupa umpan balik dan membandingkan dengan orang lain. (Apollo & Cahyadi, 2012).

Menurut Smet (1994), terdapat empat jenis atau dimensi dukungan sosial, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Dukungan emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya : umpan balik dan penegasan)

  2. Dukungan penghargaan yaitu terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atas perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri)

  3. Dukungan instrumental, mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang-orang memberi pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stres.

  4. Dukungan informatif, mencakup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saran-saran atau umpan balik.

Manfaat Dukungan Sosial


Menurut Apollo & Cahyadi (2012) manfaat dukungan sosial adalah mengurangi kecemasan, depresi, dan simtom-simtom gangguan tubuh bagi orang yang mengalami stres dalam pekerjaan. Orang-orang yang mendapat dukungan sosial tinggi akan mengalami hal-hal positif dalam hidupnya, mempunyai self esteem yang tinggi dan self concept yang lebih baik, serta kecemasan yang lebih rendah.

Dukungan sosial merupakan pertukaran hubungan antar pribadi yang bersifat timbal balik dimana seseorang memberi bantuan kepada orang lain. Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh siapa saja dalam berhubungan dengan orang lain demi berlangsungnya hidup di tengah-tengah msyarakat karena manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial.

Istilah “dukungan sosial” secara umum digunakan untuk mengacu pada penerimaan rasa aman, peduli, penghargaan atau bantuan yang diterima seseorang dari orang lain atau kelompok. Berikut kutipannya :

“social support is generally used to refer to the perceived comfort, caring, estem or help a person receives from other people or groups” (Sarafino dalam Purba dkk, 2007).

Smet (1994) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan dan persahabat dengan orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah.

Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten (dalam Kumalasari & Ahyani, 2012).

Sarason (dalam Kumalasari & Ahyani, 2012) mengatakan dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi. Sarason juga berpendapat bahwa dukungan sosial selalu mencakup dua hal yaitu:

  1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).

  2. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima, berkaitan dengan prespsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas).

Dukungan sosial (social support) adalah informasi dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik (King, 2010).

Rook dalam Smet (1994) mengatakan dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal. Ikatan dan persahabatan dengan orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional dalam kehidupan individu. Saat seseorang didukung oleh lingkungan maka segalanya akan terasa lebih mudah.

dukungan sosial

Albrecht dan Adleman (1987), mendefinisikan dukungan sosial sebagai komunikasi verbal dan non verbal antara penerima dan penyedia untuk mengurangi ketidak pastian tentang situasi, diri, orang lain, atau hubungan, dan berfungsi untuk mempertinggi suatu persepsi pada kontrol diri seseorang dalam satu-satunya pegalaman hidup. Berdasarkan definisi di atas, ciri-ciri dukungan sosial meliputi komunikasi, mngurangi ketidakpastian, dan mempertinggi kontrol.

Dukungan sosial merupakan tipe komunikasi, bahwa bantuan individual merasa lebih pasti tentang sebuah situasi dan mempunyai kontrol yang lebih pasti tentang sebuah situasi dan mempunyai kontrol yang lebih terhadap situasi tersebut. Itu artinya, komunikasi yang suportif dapat mengurangi ketidakpastian (dalam Kendall & Mattson, 2011).

Lembaga Kanker Nasional (The National Cancer Institute) dukungan sosial adalah sebuah sekelompok orang yang bisa terdiri dari keluarga, teman, tetangga, dan anggota komunitas yang menyediakan kebutuhan waktu untuk memberi bantuan finansial, fisik, dan psikologis. Gottlieb (2000) mendefinisikan dukungan sosial secara lebih luas yaitu proses interaksi dalam hubungan yang mana meperbaiki coping, penghargaan, cinta, kasih, dan kompetensi melalui pertukaran rasa atau tingkah laku nyata terhadap sumber psikososial atau fisik (dalam Kendall &Mattson, 2011).

Dukungan sosial adalah pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh perhatian emosi, bantuan instrumental, penyediaan informasi, atau pertolongan lainnya. Misalnya dukungan sosial membantu maahasiswa mengatasi stresor dalam kehidupan kampus (Taylor, 2009). Satu cara dimana orang-orang mendapatkan dukungan selama masa-masa sulit adalah melalui berbagai sosial, berpaling pada orang lain yang bertindak sebagai pendengar yang baik atau memberikan nasihat (King, 2009).

Dukungan sosial menunjukkan pada hubungan interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi negatif dari stres. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Hubungan sosial yang supportif secara sosial juga bisa meredam efek stres, membantu orang mengatasi stres dan menambah kesehatan. Selain itu dukungan sosial bisa efektif dalam mengatasi tekanan psikologis pada masa-masa sulit dan menekan (Taylor, 2009).

Dimensi-Dimensi Dukungan Sosial


Social support (dukungan sosial) bila diberikan melalui beberapa cara (Taylor, 2009) :

  1. Perhatian emosional, yang diekpresikan melalui rasa suka, cita, atau empati. Misalnya, jika anda sedang bertengar dengan pacar anda dan terancam putus hubungan, ekspresi perhatian dari kawan anda dapat sangat membantu anda.

  2. Bantuan instrumental, seperti penyediaan jasa atau barang selama masa stres. Misalnya, jika anda kesulitan datang tepat waktu karena mobil anda rusak, tawaran teman anda untuk memperbaiki mobil anda akan sangat membantu.

  3. Memberikan informasi tentang situasi yang menekan. Misalnya, jika anda merasa kurang siap menghadapi ujian dan seseorang memberi anda informasi tentang tipe soal yang akan diajukan, maka informasi ini jelas akan banyak membantu. Informasi mungkin suportif jika ia relevan dengan penilaian diri. Misalnya, jika anda tidak yakin apakah anda sudah mengambil keputusan yang tepat dalam memutuskan pacar anda, informasi dari kawan anda yang memberitahukan bahwa anda melakukan hal yang benar akan sangat membantu anda.

Menurut Sarafino (dalam Kumalasari & Lathifa, 2012) dukungan sosial terdiri dari empat dimesi yaitu:

  1. Dukungan emosional
    Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesa orang lain.

  2. Dukungan penghargaan
    Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.

  3. Dukungan instrumental.
    Dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

  4. Dukungan informasi
    Dukungan yang bersifat informasi ini dapat beruapa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

House membedakan empat dimensi dukungan sosial (dalam Smet, 1994) sebagai berikut:

  1. Dukungan emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik, penegasan).

  2. Dukungan penghargaan: terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang- orang lain, seperti misalnya orang-orang yang kurang maupun atau lebih buruk keadannya (menambah penghargaan diri).

  3. Dukungan instrumental: mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang-orang memberi pinjaman pada waktu mengalami stress.

  4. Dukungan informatif: mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran atau umpan balik.

Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Sosial


Myers (dalam Maslihah, 2011) mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor utama mendorong seseorang untuk memberikan dukungan sosial adalah sebagai berikut:

  1. Empati
    Turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

  2. Norma-norma dan nilai sosial
    Selama dalam masa pertumbuhan dan perkembangan pribadi, individu menerima norma-norma dan nilai-nilai sosial dari lingkungan sebagai bagian dari pengalaman sosial seseorang. Norma-norma dan nilai-nilai tersebut akan mengarahkan individu untuk bertingkah laku dan menjelaskan kewajiban-kewajiban dalam kehidupan. Dalam ruang lingkungan sosial individu didesak untuk memberikan pertolongan kepada orang lain supaya dapat mengembangkan kehidupan sosialnya.

  3. Pertukaran sosial
    Hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi. Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan kondisi hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan.

Reis mengungkapkan (dalam Balogun, 2014) ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan penerimaan dukungan sosial pada individual, yaitu:

  1. Keintiman, dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang diperoleh semakin besar.

  2. Harga diri, individu dengan harga diri akan memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.

  3. Keterampilan sosial, individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki jaringan sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan individu yang memiliki jaringan sosial yang kurang luas maka akan memiliki keterampilan sosial rendah.

Coheen dan Syme (1985) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas dukungan sosial:

  1. Pemberian dukungan sosial. Dukungan yang diterima melalui dukungan yang sama akan lebih memiliki arti daripada yang berasal dari sumber yang berbeda. Pemberian dukungan dipengaruhi oleh adanya norma, tugas, dan keadilan.

  2. Jenis dukungan. Jenis dukungan yang diterima akan memiliki arti bila dukungan itu bermanfaat dan sesuai atau tepat dengan situasi yang ada.
    Penerimaan dukungan. Karakteristik atau cirri-ciri penerima dukungan sosial akan menemukan keefektifan dukungan. Karakteristik itu seperti kepribadian, kebiasaan, dan peran sosial. Proses yang terjadi dalam dukungan itu dipengaruhi oleh kemampuan penerima dukungan untuk memberi dan mempertahankan dukungan.

  3. Permasalahan yang dihadapi. dukungan yang tepat dipengaruhi oleh kesesuaian antara jenis dukungan yang diberikan dan masalah yang ada.

  4. Waktu pemberian dukungan. Dukungan sosial optimal disatu situasi tetap tidak optimal dalam situasi lain. Misalnya saat seseorang khilangan pekerjaan, individu akan tertolong ktika mendapat dukungan sesuai dengan maslahnya, tetapi apabila sudah bekerja maka dukungan yang lainnya yang diperlukan.

  5. Lamanya pemberian dukungan. Lama atau singkatnya pemberian dukungan tergantung pada kapasitasnya. Kapasitas adalah kemampuan dari pemberian dukungan untuk memberikan dukungan yang ditawarkan selama satu periode.

Referensi

http://etheses.uin-malang.ac.id/1226/6/11410073_Bab_2.pdf

Bentuk-bentuk Dukungan Sosial


Caplan dalam Seers, Mc. Gee, Serey & Graen (Miftahun Ni’mah Suseno dan Sugiyanto, 2010) membagi dukungan sosial menjadi tiga, yaitu:

  1. Pemberian perhatian afeksi dan pemeliharaan yang dapat membantu individu dalam menjaga harga diri dan mendukung keyakinannya.
  2. Bantuan informasi dan bimbingan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah. Adanya bantuan informasi dan bimbingan tersebut individu cenderung lebih mudah dalam memecahkan masalahnya.
  3. Pemberian bantuan berupa penilaian maupun umpan balik. Penilaian maupun umpan balik ini ditujukan agar individu memiliki pandangan lain yang tidak hanya berasal dari pandangan dirinya sendiri.

Pendapat tersebut menekankan pada bentuk dukungan sosial yang berupa bantuan afeksi, informasi, dan penilaian. Adanya bantuan tersebut menjadikan individu lebih mudah saat menghadapi kesulitan atau masalah. Pendapat lain diungkapkan oleh House (Smet, 1994) yang membagi dukungan sosial menjadi empat bentuk, yaitu:

  1. Dukungan Emosional
    Dukungan emosional meliputi ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian yang diberikan orang lain terhadap individu. Ketika individu merasakan empati, kepedulian, dan perhatian dari orang lain, ia akan merasa tidak sendiri dalam menghadapi masalah atau kesulitan sehingga akan memunculkan kekuatan tersendiri untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

  2. Dukungan Penghargaan
    Dukungan penghargaan meliputi ungkapan positif, dorongan maju yang diberikan orang lain terhadap individu, serta perbandingan positif individu dengan orang lain. Adanya ungkapan positif dan dorongan dari orang lain membantu individu dalam melihat kelebihan dirinya, tidak hanya terfokus pada kekurangannya saja serta tergerak untuk maju. Dengan demikian, dukungan ini membantu individu untuk memiliki sikap positif dan optimis.

  3. Dukungan Instrumental
    Dukungan instrumental meliputi dukungan atau bantuan langsung dalam bentuk tenaga, waktu, dan bantuan nyata lainnya yang diberikan orang lain kepada individu. Misalnya bagi mahasiswa yang belum mandiri secara finansial, dukungan keuangan yang diberikan orang tua kepada dirinya untuk mencukupi kebutuhan hidup dan keperluan kuliah sangat diperlukan.

  4. Dukungan Informatif
    Dukungan informatif meliputi dukungan yang berupa pemberian nasehat, petunjuk, saran, maupun umpan balik. Adanya dukungan informatif ini, memudahkan individu dalam meluaskan cara berpikir atau pandangannya terhadap suatu permasalahan. Sehingga individu mampu memiliki banyak alternatif penyelesaian dan mampu memilih alternatif yang paling efektif.

Berdasarkan kedua pendapat yang telah dipaparkan, pendapat yang diungkapkan oleh Caplan hanya mengungkap bentuk afeksi, informasi, dan penilaian. Dukungan sosial yang dibutuhkan individu dalam bentuk instrumental yakni bantuan dalam bentuk langsung belum diungkap. Sedangkan bentuk-bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh House melengkapi pendapat sebelumnya dengan menambahkan bentuk dukungan instrumental. Sehingga bentuk-bentuk dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif.

Sumber Dukungan Sosial


Winnubst, dkk (Smet, 1994) mengungkapkan bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang terdekat. Orang-orang terdekat yang dimaksud adalah orang-orang yang memiliki hubungan intim dengan individu seperti hubungan keluarga dan pernikahan (Rodin & Salovey dalam Smet, 1994). Dari orang-orang terdekat tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan pada waktu seseorang menghadapi kesulitan atau masalah.

Menurut Sarafino (Neta Sepfitri, 2011) sumber-sumber dukungan sosial terbagi menjadi tiga yaitu:

  1. Dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada dalam hidupnya. Misalnya dukungan sosial yang diterima dari orang tua, saudara, pasangan hidup (suami/istri), dan teman dekat.

  2. Dukungan sosial yang bersumber dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Misalnya dukungan yang diterima dari teman kerja, sanak saudara, dan teman sepergaulan.

  3. Dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Misalnya dukungan yang diperoleh dari dokter atau tenaga profesional, keluarga jauh, psikiater, dan konselor.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber dukungan sosial dapat diperoleh melalui hubungan yang memiliki kedekatan dan keakraban, diantaranya berasal dari keluarga, teman dekat, dan lingkungan sosial individu tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial


Dukungan sosial sangat berkaitan dengan bagaimana individu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan individu lain. Dalam kehidupan sehari-hari dukungan sosial sangat diperlukan, terlebih ketika individu menghadapi permasalahan atau kesulitan. Smet (1994) menyebutkan tiga faktor yang menyebabkan seseorang menerima dukungan sosial yaitu:

  1. Potensi penerima dukungan
    Karakteristik penerima dukungan menentukan ada dan tidaknya dukungan sosial dari orang lain. Misalnya orang yang memiliki sikap 26 antisosial seperti enggan menolong, tidak peduli, membiarkan orang lain kesusahan cenderung sulit memperoleh dukungan sosial.

  2. Potensi penyedia dukungan
    Dukungan sosial yang diterima melalui sumber kedekatan akan lebih efektif dan memiliki arti daripada yang tidak memiliki kedekatan lebih. Terkadang penyedia dukungan tidak sadar bahwa dia dapat memberikan dukungan kepada penerima dukungan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

  3. Komposisi dan struktur jaringan sosial
    Maksud dari jaringan sosial adalah hubungan yang dimiliki individu dengan orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya. Hubungan ini dapat bervariasi dalam ukuran (jumlah orang yang sering berhubungan dengan individu), frekuensi hubungan (seberapa sering individu bertemu dengan orang tersebut), komposisi (jenis hubungan yang dimiliki seperti keluarga, teman, rekan kerja, dan sebagainya), serta kedekatan hubungan.

Berbeda dengan Smet yang menyebutkan faktor-faktor individu dalam menerima dukungan, Myers & Hobfoll (Sri Maslihah, 2011) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam memberikan dukungan positif, yaitu:

  1. Empati
    Empati adalah kemampuan atau perasaan yang dimiliki seseorang untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Individu yang mampu berempati cenderung dengan mudah memberikan dukungan sosial pada orang lain. Empati yang dilakukan bertujuan untuk mengantisipasi emosi dan memberi motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesulitan yang dihadapi orang lain.

  2. Norma dan Nilai Sosial
    Norma dan nilai sosial yang ada dalam lingkungan berguna untuk membimbing individu dalam menjalankan kewajibannya. Dalam hal ini pemberian dukungan sosial dinilai sebagai suatu norma dan nilai sosial yang sudah seharusnya dilakukan oleh individu tersebut. Sehingga ketika melihat orang lain yang mengalami kesulitan, secara spontan individu tersebut akan memberikan bantuan atau dukungan.

  3. Pertukaran Sosial
    Pertukaran sosial adalah hubungan timbal balik diantara perilaku sosial seperti cinta, pelayanan, dan informasi. Keseimbangan dalam pertukaran sosial menghasilkan komunikasi interpersonal yang baik. Dalam hal ini pemberian dukungan sosial dinilai sebagai balasan yang dilakukan individu kepada orang lain, mengingat orang tersebut pernah membantunya sehingga individu merasa harus membalas dengan memberi dukungan dan juga bantuan.

Berdasarkan kedua pendapat yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial bisa dilihat dari dua sisi yakni sisi penerima dan pemberi dukungan sosial. Pendapat Smet di atas cenderung melihat faktor dukungan sosial dari pihak yang menerima dukungan sosial, yang meliputi pemenuhan potensi penerima dukungan, potensi penyedia dukungan, serta komposisi dan struktur jaringan sosial. Sedangkan pendapat Myers & Hobfoll menyebutkan faktor dukungan sosial dari pihak pemberi dukungan sosial yang meliputi empati, norma dan nilai sosial, serta pertukaran sosial

Zimet, Dahlem, Zimet & Farley memaparkan bahwa dukungan sosial adalah persepsi individu akan ketersediaan sumber dukungan yang dapat berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa stress. Menurut Zimet dan kolega, dukungan sosial yang dipersepsikan dapat diperoleh dari orang lain yang signifikan atau orang terdekat yang memiliki kontak dengan keseharian individu, keluarga, dan teman.

Smet memaparkan, dukungan sosial merupakan informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang- orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Cobb menambahkan, dukungan sosial telah didefiniskan sebagai informasi yang mengarahkan orang untuk percaya bahwa ia diperhatikan, dicintai, dihargai dan dihormati, dan menjadi penting dalam sebuah jaringan berkomunikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah bantuan yang diberikan oleh orang lain baik bantuan dalam bentuk nyata atau perilaku yang dapat membuat orang yang bersangkutan merasa nyaman, dihargai, dan dicintai.

Sarason mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Sarason berpendapat bahwa dukungan sosial itu selalu mencakup dua hal yaitu:

  1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).

  2. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima, berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas).

Hal di atas penting dipahami oleh individu yang ingin memberikan dukungan sosial karena menyangkut persepsi tentang keberadaan (availability) dan ketepatan (adequancy) dukungan sosial bagi seseorang. Dukungan sosial bukan sekedar pemberian bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan tersebut. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan sosial yang diberikan, dalam arti bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya karena sesuatu yang aktual dan memberikan kepuasan.

Dukungan sosial (social support) didefinisikan oleh Gottlieb (1983) sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang memperoleh dukungan sosial akan merasa senang dan lega karena diperhatikan oleh orang lain, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

Dukungan sosial adalah suatu fungsi ikatan sosial yang menunjukkan kualitas hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam mendapatkan kasih sayang, perhatian, penghargaan, bimbingan, dan bantuan.

Komponen-Komponen Dukungan Sosial


Heller, dkk, mengemukakan ada dua komponen dukungan sosial, yaitu:

1. Penilaian yang mempertinggi penghargaan

Komponen penilaian yang mempertinggi penghargaan mengacu pada penilaian seseorang terhadap pandangan orang lain kepada dirinya. Seseorang menilai secara seksama evaluasi seseorang terhadap dirinya dan percaya dirinya berharga bagi orang lain. Tindakan orang lain yang menyokong harga diri seseorang, semangat juang dan kehidupan yang baik.

2. Transaksi interpersonal yang berhubungan dengan stress

Komponen transaksi interpersonal yang berhubungan dengan stres mengacu pada adanya seseorang yang memberikan bantuan ketika ada masalah.Seseorang memberikan bantuan untuk memecahkan masalah dengan menyediakan informasi untuk menjelaskan situasi yang berhubungan dengan stres.Bantuan ini berupa dukungan emosional, kognitif yang distruktur ulang dan bantuan instrumental.

Weiss mengembangkan “Social Provisions Scale” untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan individu dengan orang lain. Terdapat dua komponen atau aspek didalamnnya, yaitu:

  • Instrumental Support

    1. Reliable alliance (ikatan/hubungan yang dapat diandalkan) meliputi kepastian atau jaminan bahwa anak dapat mengharapkan orangtua untuk membantu dalam semua keadaan.

    2. Guidance (bimbingan) merupakan nasehat dan pemberian informasi oleh orangtua kepada anak.

  • Emotional Support

    1. Attachment (kasih sayang/kelekatan) merupakan perasaan akan kedekatan emosional dan rasa aman.

    2. Social Integration (integrasi sosial) merupakan perasaan menjadi bagian dari keluarga, tempat orangtua berada dan tempat saling berbagi minat dan aktivitas.

    3. Reassurance of worth (penghargaan/pengakuan) meliputi pengakuan akan kompetensi dan kemampuan anak.

    4. Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu) merupakan perasaan anak akan tanggung jawab orangtua terhadap kesejahteraan anak.

Jenis-Jenis Dukungan Sosial


Menurut Sarafino (salam Irmawari) dukungan sosial terdiri dari lima jenis yaitu :

  1. Dukungan emosional
    Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi seta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

  2. Dukungan penghargaan
    Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.

  3. Dukungan instrumental
    Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

  4. Dukungan informasi
    Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

  5. Dukungan jaringan
    Dukungan jaringan menghasilkan perasaan sebagai anggota dalam suatu kelompok yang saling berbagi minat dan kegiatan sosial.

Bentuk dukungan sosial


Dukungan sosial dapat dibedakan menurut bentuk dukungan yang diterima individu. Cutrona & Russell, menjelaskan empat bentuk dukungan sosial yang diterima individu antara lain:

  1. Dukungan emosional. Dukungan yang bersifat emosional ini antara lain berupa ungkapan empati, memberikan perhatian, kepedulian, dan ungkapan penghargaan yang positif terhadap individu yang bersangkutan.

  2. Dukungan instrumental. Dukungan ini biasanya diberikan dalam bentuk memberikan pelayanan, meminjamkan uang atau barang- barang kepada individu yang memerlukannya.

  3. Dukungan informasi. Dukungan ini biasanya diberikan dalam bentuk nasehat, pengarahan, umpan balik atau saran bagaimana melakukan sesuatu agar masalah dapat dihadapi oleh individu yang sedang mengalaminya.

  4. Dukungan pertemanan. Dukungan ini berupa kesediaan orang lain untuk menghabiskan waktu bersama, memberikan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok yang didalamnya memiliki minat dan kepentingan yang sama atau kegiatan sosial yang sama, sehingga secara tidak langsung merasa lebih dekat satu sama lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial


Reis mengungkapkan, ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial pada individu, yaitu:

  1. Keintiman, dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang diperoleh semakin besar.

  2. Harga diri, individu dengan harga diri akan memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.

  3. Keterampilan sosial, individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan individu yang memiliki jaringan sosial yang kurang luas maka akan memiliki keterampilan sosial rendah.

Dean & Lin (1977, dalam Pearson, 1986) menyatakan bahwa literatur mengenai social support tidak memiliki kesepakatan bersama mengenai pengertian social support . Social support dikonseptualisasikan oleh Gore (1973, dalam Pearson, 1986) sebagai peran sosial yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanpa kehilangan rasa harga diri.

Sedangkan Cobb (1976) mendefinisikan social support sebagai informasi yang mengarahkan individu untuk meyakini bahwa dirinya dipedulikan, dicintai, dihargai, dan merupakan anggota dari suatu jejaring komunikasi dan memiliki obligasi bersama.

Sherbourne & Stewart (1991, dalam Leung, 2011) mendefinisikan social support sebagai persepsi individu mengenai tersedianya dukungan- dukungan yang bersifat fungsional. Dukungan fungsional mengacu pada sejauh mana relasi interpersonal yang dimiliki oleh individu dapat memenuhi fungsi- fungsi tertentu (Sherbourne & Stewart, 1991).

Aspek-aspek social support

Weiss (1974, dalam Cutrona & Russell, 1987) menjelaskan enam fungsi (provision) berbeda yang dapat diperoleh dari hubungan dengan orang lain. Keenam fungsi diperlukan bagi individu untuk merasa didukung secara memadai dan untuk menghindari kesepian, namun tiap fungsi mungkin penting dalam keadaan tertentu atau pada tahapan siklus hidup yang berbeda. Keenam fungsi tersebut ialah:

  1. Guidance , yaitu bimbingan berupa nasihat atau informasi. Umumnya diberikan oleh guru atau figur orangtua,

  2. Reliable alliance , yaitu keyakinan adanya orang lain yang dapat dipercaya untuk dapat memberikan bantuan. Umumnya diberikan oleh anggota keluarga,

  3. Reassurance of worth , yaitu pengakuan atas kompetensi, kemampuan, serta keberhargaan dirinya terhadap orang lain,

  4. Opportunity for nurturance , yaitu keyakinan bahwa adanya individu lain yang membutuhkannya untuk kelangsungan hidup mereka,

  5. Attachment , yaitu kedekatan emosional dari individu lain yang memberikan rasa aman,

  6. Social integration , yaitu merasa tergabung dalam kelompok yang memiliki ketertarikan yang serupa dan dapat melakukan hal menyenangkan bersama.

Sherbourne & Stewart (1991) menyebutkan empat aspek dari social support , diantaranya :

  1. Emotional-Informational support berupa tersedianya dukungan berupa ungkapan emosi positif, pemahaman yang bersifat empatik, dorongan untuk pengungkapan perasaan, serta penawaran berupa nasihat, informasi, panduan, atau saran.

  2. Tangible support yaitu tersedianya bantuan material atau bantuan fisik

  3. Positive social interaction berupa tersedianya orang lain untuk melakukan aktivitas menyenangkan bersama,

  4. Affectionate support berupa ungkapan cinta dan kasih sayang.

Pengukuran social support

Pengembangan pengukuran social support telah banyak dilakukan, khususnya pada bidang kesehatan, diantaranya (Wills & Shinar, 2000).:

  1. International Support Evaluation List (ISEL) oleh Cohen et al. (1985) merupakan alat ukur self-report yang terdiri dari 40 butir pernyataan yang mengukur empat aspek social support berupa dukungan emotional, instrumental, companionship, dan validation.

  2. Social Provision Scale (SPS) oleh Cutrona & Russell (1987) merupakan alat ukur self-report yang terdiri dari 24 butir pernyataan yang mengukur aspek social support berupa dukungan berupa attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance , dan nurturance .

Kemudian, Sherbourne & Stewart (1991) mengembangkan alat ukur Medical Outcome Study (MOS) Support Survey yang merupakan 19 butir pernyataan survei mengenai social support yang merepresentasikan berbagai dimensi social support . Pernyataan pada skala ini relatif singkat, sederhana, dan mudah dimengerti.