Apa yang dimaksud dengan drainase?

  1. Pembuangan air permukaan serta air-air tanah yang berlebihan dari setiap daerah.
  2. Pola atau cara air permukaan mengalir menemukan jalannya ke dalam sungai.
  3. Pembuangan kelebihan air permukaan dan air tanah dengan menggunakan saluran bawah atau saluran permukaan tanah, baik yang buatan maupun yang alamiah, juga pada suatu sistem saluran.
  4. Jalur rendah alamiah di suatu daerah tempat air hujan mengalir ke dalam sungai besar dan kecil.
Referensi

Liern J.S, Lu kiswara, Suryadi dan Syamsudin Adang Rifai. 1981. Kamus Istilah Pertanian. Pusat Pembinaan dan Penqembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta

1. Definisi Drainase

Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada diatas permukaan tanah maupun air yang berada di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

2. Tujuan Drainase

Drainase memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:

  1. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan permukiman.

  2. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.

  3. Dapat mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain, seperti: demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya lingkungan permukiman.

  4. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain : jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.

  5. Menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

  6. Melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas air.

  7. Menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang disebabkan oleh amukan limpasan banjir.

  8. Memperbaiki kualitas lingkungan

  9. Konservasi sumber daya air

3. Fungsi Drainase

Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin, 2004) :

  1. Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.

  2. Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.

  3. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

  4. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

  5. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.

  6. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negative berupa kerusakan infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.

  7. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak membanjiri/menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.

  8. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.

  9. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

  10. Mengeringkan daerah becek dan genangan air

  11. Mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan

  12. Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan.

4. Jenis-jenis Drainase

Berikut adalah pengelompokkan jenis drainase ditinjau dari cara terbentuknya yaitu menjadi:

  • Drainase Alamiah; Drainase alamiah terbentuk melalui proses alamiah yang berlangsung lama. Saluran drainase terbentuk akibat gerusan air sesuai dengan kontur tanah. Drainase alamiah ini terbentuk pada kondisi tanah yang cukup kemiringannya, sehingga air akan mengalir dengan sendirinya, masuk ke sungai-sungai. (Wesli, 2008)
  • Drainase Buatan; Drainase buatan adalah sistem yang dibuat dengan maksud tertentu dan merupakan hasil hitungan – hitungan yang dilakukan untuk penyempurnaan atau melengkapi kekurangan sistem drainase alamiah.

5. Bangunan-bangunan sistem drainase dan pelengkapnya

Dalam pembuatan sistem drainase diperlukan beberapa bangunan sistem drainase dan bangunan pelengkap, yaitu:

  • Bangunan-Bangunan Sistem Saluran Drainase Bangunan-bangunan dalam sistem drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan bangunan-bangunan non struktur.

a. Bangunan Struktur Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan struktur adalah :

  • bangunan rumah pompa

  • bangunan tembok penahan tanah

  • bangunan terjunan yang cukup tinggi

  • jembatan

b. Bangunan Non Struktur Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap pasang. Contoh bangunan non struktur adalah :

  • Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak kontrol ususran Cecil, street inlet).

  • Tanpa pasangan yaitu saluran tanah dan saluran tanah berlapis rumput. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi suatu sisem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu. Adapun bangunan-bangunan pelengkap sistem drainase antara lain :

  1. Catch Basin/Watershed
    Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup dan air mengalir bebas di atas permukaan tanah menuju catch basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada tepat-tempat yang rendah, tempat parkir.

  2. Inlet
    Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar, maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan agar sampah tidak masuk ke dalam saluran tertutup.

  3. Headwall
    Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk melindungi dari longsor dan erosi.

  4. Shipon
    Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai.Shipon dibangun bawah dari penampang sungai, karena tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuangannya harus dibuat secara kuat sehingga tidak terjadi keretakan ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan menggunakan shipon, dan sebaiknya saluran yang debitnya lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran drainasenya yang dibuat saluran terbuka atau gorong-gorong.

  5. Manhole
    Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi manhole pertemuan, perubaan dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60 cm dengan tutup dari besi tulang.

Summary

Purwantoro, D. et. al. 2012. Pengelolaan Sistem Drainase Kampus UNY Karangmalang Menuju Kemandirian Sumber Air Bersih. Jurnal INERSIA, Vol. VIII No.1.
Suripin. 2004 . Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta : ANDI OFFSET
Wesli. (2008). “Drainase Perkotaan”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

1 Like