Apa yang dimaksud dengan dosis obat?

Dosis obat adalah jumlah atau ukuran yang diharapakan dapat menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh yang mengalami gangguan.

Apa yang dimaksud dengan dosis (takaran) obat ?

Dosis (takaran) suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar. Ketentuan Umum Farmasi Indonesia (FI) edisi III mencantumkan 2 dosis yakni :

  1. Dosis Maksimal (maximum)
    berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan resep, diberi garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.

  2. Dosis Lazim (Usual Doses)
    merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa / umum digunakan).

Macam – Macam Dosis

Ditinjau dari dosis (takaran) yang dipakai, maka dapat dibagi sebagai berikut :

  1. Dosis terapi/Dosis medicinalis
    Adalah dosis (takaran) yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit.

  2. Dosis maksimum
    Adalah dosis (takaran) yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.

  3. Dosis toxica
    Adalah dosis yang menyebabkan keracunan, tidak membawa kematian.

  4. L.D.50
    Adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.

  5. L.D.100
    Adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 100% hewan perconaan.

  6. Dosis inisiasi/Dosis awal
    Adalah dosis ( takaran ) yang diberikan pada awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja yang diinginkan secaraterapeutik.

  7. Dosis pemeliharaan
    Adalah dosis ( takaran ) yang harus diberikan selanjutnya setelah tercapaikejenuhan untuk memelihara kerja sertakonsentrasi jaringanyang sudah berusia lanjut , makapemberian dosis lebih kecil dari dosis dewasa.

Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan untuk orang dewasa berumur 20 - 60 tahun, dengan berat badan 58 – 60 kg. Untuk orang yang sudah berusia lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun, maka pemberian dosis lebih kecil dari pada dosis dewasa.

Perbandingan dosis orang usia lanjut terhadap dosis dewasa :

Umur Dosis
60-70 tahun 4/5 x dosis dewasa
70-80 tahun ¾ x dosis dewasa
80-90 tahun 2/3 x dosis dewasa
90 tahun keatas ½ x dosis dewasa

Dosis untuk wanita hamil

Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat yang dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena obat dapat diserap oleh bayi melalui ASI. Untuk anak dibawah 20 tahun mempunyai perhitungan khusus.

Dosis untuk anak dan bayi

Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Dalam memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena harus diperhitungkan beberapa faktor, antara lain umur, berat badan, jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat, ekskresi obat. Faktor lain kondisi pasien, kasus penyakit, jenis obatnya juga faktor toleransi, habituasi, adiksi dan sensitif.

Aturan pokok untuk memperhitungkan dosis untuk anak tidak ada, karena itu beberapa tokoh mencoba untuk membuat perhitungan berdasarkan umur, bobot badan dan luas permukaan (body surface ) . Sebagai patokan dapat kita ambil salah satu cara sebagai berkut :

Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak

(1) Berdasarkan Umur.

  • Rumus YOUNG :

    ( n / (n + 12) ) x dosis maksimal dewasa,

    dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah.

  • Rumus DILLING :

    ( n / 20 ) x dosis maksimal dewasa

    dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah.

  • Rumus FRIED :

    ( n / 150 ) x dosis maksimal dewasa

    dimana n adalah umur bayi dalam bulan

(2) Berdasarkan Berat Badan (BB)

  • Rumus CLARK (Amerika) :

    ( Berat badan anak dalam kg x dosis maksimal dewasa ) / 150

  • Rumus Thermich ( Jerman ) :

    ( Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa ) / 70

Dosis maksimum gabungan

Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang mempunyai kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis maksimum gabungan. Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak lampau bila : pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B, hasilnya kurang dari 100 %, demikian pula pemakaian 1 harinya.

Contoh obat yang memiliki DM gabungan : Atropin Sulfas dengan Extractum Belladonnae, Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri, Coffein dengan Aminophyllin, Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-lain.

Dosis dengan pemakaian berdasar jam

Contohnya s.o.t.h. (setiap tiga jam)

Dosis untuk larutan mengandung sirup jumlah besar

Harus diperhatikan didalam obat minum yang mengandung sirup dalam jumlah besar yaitu lebih dari 16,67 % atau lebih dari 1/6 bagian, BJ larutan akan berubah dari 1 menjadi 1,3, sehingga berat larutan tidak akan sama dengan volume larutan.