Apa yang dimaksud dengan Disfungsi Seksual?

Disfungsi seksual adalah penurunan libido atau hasrat seksual pada seseorang atau lawan jenisnya, baik pria maupun wanita. Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai hal, baik secara medis maupun psikologis, serta memberikan efek yang kurang baik terhadap keharmonisan hubungan suami istri.

Apa yang dimaksud dengan Disfungsi Seksual ?

Disfungsi seksual secara luas merupakan ketidakmampuan untuk menikmati secara penuh hubungan seks dan secara khusus merupakan gangguan yang terjadi pada salah satu atau lebih dari keseluruhan siklus respon seksual yang normal.

Kategori Disfungsi Seksual

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM-IV) menjabarkan tentang disfungsi seksual sebagai gangguan hasrat seksual dan atau di dalam siklus tanggapan seksual yang menyebabkan tekanan berat dan kesulitan hubungan antar manusia.

Disfungsi seksual ini dapat terjadi pada satu atau lebih dari empat fase siklus tanggapan yaitu hasrat atau libido, bangkitan, orgasme atau pelepasan, dan pengembalian. Meskipun hampir sepertiga dari pasien yang mengalami disfungsi seksual terjadi tanpa pengaruh dari penggunaan obat, beberapa petunjuk mengarahkan bahwa antidepresan dapat mencetuskan atau membangkitkan disfungsi seksual.

Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang terganggu dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual dalam berbagai tingkat (Tobing, 2006).

Disfungsi seksual wanita secara tradisional terbagi menjadi gangguan minat/keinginan seksual atau libido, gangguan birahi, nyeri atau rasa tidak nyaman dan hambatan untuk mencapai puncak atau orgasme. Pada DSM IV dari American Phychiatric Association, dan ICD-10 dari WHO, disfungsi seksual wanita ini dibagi menjadi empat kategori yaitu :

i. Gangguan minat/ keinginan seksual (desire disorders)

Yaitu berkurang atau hilangnya pikiran, khayalan tentang seks dan minat untuk melakukan hubungan seks, atau takut dan menghindari hubungan seks.

ii. Gangguan birahi/perangsangan (arousal disorder)

Yaitu ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan keterangsangan dan kenikmatan seksual secara subjektif, yang ditandai dengan berkurangnya cairan atau lendir pada vagina (lubrikasi).

iii. Gangguan orgasme (orgasmic disorder)

Yaitu sulit atau tidak dapat mencapai orgasme, walaupun telah ada rangsang seksual yang cukup dan telah mencapai fase arousal.

iv. Gangguan nyeri seksual (sexual pain disorder)

Gangguan nyeri seksual termasuk dispareunia, yaitu merasakan nyeri saat melakukan senggama dan dapat terjadi saat masuknya penis ke dalam vagina (penetrasi) atau selama berlangsungnya hubungan seks, dan vaginismus yaitu terjadinya kontraksi atau kejang otot-otot vagina sepertiga bawah sebelum atau selama senggama sehingga penis sulit masuk ke dalam vagina. (Elvira, 2006).

Pengukuran FSFI


Female Sexual Function Index (FSFI) merupakan alat ukur yang valid dan akurat terhadap fungsi seksual wanita. Kuesioner ini terdiri dari 19 pertanyaan yang terbagi dalam enam subskor, termasuk hasrat seksual, rangsangan seksual, lubrikasi, orgasme, kepuasan, dan rasa nyeri.

FSFI digunakan untuk mengukur fungsi seksual termasuk hasrat seksual dan respon seksual dalam empat minggu terakhir. Aktivitas seksual termasuk cumbuan, pemanasan, masturbasi, dan rangsangan pada vagina (vaginal intercourse). Hubungan seksual didefinisikan sebagai penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina). Rangsangan seksual termasuk keadaan seperti pemanasan dengan pasangan, rangsangan oleh diri sendiri (masturbasi) atau fantasi (bayangan) seksual.

Skor domain individu dan skor keseluruhan dapat diperoleh dari tabel yang sudah ditetapkan pada FSFI. Untuk skor domain individual diperoleh dari penambahan skor masing-masing pertanyaan, sedangkan untuk skor keseluruhan diperoleh dari penjumlahan pada skor masing-masing domain. Skor yang tinggi pada tiap domain menunjukkan level fungsi seksual yang lebih baik.

Wanita dengan skor FSFI ≤ 26,5 dinyatakan mengalami disfungsi seksual (Rosen, 2010).