Apa yang dimaksud dengan Diplomasi Budaya?

Diplomasi Budaya

Secara konvensional, pengertian diplomasi adalah usaha suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negaranya.

Apa yang dimaksud dengan Diplomasi Budaya ?

Diplomasi Budaya


Secara konvensional, pengertian diplomasi adalah usaha suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negaranya. Menurut Sumaryo Suryokusumo, Diplomasi adalah kegiatan politik yang termasuk dalam bagian dari kegiatan internasional yang saling berpengaruh dan kompleks dengan melibatkan peran pemerintah dan organisasi internasional untuk mencapai tujuan-tujuannya, serta melalui perwakilan diplomatik atau aktor-aktor lainnya.

Dalam mencapai tujuan untuk mengenalkan budaya, negara bisa menggunakan diplomasi budaya. Diplomasi budaya menurut Milton Cummings adalah sebagai sebuah pertukaran ide, informasi, seni, serta aspek kebudayaan lainnya dengan tujuan untuk menjaga sikap saling pengertian antara satu negara dengan negara lain maupun antar masyarakatnya. Budaya memiliki suatu hal yang dapat membuat seserorang tertarik, akibat perbedaan dan ciri khas yang dimilikinya, hal ini dengan mudah menarik minat seseorang ketika melihat budaya itu sendiri. Hal ini jelas bisa dijadikan diplomasi budaya karena dapat membuka peluang terjalinnya dan terpeliharanya kerjasama di bidang lain seperti ekonomi, politik, maupun pertahanan keamanan.

Dalam praktik diplomasi budaya, diplomasi budaya memiliki tujuan utama yaitu untuk mempengaruhi pendapat umum atau masyarakat internasional guna mendukung suatu kebijaksanaan politik luar negeri tertentu. Pendapat umum tersebut dapat mempengaruhi kebijakan suatu negara karena mengubah pandangan masyarakat terhadap citra negara lain, biasanya hal ini terjadi dalam hubungan diplomasi budaya. Dalam literatur yang berjudul A Greater Role for Cultural Diplomacy , Simon Mark membagi elemen dasar diplomasi budaya ke dalam 4 kategori. Elemen-elemen tersebut adalah:

1.Actors and government involvement (Aktor dan keterlibatan pemeritntah)

Diplomasi budaya merupakan praktek diplomatik pemerintah, di mana diplomasi budaya mendukung politik luar negeri pemerintah. Diplomasi budaya biasanya melibatkan langsung atau tidak langsung kementerian luar negeri.

2. objectives (Tujuan)

Diplomasi budaya dilakukan untuk beberapa tujuan. Pemerintah melakukan diplomasi budaya untuk mencapai tujuan idealistik, seperti untuk membangun kesepahaman bersama, memerangi etnosentrisme dan stereotype, serta pencegahan terhadap konflik. Selain dari tujuan idealistik dilakukannya diplomasi budaya, ada juga fungsi objektif yang dimiliki diplomasi budaya, yaitu meningkatkan perdagangan, politik, diplomatik, dan kepentingan ekonomi, membangun hubungan bilateral, termasuk didalamnya ekonomi, budaya, perdagangan, budaya dan elemen diplomatik, menghubungkan kelompok diaspora, dan juga membantu dalam menjaga hubungan bilateral pada saat ketegangan antara dua negara.

3. Activities (Kegiatan)

Target dari kegiatan diplomasi budaya yaitu dapat mencakup banyak kalangan. Kegiatan diplomasi budaya kini bukan hanya dapat dilihat oleh para elit dan tidak mencakup berbagai kalangan, namun telah meluas seperti pemberian beasiswa keluar negeri atau pertukaran pelajar dan intelektual, melakukan kegiatan seni baik dalam dan luar negeri, pertunjukan kelompok budaya, pertujukan seni dan eksebisi, seminar dan konferensi, festival yang diselenggarakan di luar negeri serta mendungkung festival yang diselenggarakan oleh negara lain di dalam negeri. Hal ini semakin dipertegas oleh Erik Pajtinka yaitu didalam tulisannya yang berjudul “ Cultural Diplomacy in Theory and Practice of Contemporary International Relations ”. Dalam tulisannya Pajtinka, mengatakan bahwa dalam praktik diplomasi budaya, berbagai macam kegiatan diplomasi budaya bukan hanya dilakukan oleh diplomat namun juga dilakukan oleh bukan diplomat. Ada beberapa kegiatan yang merupakan bagian dari kegiatan diploamsi menurut Pajtinka, yaitu;

  • Membantu dalam penyebaran budaya nasional dan identitas budaya yang dilakukan oleh pelaku budaya dari negara pelaku diplomasi budaya ke negara tujuan diplomasi budaya. Dalam memberikan bantuan bisa saja seperti, menyediakan logistik, teknikal, organisasi atau mendukung aktor pelaku kegiatan budaya, Non Government Organization yang terkait, institusi budaya, atlit ataupun aktor-aktor yang melakukan kegiatan budaya dari negara yang melakukan diplomasi budaya ke negara tujuan diplomasi budaya. Bantuan yang diberikan pun terkadang tergantung apa yang dibutuhkan oleh pelaku kegiatan budaya, karena semua tergantung kondisi negara tujuan diplomasi. Misal artis atau pelaku kegiatan budaya menggelar pagelaran budaya, namun terkendala dalam prasarana atau sarana, maka akan dibantu untuk memenuhi kebutuhan artis tersebut.
  • Berpartisipasi aktif dalam organisasi, pagelaran budaya, seperti konser musikalitas, eksebisi dan pameran, di mana acara-acara tersebut sering diselenggarakan dalam hari nasional, maupun hari national anniversaries .
  • Mempromosikan bahasa nasional terhadap negara tujuan diplomasi budaya. dalam kegiatan ini biasanya membantu sekolah negara tersebut atau institusi akademi dalam memberikan guru bahasa, seperti mengirimkan guru bahasa dari negara pelaku diplomasi budaya atau memberikan buku dalam bahasa nasional pelaku diplomasi budaya kepada perpustakaan negara tujuan diplomasi budaya, dan juga mengorganisir diskusi publik yang mendatangkan penulis dari negara pelaku diplomasi budaya.
  • Mempromosikan nilai budaya oleh negara pelaku diplomasi budaaya terhadap negara tujuan. Dalam praktiknya biasanya dapat melibatkan diplomat untuk berpartisipasi aktif dalam debat publik, pemberian kuliah, seminar atau kegiatan yang membahas mengenai isu budaya.
  • Melakukan kerjasama budaya antar pelaku budaya dari negara pelaku diplomasi budaya dan negara tujuan. Kegiatan ini yaitu memberikan informasi kepada masing-masing negara mengenai budaya yang dimiliki.
  • Melakukan negosiasi perjanjian internasional terhadap kerjasama budaya antara pelaku diplomasi dan negara tujuan, hal ini merupakan tuga dari diplomat atau aparatur negara yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam bidang kebudayaan. Kegiatan ini yaitu regulasi perjanjian dalam pelaksanaan program pertukaran pelajar atau memberikan beasiswa kepada siswa penerima dari negara tujuan di negara pelaku diplomasi.
  • Memberikan dukungan dan tetap terhubung dengan masyarakat diaspora di negara tujuan diplomasi budaya. kegiatan ini yaitu menyelenggarakan kegiatan budaya bagi masyarakat diapora, atau menghadiri acara yang diselenggarakan oleh masyarakat diaspora di negara tujuan diplomasi budaya.

4. Audiences (Audiensi)

Dalam menarik minat masyarakat luar negeri, negara yang melakukan diplomasi budaya di luar negeri tersebut juga mendukung kegiatan diplomasi budaya negara lain di negaranya sendiri agar dapat menjaga hubungan baik, seperti menyediakan tempat untuk komunitas budaya negara lain yang melakukan kegiatan budaya di negaranya. Audiensi dari kegiatan diplomasi budaya yang dilakukan di luar negeri bisa saja merupakan diaspora dari negara sendiri, Simon Mark memberi contoh seperti India, hal ini disebabkan karena banyak masyarakat India yang melakukan diaspora, sehingga tujuan dari diplomasi negaranya yaitu agar dapat terhubung dengan masyarakatnya sendiri.

Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari menjelaskan bahwa “Diplomasi kebudayaan adalah usaha-usaha suatu negara dalam upaya memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan bidang-bidang ideology, teknologi, politik, ekonomi, militer, sosial, kesenian dan Iain-lain dalam pencaturan masyarakat internasional”.

Defenisi dari Diplomasi Kebudayaan yang dikemukakan oleh Milton Cummings,Jr adalahpertukaran ide-ide, informasi, seni, dan aspek-aspek laindari budaya di antara bangsa-bangsa dan masyarakat. Para manusia untuk mendorong saling pengertian.

Diplomasi kebudayaan dilakukan sebagai upaya untuk mencapai kepentingan bangsa dalam memahami, menginformasikan, dan mempengaruhi (menibangun citra) bangsa lain lewat kebudayaan.

Diplomasi kebudayaan juga menjadi salah satu sarana yang efektif untuk mencapai kepentingan bangsa, agar bangsa lain dapat memahami, mendapat informasi dan dapat dipengaruhi untuk kepentingan-kepentingan berbagai hal dari bangsa kita. Dengan dilakukannya diplomasi kebudayaan dapat meningkatkan apresiasi dan pemahaman untuk peningkatan citra positif, membangun saling pengertian dan memperbaiki citra bangsa.

Diplomasi kebudayaan tidak hanya sekedar art performance, tapi lebih daripada itu, Karena diplomasi kebudayaan merupakan soft power, pelaksanaan politik dengan memanfaatkan hal-bal budaya, tanpa pengunaan kekerasan. Bahasa dan kesenian merupakan dua unsur budaya yang amat krusial dalam diplomasi kebudayaan, apalagi bahasa Indonesia telah dipelajari di beberapa negara lain.

Diplomasi kebudayaan harus dilakukan melalaui publik sebagai suatu upaya untuk memperjuangkan kepentingan nasional melalui publik sebagai suatu upaya untuk memperjuangkan kepentingan nasional melalui penyebaran informasi atau mempengaruhi pendapat umum yang dilakukan dengan memanfaatkan sarana budaya dan komunikasi.

Diplomasi budaya ( cultural diplomacy ) menurut definisinya adalah pertukaran ide, informasi, seni, dan aspek kebudayaan lainnya antara satu negara dengan negara lainnya maupun antar masyarakatnya dengan tujuan memelihara sikap saling pengertian (mutual understanding), yang mana lebih mirip kegiatan satu arah daripada pertukaran dua arah, seperti ketika suatu negara fokus pada upayanya untuk mempromosikan bahasa nasionalnya, menjelaskan kebijakan dan pandangannya terhadap satu hal, atau menceritakan sejarahnya kepada negara-negara di dunia. Diplomasi budaya membentuk komponen penting dari diplomasi publik dan dapat menjadi salah satu alat yang efektif dalam berdiplomasi.

Budaya sendiri memiliki aspek yang begitu luas, seperti: seni dalam artian luas, adat istiadat, tradisi, kehidupan masyarakatnya, sejarah, musik, gaya hidup, gesture , bahasa, kesusastraan, dongeng atau cerita rakyat dan hubungan sosial ( social relationships ). Jadi, setiap interaksi maupun pertukaran orang yang terjadi antara dua negara berbeda yang menyinggung aspek tersebut dapatlah dikatakan sebagai diplomasi budaya. Satu hal yang harus diperhatikan lagi adalah diplomasi budaya bukanlah sebuah propaganda, melainkan sebuah proses pendekatan, relationship- building , dan peningkatan mutual-understanding.

Diplomasi budaya berangkat dari fakta bahwa kebudayaan, dewasa ini, memiliki peranan penting dalam percaturan hubungan internasional. Mempengaruhi masyarakat di suatu negara (foreign citizens) kini memiliki nilai yang sama pentingnya dengan mempengaruhi kepala negaranya. Saat diplomasi—seni dalam mengatur hubungan internasional, lewat negosiasi aliansi, perjanjian, ataupun persetujuan—terlalu fokus pada hubungan dan kerja sama antar para elite, diplomasi publik di sisi lain, lebih bertujuan menarik perhatian massa yang lebih besar.

Lebih jauh lagi, program diplomasi budaya sering ditujukan kepada para anak muda, karena dengan meningkatkan interaksi budaya dengan anak-anak muda di negara asing, suatu negara dapat memiliki dampak yang positif pada pribadi seseorang yang kelak mungkin menjadi pemimpin yang berpengaruh di negaranya tersebut.

Menurut Cynthia Schneider, dua karakteristik terpenting dari setiap program diplomasi budaya adalah diplomasi tersebut harus menggambarkan dan menjelaskan beberapa aspek dari nilai-nilai ( values ) yang cocok dan dapat diterima dengan baik oleh penonton yang menerimanya (audiens). Lingkungan ( environment ) juga merupakan sesuatu yang mutlak harus dipahami demi efekifnya sebuah diplomasi, karena dapat berbeda-beda di negara-negara seluruh dunia.

Keuntungan program diplomasi budaya ini sangat banyak. Diplomasi budaya membantu menciptakan forum interaksi antara orang-orang dari negara yang berbeda sehingga tercipta suatu wadah untuk menjalin pertemanan dan membentuk koneksi di antara mereka. Diplomasi budaya juga membantu menciptakan sebuah “ foundation of trust ” dengan orang lain. Untuk selanjutnya, para pembuat kebijakan dapat membangun kepercayaan ( trust ) ini untuk mengadakan perjanjian politik, ekonomi, maupun militer.

Dan lebih jauh lagi, diplomasi budaya dapat dengan sukses menjangkau orang-orang berpengaruh yang tidak dapat dijangkau lewat diplomasi tradisional biasa. Tidak jarang diplomasi budaya menjadi satu-satunya cara dalam menciptakan jalan komunikasi yang lebih efektif saat momen-momen menegangkan ataupun konflik terjadi. Cynthia Schneider berpendapat bahwa diplomasi budaya merupakan sebuah contoh utama dari soft power. Namun, diplomasi ini sering dipandang sebelah mata karena terlalu lemah ( soft ) dan terpinggirkan dari isu sebuah kebijakan.

Karena tujuan utama dari program diplomasi budaya adalah menarik hati masyarakat luar negeri yang dituju serta memperoleh respect dari mereka, hasil dari kegiatan ini sulit untuk dilihat dan diukur secara pasti. Beberapa angle keuntungan yang berasal dari program diplomasi budaya mungkin tidak akan terlihat hingga implementasi yang dilakukan selama bertahun-tahun.