Apa yang dimaksud dengan Dilaserasi?

Gigi

Dilaserasi merupakan kelainan atau penyimpangan bentuk gigi dimana strukturnya mengalami perubahan berupa lengkungan yang tajam pada mahkota atau akarnya. Pada dasarnya munculnya dilaserasi akibat cedera selama gigi sedang mengalami pertumbuhan

Dilaserasi adalah anomali gigi yang terjadi karena adanya gangguan pada gigi sulung atau permanen yang diakibatkan karena terjadinya trauma pada saat gigi dalam masa pertumbuhan. Dilaserasi sendiri berupa pembengkokan pada daerah mahkota ataupun akar gigi yang membentuk sudut lebih dari 20 derajat.41 Menurut jurnal penelitian dari Santana, Consolaro dan Tavano (2012) dilaserasi memiliki 3 kriteria yaitu ringan (20o-40o), sedang (41 derajat -60 derajat), dan berat (≥ 61 derajat) Banyak penelitian yang masih dijalankan sampai saat ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai etiologi dari dilaserasi itu sendiri. Ada beberapa penjelasan yang berlaku, yang paling sering menyebabkan dilaserasi adalah trauma mekanis akut pada gigi sulung yang menyebabkan terjadinya dilaserasi yang berakibat pada perkembangan benih gigi selanjutnya. Gangguan perkembangan yang idiopatik, supernumerary teeth , tekanan dari kista atau tumor yang mengganggu proses pembentukan gigi, perkembangan ektopik dari benih gigi, dan faktor herediter diperkirakan menjadi penyebab lain dari dilaserasi akar.

Diagnosis dilaserasi akar bukan hanya dapat dilakukan menggunakan radiograf panoramik, tetapi juga dapat dilakukan melalui radiograf periapikal ataupun Cone Beam Computed Tomography (CBCT). 28 CBCT dapat memberikan gambaran tiga dimensi sehingga kita dapat melihat ada atau tidaknya anomali pada gigi tersebut secara lebih jelas, akan tetapi dibutuhkan kemampuan yang lebih untuk melakukan pengukuran pada radiograf CBCT.

Dilaserasi akar dapat menjadi penyebab komplikasi serta kegagalan dalam melakukan perawatan pada gigi. Pada tindakan ortodontik, dilaserasi dapat menyebabkan terjadinya resopbsi ireversibel pada akar gigi. Pada tindakan endodontik, dilaserasi dapat menyebabkan komplikasi pada perawatan saluran akar seperti perforasi, apical zipping saat instrumentasi

Apa itu Dilaserasi?

Dilaserasi adalah anomali perkembangan gigi di mana telah terjadi perubahan mendadak berupa lengkungan yang tajam.

dilaserasi

Dilaserasi dapat terjadi di mana saja di sepanjang gigi, yaitu mahkota, persimpangan semen-enamel, di sepanjang akar atau apeks akar.

Kondisi ini bisa menyerang siapa saja baik pria maupun wanita dan dapat menimbulkan masalah kesehatan ketika pencabutan gigi dilakukan.

Dilaserasi merupakan kondisi abnormal yang terjadi pada akar dan mahkota. Dilaserasi yang terjadi pada akar atau yang biasa disebut dengan dilaserasi akar adalah jenis dilaserasi yang paling sering terjadi daripada dilaserasi mahkota.

Diagnosis

Diagnosis terhadap gigi bengkok (dilaserasi) bisa dilakukan melalui pemeriksaan radiografik. Berdasarkan pemeriksan ini akan ditentukan proses pencabutan dan perawatan saluran akar pada gigi yang mengalami dilaserasi.

Melalui pemeriksaan ini, dapat terlihat adanya kelainan pada jaringan periodontal sekitar akar gigi. Pada pemeriksaan dengan radiografik atau sinar X terkadang kondisi ini sulit untuk dilihat. Namun diagnosi dapat dilakukan dengan pengambilan foto dari sudut yang berbeda.

Penyebab Dilaserasi

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan dilaserasi yaitu:

  • Trauma Fisik dan Psikis

Trauma biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan yaitu usia 2 sampai 5 tahun. Trauma baik secara fisik maupun psikis ketika itu mengalami pergeseran mahkota atau akar gigi.

Kondisi ini bisa berlangsung secara bertahap. Trauma bisa terjadi akibat terjatuh saat olahraga, terpeleset ketika sedang berlari, atau terbentur sesuatu di bagian bibir.

  • Kista

Dilaserasi yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan kista atau tumor (akibat tumbuhnya sel abnormal diarea akar gigi) memang jarang terjadi. Namun Anda perlu waspada jika kista atau tumor di sekitar rongga mulut atau gusi adalah salah satu penyebab munculnya dilaserasi. Terutama jika kondisi ini terjadi di saluran akar gigi. Maka, posisi gigi bisa bergeser atau bergerak dan menyebabkan dilaserasi.

  • Infeksi Saluran Akar

Infeksi saluran akar juga bisa menjadi penyebab dari dilaserasi. Kondisi ini terjadi ketika seseorang memaksakan diri untuk tetap mengunyah makanan keras atau tajam, akibatnya terdapat luka pada lapisan pembungkus akar yang kemudian memunculkan suatu infeksi yang perlu untuk segera diatasi dengan baik.

  • Kelainan Laring Oskopi

Laring oskopi merupakan salah satu prosedur untuk memeriksa kondisi tenggorokan beserta organ lainnya yang dekat dengan tenggorokan misalnya pita suara.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan penyebab dari munculnya suara parau sampai kasus kehilangan suara. Kelainan pada laring juga bisa mempengaruhi mekanisme pertumbuhan dan juga kesehatan akar gigi.

  • Pembentukan Benih Ektopik

Pembentukan benih ektopik yang berlebihan dan tidak normal bisa menyebabkan kondisi gangguan ini, terutama pada anak-anak yang sudah mulai tumbuh gigi atau pada usia 6 tahun.

  • Transplantasi Gigi

Transplantasi gigi harus dilakukan dengan benar sesuai prosedur. Jika tidak, maka akar gigi bisa memiliki struktur yang kurang benar dan memicu timbulnya luka dan kerusakan jaringan yang menyebabkan munculnya masalah pada pertumbuhan gigi yang abnormal termasuk dilaserasi.

  • Congenital Inchtyosis

Kelompok heterogen gangguan dari berbagai macam pola resesif autosomal yang diturunkan atau diwariskan dari gen atau faktor keturunan. Perkembangan membram kolodion dan mutasi gen yang tumbuh abnormal.

Kondisi ini termasuk kelainan langka yang telah menyerang 1 dari 200.000 kelahiran dimana kondisi itu dapat mempengaruhi kesehatan akar gigi atau menyebabkan pertumbuhan gigi menjadi tidak normal. Pada kasus congenital inchthyosis ketika bayi dilahirkan maka akan memiliki karakter kulit yang seperti ditarik (kencang) dan cenderung berwarna gelap.

  • Sindrom Smith Magenis

Sindrom ini adalah salah satu jenis penyakit mulut yang juga langka. Sindrom ini menyebbakan banyak gangguan, misalnya kelainan bentuk wajah, kesulitan berbicara, dan juga bentuk gigi yang abnormal.

  • Axenteld Rieger Syndrome

Sindrom ini adalah salah satu sindrom yang menyebabkan masalah pada mata dan juga bagian tubuh lain. Salah satunya adalah benih gigi dan jaringan akar gigi yang lebih kecil dari ukuran normal.

  • Herediter

Penyebab lain dari gangguan ini adalah munculnya herediter, yang merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan gigi mengalami gangguan pertumbuhan sejak kecil.

  • Kondisi Gusi

Kondisi gusi juga bisa mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan gigi. Jika gusi bengkak atau mengalami kelainan jaringan lunak maka bisa menyebabkan menculnya dilaserasi.

  1. karena laserasi atau luka terbuka pada gusi akibat benda tajam yang merobek jaringan epitel/subepitel.
  2. Akibat Kontusio atau fraktur traumatik yaitu luka yang memar yang terjadi tiba tiba akibat pukulan atau hantaman berat benda tumpul yang memicu munculnya pendarahan, pembengkakan dan peradangan akibat goresan pada lapisan kulit yang terluka.
  3. Akibat luka abrasi yaitu luka yang terjadi pada area superfisial yaitu goresan yang terdapat pada lapisan kulit yang telah mengalami luka akibat benda tajam ataupun tumpul.

Gejala Dilaserasi

Berikut ini ada adalah tanda dan gejala apabila seseorang telah terkena dilaserasi:

  • Bentuk gigi bengkok.
  • Tidak adanya kesejajaran antara satu gigi dengan gigi yang lain (tidak rata).
  • Sudut atas gigi cenderung runcing tumpul.
  • Adanya lengkungan yang berbentuk secara acak yang dapat tumbuh pada ujung akar gigi, Sepanjang antara mahkota dan akar, Pada bagian tengah gigi atau terjadi pada leher gigi.

Referensi: Penyakit Gigi Bengkok - Gejala, Penyebab, Pengobatan - Klikdokter.com
https://idnmedis.com/dilaserasi