Apa yang dimaksud dengan Difusi Identitas (Identify Diffussion)?

Difusi identitas atau identitiy diffusion merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menandakan seorang remaja yang belum pernah mengalami krisis (sehingga mereka belum pernah mengeksplorasi adanya alternatif yang berarti) atau membuat suatu komitmen.

Selain tidak mampu membuat keputusan mengenai pekerjaan dan ideologi, remaja pada status ini juga tidak menunjukkan adanya minat pada kedua hal tersebut.

Difusi identitas adalah salah satu tahapan pembentukan identitas diri menurut Olson (Yuniardi, 2010). Tahap ini terjadi jika seseorang gagal menyesuaikan diri dengan harapan dan tuntutan masyarakat. Individu tersebut tidak dapat mengembangkan dan mempertahankan persepsi mengenai dirinya sendiri dan memberikan cara-cara respon yang terkait. Olson membedakan tahap ini menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

  • Acute identity diffusion
    Bersifat sementara tapi cukup kuat pengaruhnya di dalam mematahkan pembentukan identitas diri seseorang.
  • Chronic identity diffusion
    Ketidakmampuan individu untuk menyesuaikan diri sehingga mengganggu perkembangan psikologisnya secara serius.

Marcia mengidentifikasikan eksplorasi dan komitmen sebagai dua dasar dimensi untuk mendefinisikan status seseorang dalam mencapai sebuah identitas diri. Berdasarkan kedua dimensi dasar tersebut Marcia (dalam Schwartz, 2001) mengklasifikasikan perkembangan pembentukan empat identitas diri, yaitu penyebaran identitas ( identity diffusion ), pencabutan identitas ( identity foreclosure ), penundaan identitas ( identity moratorium ), dan pencapaian identitas ( identity achievement ).

  • Identity Diffusion

Merupakan keadaan apatis yang menunjukkan tidak adanya eksplorasi dan komitmen untuk menyelesaikannya (tingkat eksplorasi dan komitmen rendah). Individu ini mengalami kebingungan dalam mencapai identitas.

Ciri-ciri individu pada status ini adalah sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar sehingga perilakunya cenderung menuju ke arah konformitas. Individu pada status ini berisiko melakukan tindakan- tindakan maladaptif seperti penggunaan obat-obatan terlarang, bulimia dan lainnya (Schwartz, 2001). Individu ini memiliki kemandirian yang rendah, harga diri yang rendah, pemalu, menunda untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan yang ada sehingga melewatkan banyak kesempatan (Kroger, 2005). Mereka juga kurang mampu untuk berpikir secara rasional. Mereka tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua sehingga kurang mendapat dukungan sosial.

  • Identity foreclosure

Identity foreclosure merupakan status identitas dari individu yang telah membuat komitmen untuk tujuan, nilai, dan keyakinan namun tanpa melalui eksplorasi (eksplorasi tidak maksimal).

Ciri-ciri individu pada status ini adalah pikirannya tidak terbuka untuk hal-hal baru, merasa puas terhadap dirinya sendiri. Individu pada status ini tidak memiliki konflik dengan keluarga sehingga memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga (Schwartz, 2001).

  • Identity Moratorium

Identity Moratorium merupakan status identitas dari individu yang sedang mengalami eksplorasi tetapi belum memiliki sebuah komitmen terhadap keputusannya.

Ciri-ciri individu yang memiliki status identitas ini adalah memiliki kemampuan untuk berpikir kritis ketika dihadapkan pada pilihan penting dalam hidupnya. Orang tua dari individu pada status ini menekankan kemandirian dalam membesarkan anak- anaknya (Kroger, 2005).

  • Identity Achievement

Identity Achievement merupakan status identitas dari individu yang telah melakukan eksplorasi pada berbagai perspektif, mempertimbangkan berbagai kemungkinan dengan bijaksana, mengambil keputusan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan dan telah membuat komitmen terhadap keputusan yang diambil. Identity achievement merupakan proses paling akhir dari pembentukan identitas. Status ini adalah yang paling matang karena memiliki pemikiran yang seimbang, pembuatan keputusan yang efektif, dan memiliki hubungan yang intim dengan keluarga.

Ciri-ciri individu yang memiliki status identitas ini adalah memiliki motivasi, harga diri, dan kemandirian yang tinggi, mampu menghadapi stres tanpa terlalu sering melakukan mekanisme pertahanan diri (Kroger, 2005).