Apa yang dimaksud dengan diet?

diet

Pola makan yang seimbang akan memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita, sehingga tubuh kita akan berfungsi dengan baik. sayangnya hal ini menjadi tantangan yang sulit terpecahkan oleh sebagian besar orang di dunia. sebuah semangat dan komitmen merupakan hal yang utama dalam diet.

1 Like

Dewasa ini, banyak definisi diet yang berkembang di masyarakat, namun sering kali terdapat salah pengertian. Definisi diet itu adalah makanan atau minuman yang secara reguler dikonsumsi; makanan yang diresepkan, diatur, atau dibatasi jenis dan jumlahnya, untuk terapi atau tujuan lain (Licker, 2002).

Sedangkan, pengertian lain menyebutkan diet sebagai asupan makanan yang disesuaikan oleh seseorang atau kelompok dalam periode waktu tertentu atau diet juga diartikan sebagai sebuah rencana atau metode untuk mengkonsumsi zat gizi untuk mewujudkan spesifikasi tertentu (Licker, 2002). Maka, dapat disimpulkan diet adalah asupan makanan yang diatur untuk tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu.

Diet berkaitan erat dengan kesehatan dalam dua cara, yaitu mempengaruhi penyakit dan sebagai salah satu perlakuan dan pengaturan ketika terdiagnosa penyakit (Ogden, 2004). Strategi diet menjadi pola pikir yang digunakan masyarakat untuk mengontrol berat badan (Malinauskas et al 2006).

Diet adalah pembatasan atau pengaturan makanan, penggunaan suplemen, atau perilaku yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah menurunkan berat badan atau hanya sekedar mengontrol berat badan untuk tujuan kesehatan.

American Dietetics Assosiation dalam Brown (2005) menyebutkan bahwa program penurunan berat badan yang sukses mencakup aktivitas fisik dan diet yang dianjurkan, serta diet yang dapat diterima sebagai diet yang aman dan dapat berlangsung lama untuk pengontrolan berat badan. Terdapat setidaknya 3 komponen dalam menurunkan berat badan, yaitu mengontrol asupan energi; terutama asupan lemak; meningkatkan aktivitas fisik; dan perubahan kebiasaan dalam jangka waktu yang lama (Wardlaw et al ., 2004).

Klasifikasi Diet

Diet dengan tujuan mengontrol berat badan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu (Berg, et al, 2007) :

Diet Sehat


Pembatasan kalori yang sehat adalah tidak mengurangi energi di luar batasan antara 800-1500 kkal/hari. Biasanya, pengurangan sebanyak 500-1000 kkal/hari dapat mengurangi berat badan sebanyak 0,5-1,0 kg/minggu dengan disertai olahraga 30 menit hampir setiap hari dalam setiap minggu (Wardlaw dan Kessel, 2002; Garrow, et al., 2004).

Diet disesuaikan dengan mengurangi makanan yang mengandung lemak dan gula. Pembatasan kalori juga dapat dilakukan dengan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat.

Hal ini dibuktikan dalam Brehm et al. (2003) bahwa diet rendah karbohidrat lebih efektif dibandingkan dengan diet rendah lemak. Diet sehat dengan membatasi lemak dan tinggi protein serta karbohidrat lebih cocok digunakan untuk penjagaan berat badan (Geissler dan Powers, 2005).

Perilaku diet yang tergolong sehat adalah dengan memperbanyak memakan sayur dan buah (Berg, et al., 2007).

Kebanyakan remaja yang gemuk menganggap dirinya memang gemuk dan melakukan usaha pengontrolan berat badan dengan cara yang yang sehat. Sebanyak 85,4% remaja putri dan 69,9% remaja putra di Amerika melakukan cara yang sehat selama satu tahun ke belakang (Neumark-Stainer et al., 2002).

Selain berdiet, usaha penurunan berat badan yang sering mendampingi adalah olah raga. Olah raga juga dilakukan untuk menjaga berat badan dan alasan kesehatan (Williams, 2002). Dengan aktivitas fisik yang mengeluarkan tambahan 200-300 kkal per hari, dapat menurunkan berat badan sebanyak 0,5 pon atau sekitar 0,225 kg (Wardlaw dan Kessel, 2002).

Berdasarkan studi yang dilakukan di Inggris, motivasi menurunkan berat badan dengan cara berolah raga ditemukan lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan pria (Grogan, 2008). Menurutnya, dengan berolah raga, wanita memiliki citra tubuh yang lebih positif. Olah raga juga dapat meningkatkan rasa penghargaan diri (Wardlaw dan Kessel, 2002).

Indikasi-indikasi diet sehat, menurut Sizer dan Whitney (2006), adalah sebagai berikut:

  1. Asupan makanan tetap mengikuti pedoman piramida makanan.

  2. Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dan menghindari makan di malam hari.

  3. Penurunan berat badan tidak boleh terlalu cepat. Tidak boleh lebih dari 2 pon/minggu agar tidak menimbulkan stress pada tubuh.

  4. Diet harus sesuai dengan kondisi individu, tidak menimbulkan rasa lelah dan lapar. Kecukupan energi dipertahankan 1200 – 1500 kkal/hari agar tidak terjadi defisiensi vitamin dan mineral.

  5. Menghindari produk-produk yang menjanjikan dapat menurunkan berat badan dengan cepat.

  6. Melakukan olahraga teratur yaitu 30 menit/ hari selama 5 hari/minggu.

  7. Setelah berat badan yang diingikan tercapai sebaiknya mempertahankan pola hidup sehat.

Berikut ini adalah jenis-jenis diet penurunan berat badan yang sehat :

  1. Diet energi rendah
    Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009) merekomendasikan diet energi rendah untuk orang yang ingin menurunkan berat badan, karena diet energi rendah merupakan diet yang bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik. Dengan menjalankan diet ini, pelaku diet dapat mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2. Dengan mengurangi asupan energi yang sesuai yaitu sebanyak 500 – 1000 kkal/hari, maka dengan diet ini akan tercapai penurunan berat badan sampai 0,5 – 1 kg per minggu.

    Dalam mempraktikkan diet ini perlu dilakukan pengurangan konsumsi energi secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kuantitas dan kualitas. Konsumsi energi yang dikurangi adalah sebanyak 500 - 1000 kkal/hari untuk menurunkan berat badan 1/5 - 1 kg/minggu. Konsumsi protein sedikit lebih tinggi dibanding konsumsi harian biasanya, yaitu 1 - 1,5 g/kg/BB/hari atau 15 - 20% dari kebutuhan energi total. Kemudian lemak tetap dikonsumsi tapi dalam ukuran sedang yaitu 20 - 25% dari kebutuhan energi total.

    Adapun sumber lemak yang cocok untuk dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi. Adapun untuk konsumsi karbohidrat sedikit lebih rendah dari konsumsi harian biasanya, yaitu 55 - 65% dari kebutuhan energi total. Karbohidrat komplek adalah sumber karbohidrat terbaik untuk dikonsumsi. Harus diperhatikan juga konsumsi vitamin dan mineral tetap harus cukup sesuai kebutuhan.

    Frekuensi makan dianjurkan tetap sama seperti biasanya yaitu 3 kali makan utama dan 2 - 3 kali makan selingan. Dan yang terakhir konsumsi air harus cukup, yaitu 8 - 10 gelas/hari (Persagi, 2009).

    Diet ini cocok untuk orang dengan IMT >25 kg/m2 sesuai dengan kemampuan dan dilakukan secara bertahap. Untuk itu perlu dilakukan konsultasi perorangan agar tercapai berat badan normal (Persagi, 2009).

    Pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 1000 Kkal/hari dengan komposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak selama 14 hari terbukti dapat menurunkan secara bermakna berat badan, IMT, persentase massa lemak, meningkatkan persentase massa bebas lemak, menurunkan rasio lingkar pinggang- lingkar panggul, respiratory quotient, kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL serum pada perempuan obes (Asiah, 2003).

  2. Diet menu berserat
    Konsumsi serat yang seimbang setiap hari mampu mengontrol badan seseorang. Ini tentunya merupakan cara yang efektif dalam mengatasi kegemukan (Sulistijani, 1999). Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi dilaporkan juga dapat menurunkan bobot badan. Makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu yang relatif singkat sehingga absorbsi zat makanan akan berkurang. Selain itu makanan yang mengandung serat relatif tinggi akan memberi rasa kenyang sehingga menurunkan konsumsi makanan. Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas (Ebookpangan, 2006)

    Dalam mempraktekkan diet jenis ini yang harus dilakukan pengurangan konsumsi gula, karbohidrat, dan lemak. Angka pengurangan tersebut antara 500 - 1000 kalori rendah di bawah kebutuhan normal. Kemudian sebaiknya meningkatkan asupan protein sedikit lebih tinggi di atas kebutuhan normal. Makanan yang dikonsumsi juga harus cukup mineral dan vitamin.

    Adapun sumber makanan berserat yang dapat dikonsumsi oleh pelaku diet berserat bisa didapatkan dari golongan biji-bijian yang masih diselimuti kulit ari, (misalnya beras tumbuk, beras merah, havermount, bulgur, dan jagung) dan dari golongan kacang-kacangan yang masih diselimuti kulit ari (seperti kacang hijau, kacang merah, kacang polong, dan kacang kedelai). Sumber lain adalah seperti roti yang kasar dan hindari makanan serat tinggi kalori seperti biskuit dan tart. Sayuran dan buah-buahan segar juga merupakan sumber makanan yang baik dikonsumsi dalam diet ini (Sulistijani, 1999).

  3. Diet rendah karbohidrat
    Diet ini bertujuan untuk mencegah lipogenesis (pembentukan jaringan lemak) dari karbohidrat. Kalori yang diberikan rata-rata 1.300 kalori. Diet ini dapat digunakan bagi obesitas derajat ringan sampai sedang. Dalam diet ini hanya perlu mengurangi asupan karbohidrat. Sumber karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah beras merah dan gandum. Akan tetapi, asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi (Persagi, 2005).

    Penelitian menunujukkan bahwa subjek yang diberikan diet rendah karbohidrat mengalami penurunan selera makan dan secara otomatis terjadi penurunan asupan total energi (Westman, 2002; Brehm, 2003). Rasa kenyang yang lebih cepat muncul terjadi selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah karbohidrat (Johnston, 2004). Selain menurunkan selera makan, diet rendah karbohidrat juga lebih memicu pengeluaran energi (Korner, 2003).

    Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Samaha dkk, terhadap 132 wanita obese yang dibagi dalam dua kelompok,satu kelompok diberi diet rendah karbohidrat dengan kalori tak terbatas sedangkan kelompok kedua diberi diet rendah lemak dengan pembatasan kalori. Hasil yang didapatkan setelah 6 bulan penelitian adalah penurunan berat badan dan pengurangan berat badan dan penurunan trigliserida lebih besar pada kelompok diet rendah karbohidrat dibandingkan kelompok diet rendah lemak.

    Penurunan berat badan pada diet rendah karbohidrat akibat penurunan selera makan terjadi karena protein yang dikonsumsi merupakan makronutrien yang paling dapat menimbulkan rasa kenyang yang cepat dengan cara menurunkan termogenesis, yang menghasilakan efek penurunan kecepatan absorsi zat gizi (Albertsson, 2005).

    Penurunan berat badan akibat diet rendah karbohidrat juga terjadi karena aktivasi dan oksidasi asam lemak. Sebuah penelitian mengenai diet tinggi protein dan rendah karbohidrat membuktikan bahwa terjadi kenaikan oksidasi asam lemak pada respondennya, oksidasi asam lemak akan menyebabkan perasaan kenyang lebih cepat ( Johnston, 2004).

  4. Diet rendah lemak
    Metaanalisis menunjukkan terdapat hubungan yang tergantung pada dosis antara penurunan asupan lemak dan penurunan berat badan. Untuk tiap 1% penurunan energi dari lemak terdapat penurunan 0,28 kgBB. Bila hanya fokus asupan lemak tanpa menghitung kalori, tampaknya tidak banyak mengurangi berat badan (Suwandani, 2010).

  5. Diet tinggi protein
    Diet tinggi protein mengandung lebih dari 20% protein dari total energi yang dikonsumsi, sedang karbohidrat kurang dari 40% dari total energi. Contoh diet Atkins. Protein tinggi, diet rendah kalori akan memicu ketogenesis dan menurunkan berat badan karena kekurangan cairan, selain keton akan menekan nafsu makan. Keadaan ini akan menurunkan asupan kalori sebagai faktor yang menginduksi penurunan berat badan (Suwandani, 2010).

Diet Tidak Sehat


Perilaku diet yang tergolong tidak sehat di antaranya adalah berpuasa atau tidak makan di luar niat ibadah, memakan sangat sedikit makanan, melewatkan salah satu atau beberapa waktu makan, dan lebih banyak mengkonsumsi rokok.

Tingkat kejadian melewatkan waktu makan meningkat pada remaja yang matang (Brown, 2005). American School Health Assosiation dalam Brown 2005 bahkan menyebutkan bahwa hanya sebanyak 29% remaja putri yang sarapan setiap harinya. Hal ini menunjukan sarapan sering dilewatkan oleh remaja putri di Amerika. Hal ini tentu tidak sehat karena melewatkan sarapan dapat menurunkan secara drastis asupan energi, protein, serat, kalsium, dan asam folat karena tidak memakan makanan yang biasa dikonsumsi pada saat sarapan (Brown, 2005).

Selain itu, menggunakan makanan pengganti atau minuman khusus seperti bubuk khusus, biskuit khusus, atau minuman lainnya juga dikategorikan sebagai perilaku tidak sehat (Berg et al., 2007; Neumark-Stainer et al., 2002). Perilaku mengganti makanan dengan bubuk khusus atau makanan pengganti lainnya ini dirancang untuk orang yang bertubuh gemuk. Jika diterapkan kepada orang yang normal atau kurus tentu akan berbahaya. Ogden (1992) dalam Grogan (2008) mengatakan bahwa diet ini akan menjadi membosankan sehingga kebanyakan akan menyerah sebelum merasakan hasilnya dan hasilnya pun akan gagal.

Perilaku diet yang tidak sehat sering dilakukan oleh para remaja. Perilaku diet yang tidak sehat ini juga dapat diakibatkan oleh frekuensi diet yang sering (Bayyari, 2010).

Indikasi-indikasi diet tidak sehat, menurut Sizer dan Whitney (2006), adalah sebagai berikut:

  • Membatasi frekuensi makan, atau sengaja melewatkan salah satu waktu makan seperti sarapan dan makan malam.

  • Membiarkan tubuh lapar dengan tujuan menurunkan berat badan.

  • Puasa diluar ibadah.

  • Asupan energi harian dibawah 1000 kkal.

Berikut ini adalah jenis-jenis diet penurunan berat badan yang tidak sehat :

  1. Diet OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet)
    Diet OCD adalah suatu teknik diet baru oleh seorang mentalist Indonesia- Deddy Corbuzier. Teknik diet ini disebut Obsessive Corbuzier‟s Diet (OCD). Teknik diet ini banyak menyita perhatian masyarakat dan bahkan mulai menjadi tren diet masa kini. Diet ini memiliki prinsip diet yang berbeda dengan prinsip diet yang lainnya. Ia memperkenalkan cara-cara baru untuk melakukan diet seperti, puasa, tidak sarapan, jendela makan, dan olahraga ketika perut kosong.

    Cara-cara baru ini sudah barang tentu menyebabkan munculnya kontroversi di masyarakat, mengingat cara-cara tersebut sangat ekstrim dan berbeda dengan cara-cara lama yang sudah dikenal dan diyakini oleh masyarakat, misal sebelumnya mereka yakin bahwa sarapan pagi penting untuk kesehatan, tiba-tiba dengan diet OCD sarapan menjadi sama sekali tidak penting.

    Salah satu keunikan pada diet ini adalah istilah jendela makan. Jendela makan adalah kegiatan yang harus dilakukan seperti kita melakukan puasa. Pelaku diet mengatur jam-jam boleh makan, tetapi tetap bisa makan apapun yang dikehendaki. Puasa yang dimaksud disini adalah tidak makan kalori apapun ketika melakukan program ini. Pelaku program ini tidak dianjurkan untuk sarapan di pagi hari, tidak boleh mengkonsumsi buah, susu, dan lainnya selama berpuasa. Akan tetapi masih diperbolehkan minum air putih, the tanpa gula. Ini merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan program diet OCD. Kalau tidak program diet pun akan gagal.

    Menurut Corbuzier (2013), terdapat empat jenis jendela makan dalam teknik diet OCD. Keempat teknik tersebut adalah:

    • Puasa selama 16 jam, waktu untuk makan 8 jam. Pada teknik ini, pelaku diet berpuasa ala OCD selama 16 jam. Namun pada saat tiba waktu makan, pelaku diet OCD hanya boleh makan sebanyak 3 kali, tetapi harus dalam porsi normal. Misalkan, seorang pelaku diet OCD memulai jendela makan dari pukul 12 siang sampai pukul 8 malam, selama 8 jam tersebut dia diperbolehkan makan apapun, namun setelah pukul 8 malam sampai pukul 12 siang keesokan harinya dia harus berpuasa;

    • Puasa selama 18 jam, waktu untuk makan 6 jam. Untuk program OCD yang kedua ini, pelaku program diet harus menahan lapar selama 16 jam, dan diberikan waktu makan selama 6 jam. Misalkan pelaku program diet memulai puasa pukul 6 sore, maka ia baru boleh makan pukul 12 siang keesokan harinya;

    • Puasa selama 20 jam, waktu makan 4 jam. Ketika pelaku program diet memutuskan untuk menggunakan jendela makan jenis ini, maka otomatis waktu untuk makan menjadi semakin berkurang. Hanya 4 jam waktu yang dibolehkan untuk makan, sisanya adalah waktu untuk berpuasa. Misalnya seorang pelaku diet OCD ingin mulai jam makannya pukul 6 sore hari, maka ia diperbolehkan makan pukul 2 siang keesokan harinya;

    • Puasa selama 24 jam.

    Di antara keempat jenis jendela makan dalam program diet OCD, jenis jendela makan inilah yang dirasa paling berat. Pelaku diet OCD hanya diperbolehkan makan sekali sehari. Misal ia puasa mulai pukul 12 siang, maka ia baru boleh makan pukul 12 siang keesokan harinya. Puasa 24 jam ini sebaiknya dilakukan dua kali seminggu, dengan mengkonsumsi makanan yang sewajarnya.

    Cara cepat turunkan berat badan ala Deddy Corbuzier ini adalah dengan cara meningkatkan Human Growth Hormone (HGH) dalam tubuh manusia. Para pakar medis menyebut HGH sebagai hormone pertumbuhan karena berfungsi mengontrol dan memelihara banyak fungsi dalam tubuh. HGH meningkat pada saat puasa, metode ini menurunkan berat badan ke porsi yang seharusnya.

  2. Diet Mayo
    Diet mayo adalah sebuah program penurunan berat badan yang diperkenalkan oleh situs kesehatan terkenal asal Amerika, Mayo Clinic. Prinsip dari diet mayo adalah mengonsumsi kelompok makanan yang berada di level bawah dan mengurangi konsumsi makanan yang berada si level atas. Jadi. Diet mayo adalah diet yang berfokus pada konsumsi sayuran dan buah-buahan diikuti dengan pengurangan konsumsi karbohidrat, lemak, dan gula (Sanjaya, 2015).

    Sanjaya (2015) menambahkan sekarang ini banyak beredar artikel diet mayo yang menyarankan diet tanpa konsumsi garam dan karbohidrat dalam menu makanan. Prinsip ini tentu saja salah, karena tubuh kita membutuhkan takaran gizi yang seimbang. Selain itu diet mayo membatasi asupan kaloru hanya 500 – 800 kalori per hari.

Diet Ekstrim


Perilaku diet yang tergolong ekstrim di antaranya adalah mengkonsumsi pil diet, memuntahkan makanan dengan sengaja, menggunakan obat laksatif, dan menggunakan obat diuretik. Obat diet sangat merugikan kesehatan (Brown, 2005).

Perilaku seperti ini bersamaan dengan pembatasan makanan yang ketat dibarengi dengan episode binge, telah dapat dikategorikan ke dalam peyimpangan perilaku makan (Ogden, 2010).

Komplikasi medis akibat penggunaan obat laksatif adalah dapat menyebabkan kerusakan fisik dan saraf permanen, seperti dehidrasi, kram perut, kram otot, ketidakseimbangan elektrolit yang dapat mempengaruhi kerja saraf. Selain itu, dalam perkembangannya, jika perempuan yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna berisiko untuk melahirkan bayi berberat badan rendah (Arisman, 2010).

Pil diet yang dikonsumsi digunakan untuk menstimulus penurunan berat badan melalui menekan nafsu makan atau menghambat metabolisme (Dwyer et al., 2005). Selain itu, pil diet menyebabkan mual, konstipasi, dan kegelisahan (Reba-Harrelson, 2008).

Indikasi-indikasi diet ekstrim, menurut Sizer dan Whitney (2006), adalah sebagai berikut:

  1. Memuntahkan kembali makanan segera setelah mengonsumsinya.

  2. Mengonsumsi obat laksatif/pencahar dengan tujuan menurunkan berat badan.

  3. Mengonsumsi obat diuretik (obat untuk meningkatkan laju urin) dengan tujuan menurunkan berat badan.

  4. Mengonsumsi pil diet diluar anjuran dokter.

Bahaya dari mempraktikkan diet ekstrim adalah lemah konsentrasi, mengalami gangguan tidur, periode menstruasi terganggu, retardasi pertumbuhan fisik dan seksual, meningkatnya penggunaan rokok, alkohol dan obat-obatan serta 8 kali lebih beresiko mengalami perilaku makan menyimpang. Kasus perilaku makan menyimpang yang umum terjadi adalah :

  1. Anorexia Nervosa
    Menurut Wardlaw (1999) anorexia nervosa adalah suatu bentu perilaku makan menyimpang, umumnya sisi psikologis penderita sudah mengalami distorsi citra tubuh yang berasal dari berbagai macam tekanan sosial sehingga berdampak pada perilaku makan atau tindakan menolak rasa lapar dan melaparkan diri.

    Menurut Brown (2005) anoreksia nervosa adalah suatu keadaan dimana penderitanya, biasanya perempuan, menolak untuk makan dalam jumlah yang cukup untuk memelihara berat badan yang normal sesuai dengan tinggi badannya.

    Berdasarkan American Psychiatric Association dalam Brown (2005) seseorang dikatakan mengalami anorexia nervosa jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

    • Timbulnya rasa takut jika berat badan mengalami kenaikan, dan tetap merasa gemuk walaupun tubuhnya dalam kondisi kurus.

    • Menolak menjaga berat badan pada atau di atas batas minimal berat badan untuk usia dan tinggi badan, penderita masih bercita-cita menjadi lebih kurus dari IMT normal.

    • Terjadi gangguan psikologis, menganggap kondisi kurus merupakan hal yang wajar dan merupakan bentuk tubuh yang ideal, anggapan seperti ini membuat penderita menyangkal kondisi kurus merupakan masalah yang serius.

    • Mengalami gangguan haid (amenorrhea), tidak haid selama 3 kali siklus haid, berlaku bagi penderita yang sudah mengalami haid dan belum memasuki masa menopause.

  2. Bulimia Nervosa
    Pengertian bulimia nervosa adalah suatu perilaku makan menyimpang dimana penderitanya makan dengan jumlah yang sangat banyak yang dimakan dalam satu waktu (binge eating) kemudian diikuti dengan perilaku purging (dengan memuntahkan makanan, penggunaan laksatif, diuretis, enema dan perilaku kompensasi lainnya) (Wardlaw,1999).

    Menurut American Psychiatric Association dalam Brown (2005), seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa, jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

    • Mengalami episode binge eating yang berulang kali. Episode tersebut yaitu makan dengan porsi makan yang lebih banyak dibandingkan ukuran normal orang lain dengan periode yang tetap (contoh: setiap 2 jam) dan timbulnya perasaan tidak dapat mengendalikan nafsu makan atau tidak dapat menghentikan makan.

    • Melakukan perilaku kompensasi yang tidak sehat (penggunaan laksatif, diuretis, enema, muntah dengan sengaja, puasa, latihan fisik berlebihan), hal ini dilakukan secara berulang kali supaya berat badan tidak naik.

    • Rata-rata episode binge eating dan perilaku kompensasi lainnya dilakukan setidaknya dua kali seminggu dalam tiga bulan. Penderita lebih cenderung merasa bersalah terkait dengan berat badan dan bentuk tubuhnya, mereka mengevaluasi diri dengan memperhatikan bentuk tubuh.

Diet berasal dari kata Romawi yang berarti “gaya hidup”. Akan tetapi masyarakat sudah beranggapan jauh dari pengertian diet itu sendiri. Konsep diet yang benar
haruslah aman. Diet hanya mengacu pada nutrisi yang didapatkan setiap hari. Ada beberapa diet yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik, tidak hanya digunakan untuk proses penurunan berat badan, namun diet digunakan juga untuk menjaga kesehatan tubuh seorang pasien walaupun pasien tersebut tidak mengalami obesitas. Ada program diet bagi penderita obesitas yang rendah karbohidrat dan tinggi protein (Nam-Seok Joo, 2011).

Menurut Amirta(2007) diet yaitu pengaturan pola makan yang sesuai dengan tujuan seseorang melakukan pengaturan makan tersebut. Bila pengaturan pola makan tersebut bertujuan untuk menurunkan berat badan maka total asupan makanan diatur agak lebih kecil dari yang dibutuhkan sehingga terjadi penurunan berat badan. Sedangkan menurut Sandjaja dkk (2009) dalam kamus
Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan dan minuman yang dilarang, dimodifikasi atau diperbolehkan dengn jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.

Oleh sebab itu diet dapat di definisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan yang bertujuan untuk memperoleh berat badan yang ideal. Seiring berkembangnya ilmu, dewasa ini diet mempunyai banyak jenisnya dari diet rendah kalori, diet jantung, diet rendah gula, diet atkins (redah garam), The Sugar Busterndiet, Dairy Free Diet, hinga South Beach diet.

Berikut macam-mcam diet dan definisinya akan di rangkum di bawah ini:

  1. Diet Rendah kalori tinggi protein
    Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsi beras merah atau roti gandum. Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun lemak tidak terlalu tinggi.

  2. Diet berdasarkan Golongan Darah
    Diet golongan darah ditemukan oleh Adamo & Whitney (2002) penulis “Eat Right for Your Type”. Menurutnya reaksi kimia terjadi antara darah dan makanan yang dimakan. Reaksi ini merupakan bagian dari warisan genetik. Reaksi ini disebabkan oleh faktor yang disebut lectin. Lectin dan beragam protein yang di temukan dalam makanan memiliki sifat aglutinasi yang mempengaruhi darah. Jadi ketika makan makanan yang mengandung lectin protein tidak cocok dengan tipe antigen darah, maka lectin mulai mengaglutinasi sel-sel darah dan ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dari sinilah konsep diet golongan darah bermula. Dibawah ini adalah tipe diet berdasarkan golongan darah :

    • Diet Golongan darah O
      Golongan darah O merupakan golongan darah yang pertama kali muncul pada manusia. Pemilik golongan darah O cenderung memiliki kadar asam lambung yang tinggi hingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, pemilik golongan darah O disarankan untuk menghindari semua produk susu, seperti susu, keju dan yogurt. Sangat disarankan meminum teh hijau secra teratur. Selain itu juga disarankan mengkonsumsi protein hewani dan banyak berolahraga. Penting diketaui, golongan darah O adalah pemakan daging. Kadar asam lambung yang tinggi mempermudah mencerna daging (Rosmala, 2007).

    • Diet golongan darah A
      Secara biologis, golongan darah A rentan terhadap penyakit jantung, kangker dan diabetes. Makanan yang alami, segar, murni dan organik sangat cocok untuk golongan darah A. Jika daging baik untuk metabolisme golongan darah O, maka untuk golongan darah A sebaliknya. Susu juga kurang dapat dikonsumsi oleh pemilik golongan darah A, semua itu dikarenakan memiliki kadar asam lambung yang rendah. Oleh karena itu golongan darah A disarankan menjadi vegetarian (Rosmala, 2007).

    • Diet golongan darab B
      Jika pemilik golongan darah B mengikuti pola makan yang baik maka akan terhindar dari penyakit, seperti diabetes dan penyakit jantung serta dapat memperpanjang umur. Kunci utama diet golongan datah B adalah tidak mengkonsumsi jagung, kacang, gandum, dan biji wijen. Dibandingkan dengan golongan darah lainnya, golongan darah B dapat makan dan minum segala produk susu karena tidak menyebabkan kegemukan.

    • Diet golongan darah AB
      Seperti golongan darah B, golongan darah AB harus menghindari kacang merah, jagung dan mie jepang yang bereaksi pada menurunnya kadar insulin. Golongan darah AB bebas mengkonsumsi produk susu dan olahannya. Sayuran segar dan tahu sangat penting untuk mencegah kanker dan penyakit jantung. Oleh karena itu pastikan sayuran dan tahu selalu ada dalam menu makan.

  3. South beach diet
    South beach diet ditemukan oleh dokter ahli jantung Arthur Agatston. Agaston menganjurkan para pasiennya untuk menurunkan berat badan demi kesehatan jantung mereka, tapi semua program diet ternyata terlalu sulit dijalankan atau pembatasannya terlalu ketat. Beberapa di antaranya sangat berbahaya. Jarang sekali orang sanggup tetap patuh pada program rendah-lemak untuk jangka
    panjang. Dan program diet menjadi tak ada gunanya jika orang tidak bisa mematuhinya.

    Pola diet ini dibagi menjadi 3 fase, fase pertama Berlangsung 14 hari. Merupakan fase yang paling ketat namun berat badan akan turun sebanyak 4-7 kg dalam keadaan tubuh tetap segar dan sehat. Fase ini bertujuan menghentikan kecanduan akan camilan manis dan camilan karbohidrat, meningkatkan fungsi tubuh dalam memproses gula dan pati, memperbaiki kadar gula darah, produksi
    insulin, dan kadar kolesterol darah.

    Aturan mainnya adalah Protein hewani rendah lemak: has dalam (tenderloin) atau has luar (sirloin) tanpa lemak, gandik, dada atau paha ayam tanpa kulit, semua jenis ikan dan hidangan laut. Hindari protein hewani olahan: corned beef, sosis, bakso, chicken nugget, ikan kaleng, ikan asin, telur asin. Protein nabati yang masih boleh dikonsumsi: tahu, tempe, susu kedelai, kacang-kacangan (yang kering/rebus, kacang merah, kacang tolo, kacang kedelai), tetapi dibatasi karena mengandung karbohidrat lumayan tinggi. Karbohidrat yang harus dihindari: nasi, mi, pasta, roti, keripik, sereal, havermut, singkong, ubi, talas. Belum di perbolehkan konsumsi susu dan produk susu (keju, es krim). Minyak yang di perbolehkan minyak jagung, minyak kedelai, minyak kanola, minyak zaitun, minyak biji bunga matahari, dan minyak wijen. Hampir semua jenis buah sayuran boleh dikonsumsi, kecuali yang memiliki indeks glikemik tinggi seperti wortel, jagung muda, jagung manis, kentang, nangka muda, dan labu kuning. Semua bumbu boleh digunakan kecuali yang instant seperti kecap, saus botolan, terasi, vetsin.

    Fase kedua. Dalam fase 2 ini, pengaturan makan agak lebih longgar dan berat akan turun sekitar 0.5 – 1 kg setiap minggunya. Bertujuan memperbaiki kadar kolesterol darah dengan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Selain itu, tubuh akan mampu memproses karbohidrat dengan baik selama yang disantap karbohidrat baik dan dalam takaran tidak berlebihan. Makanan yang diperbolehkan dikonsumsi dalam Fase 2 sama dengan dalam Fase 1 ditambah karbohidrat, buah, dan susu. Tambahan makanan yang diperbolehkan Menyantap karbohidrat, tetapi karbohidrat baik seperti nasi beras merah, nasi beras tumbuk, roti atau pasta gandum berkulit ari (whole wheat), havermut kasar (bukan yang instant!). Kentang diperbolehkan asalkan dibakar atau dipanggang. Buah yang mempunyai indeks glikemik rendah sampai sedang (apel, anggur, pepaya, jeruk, jambu, duku, salak, belimbing, dan mangga) dalam porsi terbatas tiga kali sehari. Buah dengan indeks glikemik tinggi (pisang, nanas, semangka, manisan buah kering, buah kalengan, kurma, prune) sangat tidak disarankan. Begitu juga madu dan selai. Susu dan produk susu rendah lemak tanpa gula, tanpa pewarna, tanpa esens.

    Fase yang ke tiga akan dijalani seumur hidup karena demikianlah pola makan anda seterusnya. Tidak ada pantangan dalam fase terakhir ini, asalkan anda makan dalam porsi normal tidak berlebihan. Namun begitu berat badan naik sebanyak 1 kg, anda dianjurkan untuk kembali ke fase 1. Bermanfaat mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung. makan normal dalam porsi yang normal, dengan batasan pilihan bahan makanan sesuai aturan south beach diet. Pola makan dalam fase ini akan mempertahankan berat badan yang dengan susah payah sudah anda capai, bila dilaksanakan terus-menerus akan menjadi bagian gaya hidup.