Apa yang dimaksud dengan Debt Burden Ratio (DBR)?

Debt Burden Ratio

Beban Hutang atau Debt Burden adalah biaya pembayaran hutang. Bagi konsumen, ini adalah biaya pembayaran bunga atas hutang. Beban hutang akan semakin tinggi untuk pinjaman dengan bunga tinggi. Debt Burden Ratio (DBR) atau rasio beban hutang adalah rasio total pinjaman bulanan atau pembayaran bulanan lainnya terhadap total pendapatan individu.

Referensi

Black, John. (1997). Dictionary of Economics-Oxford University Press. New York: Oxford University Press

Apa itu DBR?
Rasio beban hutang dalam bahasa inggris disebut debt burden ratio atau DBR adalah perbandingan antara total beban hutang atau pinjaman perbulan dengan seluruh pendapatan bulanan. Rasio ini digunakan oleh Bank pemberi kredit sebagai acuan dalam proses pengajuan pinjaman untuk melihat kemampuan nasabah dalam proses pembayaran pinjaman cicilan setiap bulan.

Bagaimana cara menghitung DBR?
Perhitungan DBR sebenarnya sangatlah sederhana. Ini dapat dilakukan oleh siapapun yang membutuhkannya. Perhitungan ini dapat dilakukan sendiri oleh nasabah apabila nasabah memiliki gambaran yang jelas terhadap aset yang kelola dengan total liabilities (total kewajiban).
Formula dari DBR adalah total kewajiban (hutang) dibagi dengan total penghasilan bulanan.

DBR = (Total Hutang Bulanan)/Total Penghasilan Bulanan) x 100

Contoh : Mr. X memiliki penghasilan bulanan sebesar Rp12.000.000 dengan total hutang adalah Rp.4.000.000 dengan rincian:

  • Cicilan KPR sebesar Rp2.000.000
  • Cicilan Motor sebesar Rp1.000.000
  • Utang dan cicilan lainnya Rp1.000.000
DBR Mr. X = (Rp4.000.000/Rp12.000.000) x 100%* = **33%**

Jadi rasio beban hutang Mr. X adalah sebesar 33%, maka Mr. X berpeluang untuk mendapatkan pinjaman dari bank karena biasanya besaran DBR di bank adalah 40% meskipun sebenarnya besaran nilai DBR tiap bank berbeda-beda sesuai dengan kebijakan masing-masing.

Mengapa Penting Menghitung DBR?
Mengetahui nilai DBR, berarti membantu untuk mengetahui kesehatan manajemen keuangan seseorang. Manajemen keuangan yang baik tentu saja akan membantu agar seseorang tidak mengalami kesulitan keuangan yang akan berdampak pada kesehatan mental karena stress saat memiliki hutang dimana-mana. DBR juga indikator yang dihitung oleh bank ketika akan memutuskan memberikan pinjaman kepada nasabah. Berikut adalah beberapa kategori DBR yang dipertimbangkan oleh bank.

  1. Nilai DBR dibawah 20%

Nilai ini merupakan nilai yang paling ideal yang menunjukkan kesehatan keuangan seorang nasabah. Besaran nilai hutang dianggap masih sehat dan layak. Apabila nilai DBR nasabah berada pada kisaran ini, maka peluang untuk pengajuan pinjaman disetujui sangatlah besar.

  1. Nilai DBR antara 20-35%

Nilai ini juga dianggap masih sehat oleh perbankan, jadi masih ada peluang untuk pengajuan pinjaman diterima. Tetapi lebih baik untuk melakukan penghematan agar memperbaiki status kelayakan kredit.

  1. Nilai DBR antara 36-40%

Nilai ini menggambarkan bahwa keuangan sudah mengalami krisis ringan. Pada nilai dbr sebesar ini, peluang untuk pengajuan pinjaman di perbankan akan dianalisis secara ketat oleh perbankan. jadi kecil kemungkinan pinjaman perbankan diterima.

  1. Nilai DBR antara 41-50%

Pada posisi ini, kemungkinan untuk pinjaman cair tidak ada lagi. Atau bisa dikatakan bahwa nasabah akan otomatis mengalami penolakan saat melakukan pengajuan. Ini menanda manajemen keuangan yang buruk. Jika berada pada posisi ini, harap hati-hati karena bisa jadi dalam waktu dekat akan mengalami kesulitan keuangan. Cobalah untuk memperbaiki manajemen keuangan sendiri

Jika nilai DBR bahkan lebih tinggi dari yang sudah disebutkan diatas maka perlu untuk konsultasi kepada konsultan manajemen keuangan yang profesional agar dapat mengatasi masalah tersebut.